Senin, 19 Oktober 2009

Jika ada orang yang mengingatmu......

Jika ada orang yang mengingatmu, bersyukurlah.
Jika ada orang yang merindukanmu, bersyukurlah, dan
Jika ada orang yang mencintaimu, bersyukurlah,
Karena dengan diingat, dirindukan dan dicintai berarti hidupmu telah
memiliki makna dan nilai setidaknya untuk satu orang yaitu ia yang
mengingat, merindukan dan mencintaimu.

Dengan diingat, dirindukan dan dicintai maka kehadiramu bukan lagi sia-sia
tetapi telah menunjukkan bahwa Allah memang menjadikan dikau istimewa
dimataNya dan dimata satu orang itu.

Saya juga bersyukur dengan keberadaan saya walaupun saya belum banyak
memiliki makna bagi dunia ini tapi setidaknya bagi beberapa orang yang mau
mengenal saya.

Apakah saya boleh bermaksan bagi Anda?????,
Gak usah dijawab karena mungkin saya malah mnebalakn hdiup Anda.
Kalau bermakna terima kasih, kalau tidak semoga lain waktu bisa bermakna
untuk Anda.

Kemarin siang sewaktu saya sedang ada kegiatan di luar klinik, ada telp
dari teman yang kebetulan di bali dan ia ingin bertemu dengan saya.

Karena keterbatasan waktu dan kesempatan maka kami janjian dan bisanya
setelah jam 21.00 dan inipun di bandara.

Dalam waktu yang singkat kami boleh bertemu dan ia mengatakan kalau ingat
dan merindukan saya seehingga ingin bertemu dengan saya.

Mengapa ia ingat dan ingin bertemu, ini saya “rasa’ karena ia mencintai saya.

Bukanlah ini sebuah keberuntungan kalau hidup boleh diingat, dirindukan
dan dicintai.

Saya telah mengalami hal ini walaupun hanya untuk satu orang teman dan
inipun seorang Ibu yang usianya sudah lebi dari 50 tahun.

Kegembiraan Ibu itu sangat laur biasa ketika bertemu dan saya dan
sambutkan hangat boleh diberikan kepada saya yang sebenarya adalah hanya
orang hitam, kurus, kecil dan cenderung jelek.

Yang mengesan dari pertemuan ini adalah, ibu itu masih memanggil saya
dengan nama kedekatan yaitu “si item”.

Nama yang lama tidak terdengar di telinga saya.

Kedekatan ini mengingatkan saya akan masa-masa saya pernah tinggal denakt
di jakarta.

Kedekatan yang membuat semau terasa indah.

Satu pesan yang diberikan ibu ini pada saya dalam kesempatan yang singkat
ini,” der, jagalah kekudusan karena dunia ini ingin menghancurkan mereka
yang memiliki kekudusan hati, bruder boleh dugem tapi berhati-hati dan
terus menjaga kekudusan”.

Jawab saya,” dengan pertolongan Allah saya akan berusaha menjaga kekudusan
ini, dan saya kadang masih dugem tapi dugemnya dipinggir laut pada saat
sterss sambil minum pocari swet dan mabuknya karena angin laut”.

Sambung ibu itu,” jaga kesehatan, dan walaupun item harus tetap kudus di
hadapan Allah”.

Pesan ibu ini sangat mengharukan bagi saya karena beliau masih memberikan
perhatian yang besar akan hidup saya dengan nasehat sederhana penuh makna
ini.

Yah, hanya kekudusan inilah yang bisa mendekatkan saya kepada Allah yang
adalah majikan dan tuan saya.

Dengan kekudusan orang bisa masuk ke dalam segala lapisan karena disana
ada sebuah kerelaan untuk melepas.

Tak ada orang kudus yang terikat dengan dirinya sendiri karena dirinya
telah terikat dalam ikatan Allah dan ia membebaskan dirinya dari banyak
ikatan termasuk ikatan akan kenikmatan dunia ini.

Pesan pendek yang hebat,” jagalah kekudusan, dugem boleh tapi tetap
hati-hati jaga kekudusan diri”

Karena waktu yang hanya singkat karena Ibu ini harus masuk ruang tunggu
karena jam 22.00 pesawat harus jalan maka kami boleh berpisah d engan
“kegembiraan” sebagai “ibu dan anak”.

Pertemuan yang membangkitkan semangat hidup karena masih ada orang yang
mau mengingat, merindukan dan mencintai saya dalam keadaan apapun juga.

Malam itu menjadi malam yang indah karena hati boleh bahagia bertemu
dengan pribadi yang mau mengingat, merindukan dan mencintai saya yang
item, kurus, kecil dan cenderugn jelek.

Kegembiraan malam ini menjadi penuh ketika,
Pagi hari ini kembali saya menerima telp di “pijetan” saya,
Suara renyah terdengar dari pijetan itu dan suara Ibu lain terdengar dan
Ibu ini kebetulan adalah seorang “muslim”.

Ibu ini bilang gak bisa ketemu dan saat ini sedang di bandara untuk
kembali ke jakarta.

Pertama yang kelaur dari “mulut’ ibu ini adalah,” bruder tinggal dimana
dan sama siapa???”

Saya jawab tinggal sendirian karena tidak ada kamar lain di klinik karena
hanya ada satu kamar dan dua kamar lain untuk ruang praktek dokter.

