Kamis, 28 Mei 2009

semangat hidup

Kejarlah impian Anda!
Menjadi apapun impian Anda, hal itu adalah sebuah kesempatan, maka jika impian itu adalah kesempatan, Lakukanlah.
Pergi, kejar, bekerja keras dan bergembiralah dengan impian itu.
Sungguh dengan modal keberanian dan kemauan mengejar impian itu maka kemungkinan mewujudkan impian menjadi kenyataan akan lebih mudah terlaksana.
Memang hal ini tidak gampang tetapi yakinlah dengan keberanian dan kemauan semua akan terasa mudah.
Sekali lagi hidup harus memiliki impian.
Yah dengan impian hidup akan semakin hidup.
Beberap hari ini, saya menerima telp dari dokter yang ingin melanjutkan ke program spesialis tetapi rekan itu mengalami hambatan karena tidak diterima pada test yang dilakukan.
Rekan itu merasa resah dengan hasil test yang ada karena secara kemampuan dokter itu ada baik kemampuan "ilmu" maupun kemampuan 'finansial'.
Dokter itu mengatakan," yang membuat gagal adalah karena yang diterima adalah 'titipan' dari orang dalam dan masih adanya rasis dalam penerimaan calon spesialis".
Saya tidak paham dengan "liku-liku" masuk program spesialis di kedokteran itu tapi hanya satu jawaban yang selalu saya berikan pada mereka yang mengalami kebimbangan ini," Anda layak menjadi spesialis dan Anda bisa menjadi spesialis hanya tempatnya yang kita tidak tahu dimana karena Anda memiliki kemampuan itu baik kemampuan secara akademik ataupun kemampuan finansial. Percaya dan yakinlah kalau Anda pasti akan mencapai impian Anda menjadi spesialis".
Tambah saya," percayalah kepada Allah, Ia pasti akan menolong Anda".
Kepercayaan yang didasarkan pada kemampuan serta usaha tiada henti pasti akan membuahkan hasil yang baik, karena bahkan ada seorang dokter residen yang pernah dulu mencoba ikut ujian sampai lima kali baru yang kelima diterima.
Usaha yang terus dilakukan dengan kepercayaan akan melahirkan semangat batu untuk mewujudkan impian itu.
Namun banyak orang yang merasa gagal setelah satu atau dua kali ikut ujian dan mereka merasa jalan mereka telah tertutup.
Ini memang tidak sepenuhnya salah hanya kurang tepat dalam mengejar impian.
Sesungguhnya keberhasilah mewujudkan Impian hanya ada dalam diri mereka yang tidak mudah menyerah dan berani terus berusaha dalam hidupnya.
Berusaha untuk maju dan berusaha menggapi apa yang memang kadang belum kelihatan.
Semoga kita adalah orang-orang yang mau terus berjuang dalam hidup untuk menggai impina hidup kita.
Hiduplah seperti air yang terus menetes sampai mampu menembus kerasnya bongkahan batu.
Kekuatan sekecil apapun kalau terus menerus dilakukan akan mampu menghancurkan kerasnya batu,
Sama seperti kegigihan bangsa israel dalam mengitari menara babel.
Tugu itu bisa roboh karena keberanian dan keuletan mereka terus bergerak mengitari menara itu.
Sama seperti impian pasti akan terkabul kalau hidup mau terus mempeerjuangkannya.
jangan menyerah karena adanya halangan dan kesulitan karena sebenanrya ketika sebenarnya atelah disediakan jalan yang lebih indah dan mulus setelah hidup mampu melewati kesulitan dan halangan itu.
Salam dalam cinta menggai impian dalam hdiup.
petrusp.

Selasa, 26 Mei 2009

Misteri Ilahi.

Siapa yang memelihara kebaikan dan cinta kepada Allah dalam dirinya,
maka cinta itu akan menjaganya sampai kapanpun hingga hidupnya tidak akan kekurangan walaupun mengalami kesulitan,
Orang demikian yang dipilih untuk memelihara kebaikan dan cinta kepada Allah itu kadang berasal dari tempat yang tidak terpahami.
Ia kadang bukan orang suci, hebat, baik dan terkenal yang berasal dari tempat terhormat TAPI dari orang berdosa yang berasal dari tempat yang dipandang "kotor" oleh dunia namun masih memiliki cinta dan kebaikan.