Ibu itu bialng,” lalu simboknya yang dicilincing dibawa tidak???”.

Saya kaget,”simbok yang mana???”.

Ibu itu menjawab,” simbok yang di ruangan atas pada saat di Cilincing”.

Saya jawab,” Oh Bunda Maria, Sibok ini ada dikamar saya dan saya belikan
meja khusus serta saya temaptkan disamping tempat tidur saya dan simbok
yang setiap hari menemani saya dalam pergulatan yang boleh saya alami”.

Jawab ibu itu,” Jangan lupakan simbok ya ???karena simbok itu adalah
kekautan br dalam menghadapi banyak kesulitan, pokonya yang kaut ya der
dalam hidup ini”.

Sambung Ibu itu,” sekarang bruder butuh apa???”.

Saya jawab,” bersama Allah dalam hidup saya dan boleh memiliki simbok
Maria yang istimewa ini, saya dalam keadaan cukup, terima kasih atas
tawaran Ibu, nanti saya akan hubungi Ibu kalau memang sedang membutuhkan
sesuati terutama obat-obatan untuk klinik dan kegiatan pengoabtan di laur
klinik didaerah terpencil di bali ini”.

Jawab Ibu itu,” baik nanti di kabari ya dan di jakarta saya kumpulkan
teman-teman untuk membantu kegiatan br”.

“terima kasih Ibu”, sambung saya.

Sambung Ibu itu,” Ok, nanti saya kabari ya, ini aku mau siap-siap masuk
pesawat”.
Jawab saya,”selaamt jalan Ibu,s emoag Simbok Maria meneyrtai perjalanan
Ibu selaamt sampai jakarta”.

“trima kasih bruder, alin waktu aku mampir kliniknay bruder ya”, jawab ibu
itu.

Sungguh hari-hari yang membahagiakan.
Ada sapaan dua pribadi yang adalah “emak-emak” yang sebenarnya “maaf” saya
yang melupakan mareka karena saya jauh dengan mereka tapi mereka masih mau
mengingat,merindui dan mencintai saya bahkan memberikan “nasehat “ yang
sangat menyetuh hati.

Yang satu,” jagalah kekudusan, dogem boleh tapi harus hati-hati menjaga
kekudausan’.

Sedankan Emak lain yang adalah “muslim”, masih menanyakan Simbok saya (
Bunda Maria) dan mengerti kalau saya sangat mencintai simbok ini dan
memberi nasehat,”Jangan lupakan simbok ya??, karena simbok itu adalah
kekuatan bruder dalam menghadapi banyak kesulitan, pokonya yang kuat ya
der”

Saya merasa beruntung dan bahagia dengan kehadiran dua pribadi yang boleh
menyapa saya dalam kehidupan ini dan mereka boleh memberikan nasehat
kepada saya dalam masa-masa “pembaungan” ini.

Allah sungguh luar biasa hebat bagi anak-anakNya yang mau mempercayakan
diri padaNya.

Tak ada masa yang terlewatkan bagiNya dan tak ada waktu tanpa makna ketika
hidup mau tinggal denganNya.

Saya merasakan penyertaan Allah sungguh luar biasa dalam hidup saya
melalui banyak pribadi yang masih mau mangingat, merindukan dan mencitai
saya.

Dengan bersama pribadi-pribadi ini maka hidup akan terasa lebih hidup dan
akan terasa lebih mudah walaupun kesulitan dan masalah terus datang
mendera.

Kehadiran priabdi-priabdi istimewa ini selalu datang dalam masa yang tidak
disangka-sangka dan, mengapa mereka hadir????, karena kita adalah baik.

Jika kita selalu mau hidup dalam kebaikkan dalam keadaan apapun dan
bagaimanapun serta selalu membawa IA yang adalah Tuhan dalam hidup kita
serta berani menyapa setiap orang dalam namaNya maka akan ada “kesan”
istimewa dari mereka akan diri kita.

Maka dalam hidup jangan lepaskan tangan Alalh dan selalu percaya padaNya
dan hidup dalam kebaikan untuk semakin memuliakan Dia dan BundaNya.

Saya telah mengalami kegembiraan karena melakukan hal sederhana ini,
semoga Anda juga mengalaminya karena mau memeprcayakan diri kepada Allah
dan mau menyapa orang lain dalam kebaikan Allah.

Saya bersyukur akan semua kebaikan Allah ini memalui Simbok Maria.

“Oh Bunda Maria yang tak bercela, doakanlah aku yang berlindung kepadamu”.

Jadikan aku sama sepeti dirimu yang boleh turut serta dalam rencana baik
Allah dan hidup dalam kekudusan sehingga Kristus mau hadir melalui aku
sama seperti melalui engkau”.

Oh Buda Maria, aku percaya melalaui engkau aku akan diikutkan dalam
rencana Allah ini dan melalui engkau rahmat Allah akan selalu tercurah
dalam hidupku.

Oh Buda Maria, bialah masa-masa tidak mengenakkan dan masa pembuangan ini,
aku boleh semakin mencintai engkau dan teristimewa mencintai Putramu
Yesus.

Oh, Bunda yang berbelas kasih, seprti engkau mengalami banyak duka tetapi
engkau boleh kaut menanggungnya, jadikan aku seperti engkau yang juga kuat
menanggung beban hidupku.

Dalam kecintaan kepadamu,
Biarkanlah aku boleh selalu menjadi gambaran Putramu dan membawa Dia
kepada banyak jiwa yang aku jumpai setiap hari, sehingga hidupku semakin
hari semakin dibangun dalam kebaikan dan semakin membangun kebaikan bagi
banyak orang.

Oh, Bunda Maria, terima kasih aku boleh memanggilmu Simbok yaitu “simpanan
tombok” karena dalam namamu selalu ada kecukupan yang berasal dari
Putramu.

Oh Bunda Maria, aku bersyukur boleh memanggil namamu dengan nama Simak
karena engkau menyimak hidupku dan engkau tak melepaskan mata memandanku
sehingga aku tidak takut berjalan dalam kehidupan ini karena pandanganmu
mengawasi perjalanan hidupku.

Oh Bunda Maria, aku bahagia boleh memanggilmu Sibuk, karena engkau selalu
menyibukan diri dalam menjaga hidupku dan tidak membiarkan aku dalam
keadaan yang tidak mengenakkan dan tidak nyaman.

Oh Bunda Maria syukur aku panjatkan kepada Putramu atas kebaikan dan
kemurahan rahmarNya melalui hatimu yang menjadikan akus emkain tumbuh
dalam keabikan dan cinta.

Oh Bunda Maria, jadikan hidupku seperti hidupmu sendiri.

Oh Bunda Maria terima kasih aku boleh berdoa dalam namamu yang adalah
istimewa dalam hatiku, dan syukur bahwa engkau mau mengingat, merindukan
dan mencintaiku melalui priabdi-pribadi istimewa yang kau kirimkan dan
mereka boleh mengingat, merindukan dan mencintaiku dalam diri Ibu-ibu yang
menghubungi dan ingin bertemu denganku.

Oh Bunda Maria, aku berdoa untuk pribadi-pribadi ini dan mereka yang
memabca tulsian ini setiap hari agar engkau sungguh menjadi simbok, simak
dan sibuk bagi mereka.

Salam dalam cinta untuk mencintai Bunda Maria dalam hidup kita sehingga
dunia menjadi baru dan nyaman dihuni.
Salam dalam cinta membangun dunia dengan Simbok simak dan sibuk Maria.
petrusp.

Jumat, 16 Oktober 2009

siapa yang mau dilahirkan sebagai sumebr kesialan??????

Janglah sekali-kali memandang orang lain sebagai penyebab kesialan kita
karena sebenarnya rasa sial hanya dimiliki oleh mereka yang tidak memiliki
iman dan kepercayaan bahwa yang terjadi adalah harus terjadi "seijin" Dia
yang empunya alur kehidupan ini.

Sungguh apa yang terjadi harus terjadi dan menjadi bahan refleksi dalam
hidup untuk semakin mensyukuri kehidupan ini dan semakin mencintai Dia.

Beberapa hari yang lalu saya akan bertemu dengan seseorang dan ada teman
yang meminta agar saya tidak bertemu dengan orang ini karena orang ini
memiliki "aura" yang tidak baik dan mendatangkan kesialah.

Teman saya ini mencontohkan rentetan kejadian yang terjadi termasuk mobil
yang ditabrak sewaktu di parkir di depan rumah dan kejadian seorang teman
lain yang membeli tiket dan karena"......." kode boking belum tersimpan
sedangkan harga tiket ini mencapai hampir 5jtan.

Teman mengatakan kalau "......" tiket ini karena kehadiran teman yang saya
temui yang dikatakan beraura "jelek" ini.

Jujur saya sedih dan juga "takut" dengan apa yang dikatakan teman ini
apalagi orang ini akan tinggal bersama saya beberapa hari dan tidur
dikamar saya.

Ketakutan saya membaut saya hati-hati dan selalu "mengikatkan" diri pada
Dia dalam doa-doa sepanjang kesempatan yang ada termasuk dalam tidur saya.

Tak akan saya biarkan ada waktu terluang tanpa doa kepada Allah.
termasuk lilin di depan patung bunda Maria di kamar saya ahrus tetap nyala
sebagai teman saya.

Saya sampai saat ini belum bisa menerima "kalau ada orang beraura jelek"
dalam kehidupannya.

Mengapa ada orang yang beraura "jelek" dan dipandang menibulkan
kesialan??????.

Benarkan Allah menciptakan orang sedemikian ini??????

Pikiran saya belum bisa menerima hal ini, karena saya memandang semua
orang baik termasuk "mereka" yang pernah menjegal, mengkhianati bahkan
"membunuh" karakter saya dengang "fitnah" yang membuat saya seolah tidak
berharga.

Saya berkeyakinan," apa yang harus terjadi akan tetap terjadi dan apa yang
terjadi adalah jalan untuk semakin dekat dengan Allah".

Apapaun itu entah "kesialan" ataupun "ketidaknyamanan" termasuk
"pengkhianatan", adalah kejadian yang memang berasal dari Allah yang akan
menjadikan saya lebih baik atau setidaknya lebih dewasa.

Dalam hidup,
Saya selalu yakin akan ada belokan dan setelah belokan itu akan ada
keindahan baru yang akan saya alami dan andaikan keadaan tidak seindah
jalan sebelumnya, maka saya harus tetap menikmati jalan setelah belokan
itu dan menciptkaan keindahan disana bersama Allah yang menciptakan
belokan itu.