Sungguh misteri ini sulit untuk dipahami, jadi dalam hidup kita jangan pernah menyerah dan kecil hati karena berdosa tapi tumbuhkan kebaikan dan cinta kepada Allah, hidup pasti akan berkenan dihatiNya.
Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan rekan jauh yang lama tidak ketemu.
Rekan itu bercerita kepada saya akan pengalaman hidupnya.
Hidupnya ada dalam dua persimpangan yang tidak mudah yaitu karena "kesalahannya" ia memiliki hubungan dengan perempuan lain selain isterinya.
Saat ini dimana segalanya sulit dan hubungan ia dengan isterinya menjadi jauh karena ia sudah tidak bisa memberikan banyak kemudahan kepada isterinya dan setiap hari ia tidak tahan dengan keadaan rumah tangga itu disatu sisi perempuan yang selama ini menjadi simpananya yang dulu ia "temukan" di tempat yang dipandang orang kotor ternyata memiliki hati yang "lebih" dibanding isterinya.
Perempuan itu sewaktu ingin diputuskan hubungannya karena ia telah tidak memiliki yang untuk diberikan padanya, ternyata perempuan ini malah mengembalikan uang yang selama ini diberikan padanya sebagai modal dan meminta ia kembali pada isteri pertama dengan anak-anaknya.
Teman itu mengalami persimpangan jalan akan keadaan ini.
Isterinya pertama "menjadikan" dirinya beban pada saat seperti ini namun perempuan "simpananya" memperlakukan dirinya luar biaa dengan memintanya kembali pada isteri pertama dengan memberi modal dari uang yang selama ini diberikan padanya.
Perempaun kedua ini ternyata menabung uang pemberiannya dan mengembalikan uang itu pada saat ia sedang mengalami masa sulit dalam hidupnya.
Apa yang harus diambil dalam keadaan demikian????
Tidak mudah dan sayapun tidak paham dengan keadaan demikian.
Menurut aturan pasti ia harus kembali pada isteri pertama namun dalam "cinta dan kebaikan" perempuan simpanan itu memiliki perhatian lebih dalam kehidiupannya terutama saat-saat yang demikian tidak mudah bahkan perempuan kedua ini merelakan uang yang selama ini diberikan padanya sebagai modal usaha serta kembali pada isteri pertama.
Hati penuh cinta dan kebaikan yang luar biasa dari seorang perempuan simpanan yang berasal dari tempat yang orang bilang "kotor" tidak ada kebaikan disana.
Inilah misteri Allah.
Kebaikan dan cinta itu tumbuh dari tempat yang sangat tidak disangka-sangka.
Pandangan banyak orang, isteri simpanan adalah "pemeras" dan hanya sebagai "benalu" yang hanay mau mengambil untung dari setiap hubungan yang dilakukan.
Namun perempuan kedua ini sungguh walaupun hanya sebagai simpanan ia memiliki kebaikan dan cinta yang luar baisa.
Memang perempaun ini tetap sebagai perempuan "berdosa" karena ia adalah "orang ketiga" dalam keluarga dan ia adalah "noda" dalam kehidupan ini.
Namun kebaikan dan cintannya mengalahkan hubungan kekeluargaan yang resmi secara kelembagaan karena secarik surat yang telah dilegalkan.
Inilah keadaaan yang sulit dipahami.
Maka dari hal demikian,
Tak boleh hidup langsung menghakimi kalau tempat kotor selalu menghasilkan hal yang kotor.
Tempat kotor ternyata ada benih kebaikan dan cinta yang luhur walaupun tetap berkecimpung dengan lumpur kekotoran dosa.
Maka memberi ruang pada "kekotoran" ini adalah lebih bijaksana dalam kehidupan ini.
Saya ingat dengan pepatah yang mengatakan ," di dalam air yang jernih tidak ada ikannya, maka jangan memancing disana".
Ini mengandaikan kalau dalam kekotoran dan kedosaan masih ada "rahmat" yang tersembunyi asalkan ada keterbukaan akan kebaikan dan cinta kepada Allah.
Dari kaadaan yang demikian inilah bentuk dari "keberadaan" kita apapun adanya bukan sebuah jaminan akan keadaan nanti yang kita tidak tahu, terutama keadaan yang lansung dalam pengadilan Allah yang paham dan tahu benar keadaan diri kita.
Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan ini.
Mereka yang hidup seolah dalam tembok "kesucian" dengan upacara dan penampilan laur kadang tidak menjamin akan keperpihakan kepada Allah secara nyata.
Mereka hanya tinggal disana kadang hanya "kedok" akan kekerdilan dirinya karena merasa sudah lebih dibandingkan yang lain.
Sedangkan yang kadang hidup dalam keamburadulan tidak karuan serta selalu dicap tidak baik ternyata malah memiliki hati yang lebih peka dan mencintai Allah dengan selalu mampu berbuat baik dalam setiap kesempatan.
Ini juga sama dengan sebuah cerita yang pernah saya dengar.
Ada sekelompok orang naik kapal pesiar.
Semua orang di kapal itu kasar, jahat kepada tukang masak dan mereka selalu mempersulit gerak tukang masak di kapal itu.
Setiap hari tukang masak yang diam, alim, suci banyak doa dan penurut itu diperlakukan tidak adil.
Dalam sebuah kesempatan pesta yang indah kesadaran penumpang kapal itu ada maka para penupang kapal itu menyadari kesalahanya dan meminta maaf kepada tukang masak itu.
Mereka menangis kerena telah berlaku tidak baik pada tukang masak itu .
Ternyata permintaan maaf itu membuat tukang masak menangis keras dan ia semakin merasa bersalah.
Setelah ditanya mengapa tukang masak merasa bersalah dan menangis sangat histeris,
Tukang masak menjawab," saya meminta maaf karena sebenarnya makanan yang setiap hari saya hidangkan adalah makanan yang saya campur dengan sedikit racun agar dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kanker".
Pernyataan tukang masak itu mengetarkan dan mengejutkan semua penumpang kapal itu.
Ternyata dalam kehidupanya yang baik, alim, suci banyak doa dan tenang ternyata tukang masah itu menyimpan kejahatan yang lebih besar dibandingkan perlakuan penumpang kapal itu.
Inilah potret hidup yang kadang tidak kita tangkap karena gamabrnya hanay hitam putih.
Kita tidak bisa menilai dari laur akan kehidupan ini,
Kedalaman hati adalah penilaian yang paling "murni" dan benar dan hanya Allah yang tahu semua itu.
Maka sebuah hal yang sangat sulit bagi saya untuk memberikan saran terbaik peda teman itu dengan keadaan yang sedang dialaminya.
Sulit dan tidak mudah untuk kembali ke isteri pertama dan meninggalkan perempuan kedua atau meninggalkan isteri pertama untuk perempuan kedua.
Hukum jelas berbicara harus kembali pada perempuan pertama namun adil dan benarkah dengan keadaan yang demikian ini pada perempuan kedua???
Rekan itu sendiri yang harus memutuskan, memang ia bukan orang katolik jadi lebih mudah memberikan keputusan dalam hidupnya.
Norma katolik memang berbeda dengan norma keyakinan lain, tapi sebenarnya norma itu tetap sama yaitu menjunjung kebenaran dan keadilah bersumber pada menjunjung tinggi martabat manusia.
Dari krjadian ini orang kecil ini semakin boleh memahami akan perjalaan kehdipan ini.
Tak mudah menilai, tak mudah menghakimi dan tak mudah memahami kehendak Allah dalam hidup ini.
Misteri keperpihakanNya pada dunia memang tidak mudah untuk dimengeti apalagi oleh otak bodoh orang kecil ini.
Maka hanya dengan selalu melihat semua akan menjadi baik pada akhrinya adalah jalan yang bisa orang kecil ini ambil dengan tetap melakukan kebaikan dan memelihara cinta kepada Allah.
Hanya dengan kebaikan dan cinta kepada Allah maka kehidupan akan menjadi lebih baik.
Maka benar kata pepatah kuno,"bukan kekuatan yang dapat mengalahkan musuh tetapi kebaikan, bukan memahami musuh yang bisa menjadi modal berperang tetapi memahami diri sendiri".
Paham dulu dengan diri sendiri maka akan lebih mudah memahami orang lain.
Hidup dalam kemampuan melihat diri dalam rangka memelihara cinta dan kebaikan adalah salah satu jalan mewartakan kehaderan Allah yang nyata di dunia ini,
Hidup demikian akan semakin nyata jika orang mampu menghadapi kesulitan yang ada.
Semoga kita boleh menjadi jalan kehadiran Allah dengan selalu melakukan kebaikan dan cinta kepada Allah.