Belokan harus terjadi dan akan terus terjadi.

Belokan ini bisa berupa hal yang tidak mengenakkan ataupun hal yang sangat
menyakitkan tetapi bersama Dia yang adalah perencana hidup maka semua akan
menjadi "baik".

Maka memandang orang atau kehadiran orang sebagai sumber kesialan adalah
masih belum bisa "nyantol" diotak orang kampung yang bodoh ini.

Rentetan peristiwa hidup yang harus terjadi adalah sebuah "skenario"
panjang yang memang diciptakan orang itu sendiri dalam "ijin" Dia yang
adalah empunya kehidupan ini.

Saya masih ingat dengan sebuah kata," suci dalam debu dan debu dalam suci".

Kalimat ini mengandung arti yang dalam.
Suci dalam debu berarti kesucian ini lebih kecil dan tinggal dalam "kolam"
debu yang amat banyak, sebanyak apapun debu, ia akan tetap suci selama ia
bisa menjaga keberadaanya itu dan tidak larut dalam debu itu atau menjadi
debu.

Sedangkan debu dalam suci adalah keberadaan debu yang sedikit dan kesucian
lebih besar dari debu ini.
Hal ini yang kadang lebih berbahaya karena debu itu menempel dan
menghapangi sinar kesucian kelaur dan orang biasanya hanya memadang
keberadaan debu ini, tetapi kesucian tetap ada kalau ia tidak hancur oleh
karena debu yang sedikti ini.

Sekali lagi debu entah banyak atau sedikit, asalkan orang tidak larus dan
hancur karena debu ini, ia adalah tetap suci dan Allah tahu hal ini
walaupun kadang dunia tidak melihatnya.

Maka selalu,"menjaga" diri tetap suci dalam keadaan apapun adalah penting
dan harus dalam hidup ini.

Kita tidak bisa "mengesampingkan" keberadaan debu ini tetapi kita bisa
"memurnikan" debu dalam diri kita ini dengan selalu menjabat erat tangan
Allah sebagai sumber kesucian dan pembersih kehidupan manusia.

Dengan selalu menjabat erat dengan Allah dengan relasi yang dalam, sekuat,
sebanyak dan setajam apapun debu maka debu tidak akan mengotori,
menhancurkan dan membinasakany, ia akan tetap menjadi dirinya yang adalah
"suci".

Kita tidak bisa mnghindari kehadiran orang lain dalam hidup ini termasuk
mereka yang beraura "jahat" atau "jelek", dan andaikan kita bisa
menghindarinya maka kapan kita bisa mengalami kehidupan mereka yang
dipandang beraura jelek atau jahat ini karena hanya dengan berani hadir
kita bisa mendalami keberadaan mereka serta kalau bisa menjadikan mereka
suci seeprti kita dalam hadiran Allah.

Sekali lagi dengan selalu menjabat erat tangan Allah dan bukan hidup dalam
kesombongan kalau diri mampu menghadapi kejahatan dan kejelekan aura orang
itu.

Hidup dengan Allah akan menjadikan hidup dipenuhi kekuatan dan menjadi
semakin baik dalam setiap harinya.

Mengandalkan Allah dalam setiap kesempatan dan keadaan untuk menajid kaut
dalam hidup setiap hari.

Ini adalah gerbang menjadi diri secara lebih penuh dan lebih berharga.

Maka memberi ruang lingkup kepada mereka yang dipandang beraura jelek dan
mendatangkan "kesialan" juga jalan kehdiupan menuju kebaikan Allah.

"semua kehidupan adalah setara, oleh karena itu mereka memiliki hak yang
setara untuk dihargai dan dicintai".

"Sungguh Allah ada dalam segalanya termasuk dalam diri mereka yang
dipandang beraura jelek dan mendatankan kesialan".

Sekali lagi diri kitalah yang utama dan bukan mereka yang datang pada kita.

Apapun yang datang kalau kita bisa menempatkan diri dalam "kesuican " dan
tinggal bersama Allah dan memandang Allah juga ada dalam diri mereka yang
hadir pada kita termasuk yang beraura "jelek" mendatangkan kesialan akan
menjadikan hidup lebih dipenuhi kebaikan dan kedamaian.

Saya yakin semua akan menjadi baik dalam rencana kebaikan Allah jika kita
dapat melakukan hal ini.

Tak ada kesialan yang diciptakan Allah dalam diri mereka yang
diciptakanNya, apalagi dalam diri mereka yang adalah "citra" Allah.

Saya memandang Yudas Iskaroit juga bukan sebuah kesialan, ia adalah alat
yang dipakai Allah ntuk memulaikan Dia dalam diri Yesus PutraNya.

Yudas juga adalah pribadi istimewa dalam hidup ini, hanya ia kebagian hal
yang kelihatan Tidak nyaman tapi dia adalah jalan bagi keselaamtan
manusia.
Peran Yudas adalah juga central dalam rencana keselamatan Allah.

Siapa yang mau dilahirkan sebagai Yudas?????
Atau dilahirkan dengan aura jelek dengan penuh mendatankan kesialan?????
Tidak ada yang mau dilahikan demikian.
Tapi mereka memang ada dan kita tidak bisa enhindari dan memingkirinya.