Salam dalam membangun dunia dengan memahami diri sendiri agar hidup bisa memahami keberadaan orang lain tanpa menghakimi karena keadaan orang lain yang tidak sama dengan keadaan kita.
petrusp.

Rabu, 20 Mei 2009

Jalan kegembitaan 12

Tak ada peran kecil dalam hidup ini asalkan orang mau melakukan yang terbaik akan apa yang diembankan padanya.
Sungguh setiap peran yang dilakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab akan menjadi pondasi yang kuat dalam membangun hidup ini.
Beberapa hari yang lalu, ketika saya bersama rekan jalan-jalan dan makan di warung sederhana di daerah kute, tak disangka-sangka pundak saya dipegang oleh tukang parkir.
Tukang parkir itu memakai kaca mata dan berkata,"pasti lupa dengan saya".
Saya langsung menjawab, "tidak, bapak kan orang sulawesi yang pernah berobat di klinik kami kan???".
"benar, kok masih ingat dengan saya", jawab bapak itu.
Sebenarnya saya sudah tidak mengenali bapak itu dan baru ingat ketika bapak itu bersuara.
Suaranya bapak itu khas "keras dan melengking tepat seperti suara tukang parkir".
Lalu setelah kami makan, kami ke bca di kute karena uang yang saya bawa memang minim sekali dan di bca itu ada tukang kebersihan yang menyapa saya dengan mengatakan,"pak dokter lagi ngapain disini".
Wah saya kaget karena dipanggil pak dokter.
Saya hanya senyum saja dan tukang kebersihan itu kembali menyapa saya," saya pernah berobat di klinik pak dokter di Yang Batu". (Yang Batu adalah banjar dimana klinik berada).
"oh, bapak pernah ke klinik kami?", sambung saya dan saya masuk ke atm bca setelah giliran saya masuk.
Sesampainya didepan rumah setelah belanja keperluan rumah, ada bapak-bapak yang lewat depan rumah dan menyapa saya," dari mas?",
"dari jalan-jalan pak", jawab saya
Sewaktu kami mengeluarkan barang belanjaan dari mobil ada tukang sampah yang menyapa saya," mas ada sampah tidak di rumah?"
Saya jawab, "tidak ada, sudah diambil pak Nade kemarin".
Teman saya menanggapi kejadian ini dengan satu kalimat," brud, temannya banyak ya. dimana-mana ada teman".
Jawab saya," Iya tapi temannya orang-orang kecil yang pernah berobat di klinik ini".
Kedekatan dengan mereka yang pernah ke klinik inilah yang membuat relasi terjadi.
Mungkin kalau hidup ini acuk tak acuh dengan mereka, mereka juga acuh tak acuh dengan kita.
Maka membangun relasi sedekat dan sebaik mungkin dengan orang lain tidak ada salahnya karena relasi dengan mereka pasti akan ada kebaikan di kemudian hari.
Memang relasi itu relasi antar kami pihak klinik dengan pasien dan mereka yang mengenal kita karena pernah sekali atau dua kali berobat.
Namun dengan adanya memori dalam diri mereka akan keberadaan kita, ini adalah sebuah keberuntungan karena hidup boleh memerankan peran dengan baik untuk membangun jembatan menuju kebaikan bersama.
Peran sekecil apapun jika dilakukan dengan baik akan memikiki daya kekuatan yang luar baisa.
Peran ini adalah sebuah kerelaan untuk mau terbuka pada keberadaan orang lain dalam hidup serta membongkar tembok "keegoisan" diri sehingga orang lain bisa merasakan peran hidup yang kita ambil.
Melakukan peran ini bukan hal sulit.
Hanya kemauan dan memiliki rasa tanggung jawab yang diperlukan,
Memang melakukan peran ini kadang harus mendobrak batas-batas "kesepakatan".
Ini seperti yang terjadi hari kemarin.
Hidup yang telah menyadari peran kehadirannya pasti akan memiliki kelonggaran untuk terlibat pada hidup orang lain pula.
Hari kemarin, pada saat klinik sudah hampir tutup, ada seorang ibu dengan suaminya yang berobat.
Karena jam sudah lewat waktu praktek maka pasien ini ditolak oleh tenaga adminitrasi yang kebetulan adalah seorang suster biarawati.