Semua ingin dilahirkan dalam keadaan baik dan dipandang baik,
Tapi akan ada orang yang dilahirkan dalam keadaan yang "tidak sesuai"
dengan yang dikehendaki tapi mereka yang dilahirkan dalam keadaan demikian
tidak selayaknya untuk dihindari apalagi dikucilkan.

Hidup harus berani menerima mereka yang "dipandang" miring oleh dunia ini,
apalagi kita yang menamakan diri sebagai anak-anak terang yang hidup dalam
Tuhan.

Kita harus bisa menerima mereka tanpa memandang "kejelekan" ataupun "
kesialan" yang ditimbulkan.
Kesialan bukan karena kehadiran mereka ini tapi karena kita sendiri yang
menciptakannya.

Jika kita tinggal dan hidup dalam Allah, kesialan akan terjadi tapi
selalau ada jalan untuk menyelesaikan kesialan itu karena Allah turut
campur dalam penyelesaian kesialan itu.

Sekali lagi "bukan" karena kehadiran mereka yang beraura jelek dan
mendatangkan kesialan tapi karena kita harus mengalami apa yang dipandang
sebagai "kesialan" itu karena Allah mengijinkannnya.

Semoga kita boleh tinggal dalam kesucian Allah dan boleh tetap hidup dalam
kesucian itu walaupun hidup sering mngalami apa yang dipandang sebagai
kesialan itu.

Saya sedih ketika ada orang memandan orang lain sebagai sumber kesialan
akrena saya mungkin juga dipandang sebagai sumber kesialan itu.

Pernah ada orang bilang pada saya kalau "aura" saya hitam dan ada
keburukan dalam diri saya.
Pertama saya sakit hati dan sedih tapi setelah saya pikir dan saya cerna
dalam hdiup ini, pendangan orang boleh demikian karena memang saya ini
hitam, tapi saya yakin Allah sanggup menjadikan saya lebih baik setiap
hari walaupun aura saya hitam.

Saya serahkan hidup saya yang beraura hitam ini dalam Allah dan saya
doakan setiap hari, walaupun aura saya hitam saya boleh hidup dalam
kebaikan.

Ternyata ia yang mengatakan aura saya hitam ini yang adalah seorang frater
dan ia sekarang hidup dalam"........" dengan perempuan yang bukan
isterinya.

Memang saya aura gelap tapi Allah adalah penerang saya, dan dari sana saya
boleh semakin dekat dengan mereka yang beraura "gelap" tapi mau tinggal
bersama Allah.

Maka untuk menghindari "kesialan" saya mengajak teman yang dipandang aura
"jelek" dan mendatangkan kesialan dengan adorasi tiap malam dan ternyata
semua boleh berjalan dengan baik.

Sungguh hal baik dan tidaknya orang ada dalam cara diri kita membawa diri.

Salam dalam cinta membangun dunia dengan memandan kesetaraan orang dan
berani menghargai dan mencintai mereka dalam kesetaraan pula.

Semoga dunia menjadi lebih baik walaupun ada kehadiran mereka yang
dipandang sabagai pangkal "kesialan".
petrusp.

Selasa, 06 Oktober 2009

Masihkan ada orang baik di dunia ini??????

Masihkah ada orang baik didunia ini?????

Jawabannya adalah MASIH ADA.

Ada banyak orang baik di dunia ini teristimewa adalah Anda.
Anda adalah orang baik karena dalam diri Anda ada kekuatan untuk
menciptakan kebaikan itu dan membangun dunia dengan ekbaikan itu.

Kebaikan dalam diri Anda tidak harus nampak seperti acara televisi semalam
di Tv One dimana ada berkumpul orang-orang top Indonesai dengan kekayaan
yang “besar” dan mereka melakukan pengumpulan dana untuk korban gempa di
Padang.

Dalam acara ini terkumpul uang milyaran rupiah dan setiap dari mereka yang
menyimbang dalam jumlah “besar” dipanggil didepan dan namanya disebutkan
berkali-kali sebagai penghargaan dari “kedemawanan” ini.

Sungguh acara simpati yang luar biasa “menyentuh” karena memang dengan
pengumpulan dana seperti ini akan ada harapan menjadikan Padang kembali
menjadi lebih baik.

“masih ada harapan selama masih ada kehidupan dan keperpihakan pada
kehidupan ini”.
Namun inti dari kebaikan itu bukan seperti yang disiarkan itu.

Kebaikan hadir dalam tindakan sekecil apapun yang dilakukan untuk
membangun dunia.
Ingatlah “setiap orang memiliki wahyu dalam dirinya”.

Dari keberadaan “wahyu” ini, maka akan terbentuk sebuah gugusan wahyu
yang akan membangun dunia dengan peran “pewahyuannya” masing-masing yang
berpangkal pada pewahyuan yang utama yaitu “cinta kasih”.

Dengan bermodalkan “wahyu” ini, maka dapat dipastikan kalau dunia masih
dipenuhi dengan orang-orang baik.

Memang ada sebagian dari orang yang “menghilangkan” wahyu itu dan
menjadikan dirinya sebagai manusia yang kalah dalam tidak merasa tidak
berfunsi baik dalam dunia ini.

Ini bukan kesalahan hanya “kecelakaan” saja.

Dibanding “kecelakaan” yang hanya sedikit ini, masih banyak “keselamatan”
yang dibawakan oleh keberadaan wahyu ini dalam diri setiap orang.

Anda juga memiliki “wahyu” kebaikan ini.

Jadi Anda juga dapat membangun dunia ini terutama “dunia” kecil disekitar
Anda dengan orang-orang terdekat Anda.

Pakailah “pewahyuan” dalam diri Anda pertama-tama membangun solidaritas
dengan orang terdekat Anda yang mengalami “kecelakaan” wahyu dan hidup
dalam “keterbelakangan”.

Bangun hidup dengan budaya saling menyapa dan memanusiakan.
Tak ada perbedaan dari keberadaan kita di dunia ini karena “pewahyuan”
dapat menembus betas dan sekat antar mansuia ini bahkan sekat sesama
makluk.

Beberapa waktu yang lalu, ketika kami melakukan pengobatan di daeah
sekitar pemulung di denpasar, ada hal sederhana yang istimewa yang boleh
saya saksikan sewaktu saya berkunjung ke pemukian itu.

Ada seorang anak kecil yang sedang asyik bermain tanah di depan rumahnya.

Anak itu membentuk gundukan dari tanah itu dan sewaktu saya mendekatinay
dan mulai ngobrol dengannya, ternayta anak ini sedang menguburkan seekor
anak anjing yang ia temukan dijalan dan dalam penguburan itu, anak ini
memasang batu diatas makan itu.

Saya yakin batu ini seolah sebagai nisan bagi anjing itu.

Anak ini dengan khusuk sambil komat-kamit di depan “kuburan” anjing ini.
Saya tidak tahu, apakah anak ini doa untuk anjing itu, ataukan dia nyanyi
ataukan malah dia mengumpat anjing itu.
Yang pasti ia menguburkan anak anjing yang ditemukan di jalan dan apa yang
dilakukan anak ini adalah sangat “baik” dimata saya.

Sebuah perwujudan dari “pewahyuan cinta” kepada makluk yang mengalami
“keterbelakangan”
Andaikan anak ini tidak menguburkan anjing itu maka akan ada bau dan bau
itu pasti sedikit banyak merugikan kehidupan terutama mereka yang lewat di
jalan itu.

Anak ini tidak hanya baik pada kehidupan yang akan lewat tapi juga pada
anjing itu dengan,
Membari nisan pada anjing yang mati sebagai tanda kalau anjing itu paenah
ada.

Mungkin dalam beberapa hari tanda itu akan hilang, kuburan juga akan
hilang dan “bangkai” anjing itu akan hilang dimakan tanah.

Tapi “pernah” ada proses “indah” dalam penguburan dan “penghargaan” pada
anjing ini dan ada kebaikan dari anak ini untuk bersedia menguburkan
anjing itu.

Ini hanya sebuah tindakan sederhana, namun ini adalah wujud dari “Wahyu”
yang telah diberikan Allah pada Anak ini yaitu wahyu cinta kepada segala
makluk.

Anak ini mencintai makhluk ini dan memberikan diri untuk bersedia
menguburkan anjing itu.
Saya tidak tahu, apakah penguburan itu sebagaa acara main-main atau
sungguhan.
Yang pasti ada sebuah “kebajikan” terpancar disana.
Ini adalah hal sepele tapi inilah wujud dari kebaikan ini tanpa “pamrih”.

Dengan kebaikan ini harapan tumbuh kembangnya dunia masih ada.

Sama seperti anak kecil ini yang boleh menguburkan anjing itu.

Kita juga bisa melakukan hal-hal kecil sebagai perwujudan dari wahyu
yang telah diberikan oleh Allah pada kita.
Kalau dari kita mau melakukan hal-hal kecil itu untuk menunjukkan
solidaritan bagi sesama maka lambat tapi pasti dunia akan menjadi lebih
baik terutama perwujudan cinta pada sesama dan semua makluk.

Sukap cinta kasih pada sesama dan sikap mau menghargai pada sesama, jika
dibangun tanpa memandang perbedaan suku, ras, golongan dan warna kulit
maka dunia bisa menjadi satu tempat persaudaraan yang sangat menakjubkan
dan memesona.

Dan “kasus” atau “isu” yang berkembang di Padang bawah daerah “pecinan”
belum memperoleh penanganandan sikap diskriminasi serta malah mereka
mengalami penjarahan dapat dihindari karena mereka bekerja bukan atas
dasar “perbedaan” tapi atas dasar cinta kasih yang merupakan wujud dari
pewahyuan yang diberikan Allah kepada mansuia.

Sungguh masih ada orang baik di dunia ini karena masih adanya Anda.

Salam dalam cinta menjadi orang baik dan membangun dunia menjadi lebih
baik dengan keabikan itu.
‘Kebaikan itu bukan dicari tetapi diciptakan dan setiap orang mampu
menciptakannya karen asetiap orang telah diciptakan oleh Allah dalam
kebaikan”
Petrusp.

Kamis, 01 Oktober 2009

Apa yang harus saya lakukan?????

“brud, apa yang harus aku lakukan?????”, ini adalah kalimat yang di sms
oleh seorang teman pada saya beberapa hari ini.