Eh, setelah di tolak pasien ini mencari saya dan mengatakan,"mas tolong suami saya mau berobat tapi sudah ditolak suster".
Saya keluar dan betapa terkejutnya karena bapak itu memegangi dadanya sambil "mengkis-mengkis" kesakitan.
Saya langsung meminta bapak itu masuk dan dokter yang melihat hal itu bertindak cepat karena bapak itu ternyata mengalami "anggina" (serangan jantung)
Dokter memanggil anak-anak koas agar membantu pasien itu.
Eh istri pasien itu malah menemui suster untuk daftar dan suster itu mengeluarkan kalimat yang memancing emosi saya.
Suara itu," obat-obatan sudah dimasukkan ke lemari dan waktu sudah tutup kok masih terima pasien".
Spontan saya jawab,"suster biar saya nanti yang urus obat".
Lalu suster itu pulang dan tidak pamitan pada kami dan "mungkin" tidak tahu dengan kasus bapak yang kena anggina itu.
Setelah pertolongan pertama maka pasien harus di bawa ke rumah sakit, eh ternyata tidak ada mobil dan taksi juga sulitnya bukan main dan ditengah kesulitan itu ada biarawan gereja berobat.
Biarawan itu ternyata hanya diam saja melihat kejadian itu dan sopirnya yang bilang,"tenang saya akan bantu" ternyata tidak bantu dan pulang dengan tenang menyaksikan kejadian itu.
Jenkel hati ini, "katanya membantu eh kok pergi dengan damai tidak membantu kesulitan pasien".
Kerena sulit mencari taksi akhiraya diputuskan naik moter saja.
Inilah yang harus dilakukan dalam menjalankan peran hidup ini.
Yaitu melakukan apa yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh disertai tanggung-jawab.
Jika peran dilakukan dengan baik maka kelanjutan dari perkembangan hidup juga akan berjalan dengan baik pula.
Terbuka pada kesempatan yang diberikan dalam membangun kebersaman dalam peran.
Pembangunan peran ini akan terjadi jika ada kemauan dan kerelaan untuk melakukan secara baik dan penuh tanggungjawab.
peran yang dilakukan demikian itu akan menolong mereka yang membutuhkan dan peran ini akan meberikan kebaikan pada kehidupan.
Namun sayang banyak orang melupakan peran dan hanya melakukan apa yang harus dilakukan dan membatasi diri pada peraturan dan kewajiban.
Orang tidak mau berpikir,berkreasi dan berinovasi dari paran yang diembankan padanya.
Akhirnya hanya apa yang ada didepan mata saja yang dilakukan setelah itu berhenti tanpa mau menengok apa yang bisa dilakukan.
Memang melakukan apa yang harus dilakukan menurut peraturan dan kewajiban adalah baik namun alangkah lebih baik jika orang mau mengembangkan apa yang harus dilakukan itu dengan hal yang lebih baik tanpa menyinggun keberadaan peran orang lain.
Peran akan berkembang dengan adanya kemauan untuk berpikir, berkreasi dan berinovasi.
Dengan peran yang disertai kemaunan untuk berpikir, berkreasi dan berinovasi maka peran itu akan menyentuh kehidupan ini dan menjadikan kebaikan bagi banyak orang.
Bukan hanya yang berkaitan dengan kita tapi mereka yang melihat keberadaan kita akan adanya peran itu.
Sungguh hal yang patut disayangkan karena banyak orang yang tidak mau mengembangkan peran itu.
Jangankan mengembangkan peran Lha kadang perannya saja tidak tahu.
Maka kenali peran dalam hidup ini, hidupi peran itu dan mengembangkannya maka peran itu akan memberikan efek luar baisa dalam dunia ini.
Peran sebagai apapun akan memberikan kebaikan jika dilakukan dengan kesungguhan dan penuh tanggung-jawab.
Semoga ditengah kesulitan dan krisis peran ini,
Kita boleh terus mengembangkan peran kita sehingga semakin menyentuh kehidupan ini dan memberikan kebaikan pada semua orang.
Tak ada yang tidak berguna kalau hidup telah melakukan peran dengan baik terutama peran dalam hubungan dengan orang lain.
Siapa yang memiliki kesetiaan pertama pada hdiup ini????.
Mereka adalah kaum yang terbelakang yang telah merasakan peran dari kehadiran kita.
Siapa yang menjadikan peran itu besar?
Diri sendiri dan orang sekitar yang merasakan peran itu.
Keberadaan kita menjadi nyata karena keberadaan orang lain.
Kita menjadi besar karena keberadaan orang lain.
Kita menjadi hebat karena keberadaan orang lain
dan kita berguna juga karena keberadaan orang lain.
memang hidup dan epran kita bukan karena orang lain tetapi orang lain memiliki andil dalam keberlangsungan hidup kita.
Tak ada orang yang mampu berkembang dan hidup sendiri karena hidup selalu berkaitan dengan orang lain
Semoga kita selalu ingat dengan orang lain dalam hidup ini dengan terus mengembangkan peran bagi kehidupan orang lain terutama kehidupan kita sendiri.
Salam dalam mrmbangun peran dengan cinta melalui kebersamaan .

Jumat, 15 Mei 2009

Sapaan siang

Dua belas hal yang harus dibangun dalam hidup.
1.Pikirkan apa yang berani Anda impikan.
2.Inginkan apa yang berani Anda pikirkan.
3. Putuskan apa yang berani Anda pikirkan.
4.Rencankan apa yang berani Anda putuskan.
5.Lakukan apa yang berani Anda rencanakan.
6.yakini apa yang berani Anda lakukan.
7.Perjuangkan apa yang berani Anda yakini.
8.Sukseskan apa yang ebrani Anda perjuangkan.
9.Nikmati apa yang berani Anda perjuangkan
10. Syukuri apa yang berani Anda nikmati.
11. Bagikan apa yang berani anda nikmati itu kepada orang lain dan,
12. Kembalikan apapun yang telah terjadi kepada Allah dengan kerelaan dengan keberanian.
Sobat, ingatlah pikiran bergerak cepat dan membawa kita pada apa yang kita HAPAPKAN.
Kalau kita takut, ketakutan akan membawa kita pada apa yang kita takutkan.
bila kita membenci, kebencian akan membawa kepada kita lebih dari apa yang kita benci.
Maka selalulah berbikir baik, benar dan penuh keyakinan agar hidup dibawa pada keadaan penuh cinta kasih yang menggembirakan.
Salam dalam keberanian dan selalu berpikir baik benar dan penuh keyakinan untuk melakukan dua belas jalan menjadi orang yang istimewa dalam hidup.

Rabu, 06 Mei 2009

Jalan Kegembiraan 11

"Jika Allah mengunjungi hidup kita dan menawarkan akan satu hal istimewa dalam dunia ini, mintalah damai karena dalam kedamaian itu ada kekuatan untuk mengahadapi segala sesuatu yang terjadi dalam perjalanan hidup ini"
Dengan hati yang dipenuhi kedamaian maka segala hal akan terasa indah, memang damai itu adalah hal yang paling mahal dan paling sulit dicapai tapi ingatlah hanya damai yang diperlukan dalam kehidupan ini.
Beberapa hari ini, saya mendapatkan telp dari empat teman saya yang sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya.
Masalah pertama yang dihadapi adalah berkaitan dengan "finansial" yang "amburadul" karena krisis ini dan dari masalah itu kelaurga mereka mulai mengalami "perpecahan" bahkan dua diantaranya sulit untuk dipertemukan dalam kebersamaan karena keadaan permasalahan finansial itu.
Setelah krisis finansial lalu krisis keuangan itu, mereka mulai mengalami krisis "kepercayaan" akan yang namanya Tuhan.
"benarkah Tuhan itu ada?", pertanyaan itulah yang dipertanyakan oleh rekan-rekan saya.
Bahkan satu rekan sampai pada titik "terburuk" dimana tak lagi bisa percaya dengan Tuhan apalagi setelah ia menceritakan permasalahnnya pada kelompok doanya dan imam yang mendampingi kelompok doa itu.
Rekan itu merasa mereka malah memperuncing permasalahan dan menjauhkan dirinya dengan kelaurga dan isterinya.
Sungguh hidup dalam kadaan yang sangat tidak menyenangkan.
Krisis kehidupan ini telah merambah pada krisis iman akan Allah yang adalah Tuhan kehidupan ini.
Saya pribadi tidak bisa memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi dan saya hanya bisa mendengarkan serta memberikan saran yang mungkin sedikit berguna bagi mereka saran untuk sabar dan berdoa terus kepada Allah untuk meminta damai dalam menghadapi semua ini.