Teman ini beberapa waktu yang lalu telah mendaftarkan diri menjadi calon
spesialis namun belum beruntung dan saat ini ia mendaftar lagi untuk yang
kedua lainya.

Sebenarnya teman ini memiliki peluang di negeri orang tetapi demi hal yang
lebih “besar” dan lebih “penting” teman ini mendaftar kembali ke tempat
yang dulu belum menerimanya dan dia masih diberi kesempatan untuk mencoba
sekali lagi.

Menurut berita dan “slentingan” yang berkembang di lingkungan pendidikan
ini dari sekian pendaftar hanya akan diterima dua orang dan sebagian
pendaftar adalah “titipan” dari instasi pemerintah sedangkan teman ini
tanpa “rekomendasi” dari siapapun.

Dan teman ini seolah kehilangan harapan akan keberhasilan ditempat ini.

Saya yang ditanya,” apa yang harus aku lakukan?????”, tentu juga tidak
bisa berbuat banyak karena hal ini diluar jangkuan saya dansaya hanya
bisa memberikan beberapa saran bagi dia.

Pesan saya,”ingat kau ada disini untuk hal yang lebih penting dan lebih
besar jadi jalankan saja. SELAMA MASIH ADA USAHA, MAKA HARAPAN JUGA MASIH
TERBUKA, SELAMA MASIH ADA PELUANG MAKA KEBERHASILAN JUGA MASIH ADA
KEMUNGKINANNYA Siapa tahu pintu peluang itu diperuntukkan bagi dirimu”.

Sambung teman,” tapi peluangnya kan kecil sekali”.

Jawab saya,” sekecil apapun peluang, selama masih ada maka jangan kawatir
karena berarti harapan masih ada”.

Tambah saya,”percayalah kepada Allah dan serahkan semua ini kepadaNya maka
semua pasti akan menjadi baik dan sangat baik. Ingat, diterima atau tidak
kau telah berhasil karena menyelamatkan hal yang lebih utama daripada
sekolahmu”.

Untuk menguatkan teman ini, saya menceritakan kejadian yang saya alami
pada teman itu.
Ini berkatian dengan cara kerja Allah yang hebat dan menakjubkan bagi
hidup saya.

Pengalaman saya ini saya ceritakan padanya dan juga pada Anda, agar hidup
memiliki kepercayaan kepada Allah dan selalu berani berserah padaNya serta
percaya kalau akan selalu ada kebaikan untuk diri kita.

Saya katakan sebagai pembuka, “Non, dulu sampeyan begitu bersemangat dan
yakin pada test pertama dan ternyata sampeyan belum berhasil, syukur
sampeyan masih diberi kesempatan kedua sedangkan ada beberapa rekan
langsung ditolak tidak boleh test lagi, saat ini adalah kesempatan kedua
dan seolah tanpa celah serta tak ada kesempatan. Tapi yakinlah dan
percayalah kepada Allah bahwa Ia pasti akan memberikan yang terbaik dalam
hidup sampeyan. Ingan, kalaupun kesempatan kedua ini juga gagal,
setidaknya sampeyan telah menyelamatkan hal yang lebih besar dan lebih
penting dalam hidup sampeyan yaitu……, jadi percayalah bahwa diterima atau
tidak sebenarnya sampeyan sudah berhasil dalam hidup ini yaitu
menyelamatkan….”.

Sambung saya,” Tuhan bekerja dengan caranya yang sangat rahasia dan kita
kadang sulit sekali untuk memahaminya, jadi apa yang harus sampeyan
lakukan adalah percaya dan yakin padaNya dengan menyerahkan apapun yang
terjadi dalam penyelenggaraanNya”.

Sambung saya lagi,” beberapa minggu yang lalu, saya sangat berharap dengan
uluran tangan seseorang pada saya tapi mereka tidak melakukan apa-apa,
bahkan saya sampai meminta tapi tak ada balasan apa-apa. Saya kecewa
sekali dan bertanya padaNya, mengapa hal ini terjadi pada saya?”.

Kekecewaan, rasa marah dan “kebencian” ada dalam diri saya.

Saya merasa ditinggalkan dan tidak lagi dipandang.

Pengalaman buruk seolah terjadi lagi dalam diri saya dan saya menjadi jauh
dengan Dia yang selama ini saya percayai, tapi lama-lama saya capek juga
dalam ketidakpercayaan dan karena “kecintaan” dan “kerinduan”, saya
kembali padaNya dan menyerahkan apa yang akan terjadi padaNya dengan
mengatakan,” mungkin ini yang terbaik untuk saya?????”.

Setelah menemukan kalimat,” mungkin inilah yang terbaik untuk saya????”
Saya kembali menjalani rutinitas harian yang harus saya jalani, saya
membiarkan semua mengalir seperti yang dikehendakiNya dengan penyarahan
padaNya.

Saya menerima setiap orang yang datang ke rumah dengan memberikan apa yang
mereka butuhkan semampu saya tanpa harus “ngoyo” kalau tidak memiliki
kemampauan ya tidak saya lakukan,

Hingga sebuah kejadian kecil terjadi berkaitan dengan seorang yang datang
ke klinik kami.

Kejadian ini berkaitan dengan seorang kakek yang mengalami sesak nafas
cukup parah dan harus dibawa ke rumah sakit dan syukur kepada Allah kakek
ini bisa dibawa dan dirawat di rumah sakit.