Saya selalu menceritakan pengalaman yang saya alami dimana saya juga pernah menanyakan "dimana Kau Tuhan pada saat saya mengalami masa gelap dalam hidup ini".
Setelah sekian lama baru kesabaran untuk mencari keberadaan Allah itu membuahkan hasil yaitu kesadaran kalau Allah memang ada dan selalu bersama dengan saya dalam masa gelap itu bahkan selalu mencurahkan rahmat kerendahan hati untuk melihat penyertaanNya yang tiada batas.
Ia tetap ada di sana dengan mengawasi apa yang saya alami dan merenda diri saya menjadi lebih dan lebih "berharga" adalah ketika saya sudah tidak memiliki apa-apa lagi.
Status, jabatan, kekuasaan. popularitas, uang dan "kekayaan" dan teman.
Semua seolah "hilang" dan hanya beberapa orang yang terus setia menjadi rekan dalam hidup yang penuh dengan "perjaungan karena banyaknya beban"
Saya sungguh menjadi orang yang "telanjang" seperti ketika dilahirkan tanpa memiliki apapun yang bisa dibanggakan kecuali satu yaitu "hidup" itu sendiri.
Namun dalam "kesendirian" dan satu kekayaan yang bernama "hidup", saya boleh menatap lebih indah akan arti kehidupan yang ternyata tidak dapat dirampas oleh orang lain dari diri saya.
Semakin saya terlelap dalam "kekosongan" dan "kemiskinan", saya menjadi kaya dalam kedamaian.
Bahkan saya sadar pertama saya di Bali ini, saya belum punya telepon rumah sehingga saya tidak bisa buka email namun setelah punya telepon dan bisa buka email dan menulis email ada kesulitan lain yang ditimbulkan yaitu harus membayar uang telepon setiap bulan.
Semakin hidup memiliki sesuatu maka hidup akan semakin dipusingkan oleh sesuatu itu.
Maka beruntunglah orang yang tidak memiliki banayk hal sehingga hidup masih tetap berjalan dengan penuh kedamaian karena tidak dibebani oleh banyak permasalahan dari apa yang dimiliki.
Jadi permasalahan yang ditimbulkan sebenarnya adalah karena banyaknya "hal" yang menempel dalam hidup seseorang.
Krisis finansial terjadi karena orang bergerak pada finansial itu sehingga ambisi untuk menjadi lebih dan lebih membuat orang terus mengejar dan mengorbankan banyak dan setelah krisis melanda dan ambisi yang harus dibayar ternyata tidak bisa membayar bahkan ada hutang dan hutang itu membuat keluarga "berantakan" dan setelah keluarga "berantakan" tanpa uang baru menyadari akan keperpihakan Allah dan menanyakan keberadaan Allah dan karena merasa Allah tidak ada maka orang mulai tidak mengimaniNya.
Inilah kenyataan hidup disekitar kita,
Jalan kegembiraan menjadi tertutup karena seolah jalan kegembiraan ada dalam kemudahan dan kegelimangan kekayaan.
Orang lupa bahwa jalan itu adalah jalan sempit yang harus ditempuh dengan meninggglakn beban dan menjadi diri sendiri secara utuh tanpa embel-embel dari apa yang melekat padanya.
Maka seharusnya "menurut pendapat saya", jalan kegembiraan itu semakin jelas dan dekat ketika orang mengalami krisis dan tetap mampu berdamai dengan dirinya walaupun telah ditinggalkan oleh banyak "hal" yang menempel padaNya.
Jika kesadaran ini ada pasti orang akan tetap bisa melihat campur tangan Allah dalam masalah yang dihadapi sehingga keretakan dalam kelurga bisa dihindari dan iman akan semakin tumbuh karena masalah itu semakin mendekarkan mereka sebagai pribadi yang sempurna dalam "kekosongan" tanpa embel-embel serta mereka bisa memulai berjalan dalam kebersamaan untuk menjalani komitmen dalam hidup bersama sebagai kelaurga.
Sekali lagi berani memulai dalam kekosongan untuk berjalan bersama menyongsong kebaikan dalam hidup berkeluarga..
Namun sayang, kadang "ambisi" dan "ego" yang lebih bermain sehingga orang malah menemukan jalan buntu dalam menghadapi krisis dan hidup semakin "amburadul".
Maka hanya dalam doa minta kedamaian kepada Allah adalah jalan yang tersedia bagi mereka yang hidup dalam krisis itu untuk mempertahankan hidupnya akan kelaurga, iman dan kebersamannya.
Sungguh jika doa ini dilakukan oleh mereka yang mengalami krisis dan oleh siapapun maka Allah pasti akan memberikan rasa damai itu dan hidup akan terasa lebih baik walaupun dalam keadaan yang penuh "perjuangan" yang tidak mudah dalam menjalani kehidupan setiap hari.
Ini contoh kecil yang saya alami.
Minggu kemarin kami melakukan pengobatan di laur, karena keadaan finansial kami sedang masa sulit, saya meminta dokter membawa mobil sendiri dan sebelum berangkat saya katakan,"non sampeyan beli bensin sendiri dulu ya karena uang saya baru mepet dan ini untuk makan siang".
Rekan dokter itu berkata,"bruder ngomong apa sih??? Ok, suamiku yang ganteng yang akan beli bensin".
Perjalanan dan pengobatan berjalan dengan lancar sampai semua pasien terlayani dengan baik.
Kejadian "kurang baik terjadi", dimana mobil yang tidak pernah mogok kok mogok dan tidak bisa jalan.
Suami dokter itu telp ke tempat servis auto 2000 karena baru sehari sebelum dipakai diservis di auto 2000.
Eh setelah dicoba nyala dan bisa jalan tapi jalannya hanya beberapa ratus meter mobil mogok lagi.
Suami dokter itu semakin "jengkel" dan kami hanya bisa diam saja di dalam mobil.
Lalu saya katakan, "kita cari tempat makan saja untuk menunggu orang bengkel", eh setelah itu mobil jalan dan sambil menyetir suami dokter itu menelepon pihak bengkel.
Tak berapa lama, Mobil mati lagi.
Panas, emosi bercampur pada kami dan tanpa banyak cing-cong saya bilang," kita harus memiliki damai di hati dan ayo doa dulu aja supaya mobil ini bisa jalan".
Selesai berdoa saya katakan," Ok, coba dihidupkan". eh selesai berdoa mobil nyala dan saya katakan,"mobil tidak akan mogok sebelum sampai rumah di denpasar".
Syukur kepada Allah mobil itu tidak mogok lagi bahkan sampai malam dimana mobil kami pakai untuk pergi makan bersama untuk mengganti makan siang yang tertunda karena selesai pengobatan belum makan bersama.
Dan baru hari ini mobil itu mogok lagi dan akhrinya harus masuk bengkel dan sekarang sudah waras lagi.
Ini cerita kecil saja yang mengingatkan kalau doa dan kedamaian akan memberikan kebaikan.
"Tuhan sunggun ada", dan IA sebenarnya seolah bisa diajak "berkompromi" untuk menyelesaikan masalah kita asalkan kita memiliki rasa damai dan mau berdoa kepadaNya.
Maka mintalah damai selalu di hati untuk menghadapi setiap permasalahan hidup ini.
Damai adalah kunci segalanya dalam hidup.
Jika damai itu ada maka kegembiraan dan kemudahan akan mengikutinya.
Maka dalam krisis apapun hiduplah dalam damai terutama damai pada diri sendiri dulu dan baru damai pada orang lain.
Jika damai ada maka Allahpun juga akan lebih mudah dirasakan kehadirannya
dan jika damai tidak ada serta yang ada hanya emosi dan ambisi maka Allahpun juga akan terasa jauh tidak tergapai sehingga hidup semakin kehilangan arah dan tujuan yang sebenarnya.
Semoga masa krisis dalam hidup yang dihadapi adalah masa permurnian akan kehadiran Allah dan masa kekosongan adalah masa untuk membiarkan Allah mengisi dengan kehadiranNya yang mengagumkan dengan banyak cara dan banyak rupa.
Jika Allah ada dan damai bersemayam dihati maka kita sebenarnya telah menjadi orang terkaya karena boleh lepas dari banyak ikatan yang membelenggu hidup kita.
Jika rumah terbakar maka kita boleh bebas melihat langit dan bintang-bintangnya dan cahaya rembulan boleh menyejukkan hati kita, maka jangan menyerah kalah dalam krisis ini tetapi mensyukuri krisis sebagai masa yang membuat kita lebih maju dan dekat denganNya.
Salam dalam cinta membangun dunia dengan menggapi damai yang berasal dari Allah.
petrusp