Masalah “urusan” selanjutnya saya serahkan kepada Allah karena Dia yang
mengirimkan orang ini ke klinik.

Setelah menyelesaikan masalah kakek ini siang hari, dan sewaktu kami mau
menutup klinik pada malam hari, ada seorang Ibu yang menunggu untuk ketemu
dengan saya dan sewaktu pasien sudah habis, ibu itu menceritakan kalau
anaknya akan operasi dan meminta campur tangan kami.

Saya hanya mengatakan besok akan ke rumah sakit untuk menjenguk dan saya
menelepon bendahara klinik karena keberadaan keuangan saya sudah minim
bahkan cenderung kering.

Saya pasrahkan kepada Allah akan apa yang akan terjadi besok pagi
berkaitan dengan kakek yang dirumah sakit dan anak yang akan oprasi itu
dan saya hanya bilang,” kalau Ia menghendaki maka semua akan menjadi
baik”.

Saat harapan untuk “membantu” sudah pupus karena ketidak berdayaan, dan
hanya penyerahan yeng bisa dilakukan, Allah melakukan cara kerjaNya diluar
dugaan untuk menolong keberadaan orang-orang yang dikirimNya ke klinik
kami.

Pada pesta Santa perawan Maria dari medali wasian, keajaiabn terjadi dalam
diri orang berdosa ini.

Saya mendapat sapaan dari teman yang baru add saya beberapa hari yang lalu
dan sewaktu teman itu pertama menayapa saya dengan mengatakan,” salam
kenal” dalan chat.

Kami mulai chat dan dalam chat teman itu akan membantu karya kami dan saya
meminta obat untuk klinik karena kami memang membutuhkan obat dalam jumlah
yang cukup banyak untuk kegiatan klinik baik untuk klinik bali atau klinik
jakarta.

Sambil chat ama teman itu, saya juga chat dengan teman yang sudah saya
kenal lama tapi baru pertama chat dan saya menyapa dia sebagai teman yang
lama kenal tapi belum pernah berhubungan.

Saya tidak menyangka dari sapaan ini, teman itu menanyakan apakah rek kami
masih rek lama dan saya jawab benar dan tak berapa lama teman itu
mengatakan baru saja trasfer untuk membantu karya kami.

Saya kaget sekali karena baru sekali chat langsung ada jalan bagi orang
kecil ini, Allah sungguh mengetahui apa yang kami butuhkan saat ini.

Tak berapa lama setelah kejadian itu ada teman lain menyapa saya dalam
chat hanya dengan kalimat,”bruderrrrrr”.

Saya jawab,” hallo dokter cuantik”.

Teman itu jawab,” apakah boleh telp”.

Saya jawab,” boleh”.

Dan teman itu telp saya dan dari pembicaraan teman ini menanyakan no rek
kami.

Dalam satu kesempatan dan dalam waktu yang bersamaan yaitu pasta St
Perawan Maria dari Medali Wasiat, keajaiban itu terjadi yaitu jalan keluar
dari kesulitan yang kami alami.

Ini adalah saat yang tidak saya sangka karena dimana saya meminta bahkan
saya mengharapkan bantuan, Allah seolah diam dan membiarkan mereka yang
saya mintai tidak memberikan uluran tangan, ini termasuk “emak” sangat
dekat dengan saya.

Allah tahu saat yang paling tepat untuk bertindak menolong anak-anakNya.

Sewaktu saya sangat berharap padaNya akan penyelesaian masalah yang saya
hadapi, Ia membiarkan saja dan saya dibiakan berjalan sendiri karena
mungkin dipandang “masih” mamapu menyelesaikan masalah itu tanpa harus
merepotkanNya.

Dan saat dimana Ia mau bertindak karena saya tidak mampu berjalan sendiri
maka Ia bertindak sesuai kehendakNya.

Maka selalu akan ada kesempatan yang terbaik dalam hidup kita.

Saya bisa menjawab pertanyaan teman,”bruder apa yang harus saya
lakukan????”.
Yang perlu dilakukan adalah “percayalah padaNya dan serahkan hidumu
padaNya karena Ia tahu apa yang terbaik bagi hidup kita, sambil melakukan
apa yang harus kami lakukan seperti ahri-hari kemarin”.

Saya yakin Ia merancang jalan kita sesuai dengan kehendakNya dan semua
akan menjadi baik.

Berani percaya dan meletakkan hidup dalam perencanaanNya adalah baik dan
bijaksana ketika seolah tak ada lagi harpaan dan peluang untuk maju meraih
keberhasilan.

Hanya dalam penyelenggaraaNya semua akan berjalan menjadi baik dan lebih
baik.

“Apa yang harus dilakukan dalam hidup ini??????????”.

Jika hidupmu mengalami kebingungan, pikirkan pada saat kau berusia 75
tahun, dan bayangkan HAL-HAL MENYENANGKAN YANG TIDAK KAU LAKUKAN, lalu
LAKUKAN hal-hal yang kau inginkan itu saat ini ketika kau mengalami
kebingunan. Dengan demikian hidupmu akan ...penuh dengan tindakan yang
mengurangi bahkan menghapus kebingungan itu.

Salam dalam melakukan kehendak Allah dalam hidup.
petrusp.