Jumat, 20 Maret 2009

Jalan Kegembiraan 7

Sobat, kita harus paham akan satu hal, untuk apa kita diciptakan ?
Satu hal itu adalah, kita diharapkan menjadi alat dan tanda kehadiran Allah di dunia ini hingga dunia mengalami kebaikan dan kegembiraan karena kehadiran kita.
Jika kita telah melakukan satu hal ini maka cukuplah dan sungguh kehendak Allah atas diciptaknnya kita telah terpenuhi.
Yah menjadikan dunia penuh kebaikan dan kegembiraan sehingga pesan keselamatan Allah sampai di dunia ini.
Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi tempat karya yang telah saya tinggalkan selama setahun lebih.
Saya tidak mengira kalau diri saya masih diingat oleh mereka bahkan ibu-ibu yang memeluk dan menciumi saya seolah lama tidak bertemu dan anak-anak menciumi tangan saya.
Ibu-ibu itu mengajukan pertanyaan pada saya, pertanyaan mereka ada dua yaitu, kapan bapak datang ? dan kapan bapak kembali disini lagi?
Pertanyaan pertama mudah saya jawab namun pertanyaan kedua tidak bisa saya jawab karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat yang akan datang.
Saya duduk ditengah-tengah mereka dan mereka bercerita banyak tentang situasi yang terjadi di tempat saya pernah mengabdikan diri itu.
Cerita itu sebagian besar membuat hati saya sedih karena mereka seperti "kehilangan" sumber pengharapan akan kehidupan mereka.
Saya pribadi tidak bisa berbuat banyak kecuali mendengarkan apa yang mereka ceritakan.
Untuk melegakan mereka, saya hanya menjawab,"nanti saya sampaikan keluh-kesah sampeyan kepada pemimpin".
Jawaban saya tentu jawaban diplomatis karena saya sudah tidak memiliki wewenang di daerah itu dan nanti kalau saya ambil tindakan bisa menimbulkan masalah baru,
Namun yang membuat saya tetap bersyukur adalah dimana mereka mau berbagi apa yang mereka alami pada saya yang telah lama meninggalkan mereka.
Sungguh beruntunglah hidup yang boleh menjadi bagian orang lain dan tidak dilupakan setelah mengalami perpisahan.
Kenangan kebersamaan tetap ada bahkan menjadi kenangan indah yang boleh dikenang dalam kehidupan ini.
Maka melakukan apa yang terbaik dalam hidup saat ini dimanapun berada sesuai dengan apa yang diembankan adalah baik dan hal yang paling tepat.
Hal ini akan menjadi "bintang" bersinar pada masa yang akan datang dimana "kesan" perbuatan baik itu akan tetap ada dan dikenang walaupun telah lama ditinggalkan.
Jika orang melakukan yang terbaik dalam "perutusan" hidupnya maka ia telah menjadi alat kehadiran Allah dan darisana hidup telah memiliki arti dan makna sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah atas penciptaannya.
Tidak menyia-nyaian diri dan terus melakukan yang terbaik adalah sebuah persiapan matang akan perjumpaan dengan Allah yang sesungguhnya.
Perjumpaan itu tidak harus setelah mengalami "kematian" namun perjumpaan langsung dalam suasana keAllahan yaitu susana dalam kegembiraan dan kebaikan.
Maka keberanian menaburkan cinta sepenuh hati demi kebaikan akan menuai kepenuhan hidup sebagai manusia istimewa dalam kehidupan ini, dengan demikian jalan kegembiraan telah terbentuk.
Jalan kegembiraan telah terbentuk dan orang dengan mudah dapat melaluinya untuk sampai ke ujung jalan yaitu Allah sendiri.
Jalan kegembiraan ini memang dirintis bukan dengan hal yang mudah karena jalan ini harus dibuat dengan kerja keras dan penyerahan kepada Allah karena jalan itu tidak akan terjadi tanpa kerja keras dan campur tangan Allah.
Tak ada jalan yang kuat jika dibangun asal-asalah dan sembarangan saja.
Jalan kegembiraan ini harus berpondasikan kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, kepercayaan dan relasi yang mendalam.
Jika pondasi itu salah satu saja diabaikan maka jalan itu tidak akan sekuat yang diharapkan,
Jalan ini berpondasikan Kebenaran berati jalan itu harus dipenuhi dengan kebenaran norma injil dan berpanutan pada kristus sendiri yang berpihak pada manusia.
Berpondari kejujuran berarti apa yang dilakukan bukan demi keuntungan diri sendiri tapi demi Allah dan orang lain dimana segala yang dilakukan diperhitungkan secara benar dan transparan.
Berpondari tanggung jawab, dimana jalan ini merupakan hasil dari menyingsingkan lengan dengan kerja bersungguh-sunggun dengan pengawas utama Allah yang tidak bisa ditipu dan hasil kerja dapat dipertanggungjawabkan secara menyeluruh pada kehidupan ini.
Berpondasikan kepercayaan dimana orang yang membangun memiliki kerelaan dan kerendahan hati untuk dikoreksi dan hasilnya dapat dipercaya kebenarannya.
Berpondasikan relasi yang mendalam dengan Allah dan manusia dimana jalan ini merupakan hasil dari kedekatan dengan Allah demi kebaikan orang lain sebagai bentuk dari segitiga iman yaitu Allah sebagai alas pekerjaaan , orang lain sebagai garis pertangung jawaban dan diri sendiri sebagai pelaksana.
Jika pondasi kebenaran, kejujuran, tangung jawab, kepercayaan dan relasi ini ada maka kuatlah jalan kegembiraan yang telah dibuat dan orang akan dapat melaluinya dengan keyakianan kalau jalan itu dapat menghantar pada kepenuhan sebagai aanak-anak kebaikan.
Dan jalan kegembiraan ini akan menjadi prasasti kehidupan yang tidak akan dapat dirampas oleh orang lain maupun oleh tipu daya setan.
Jalan ini akan menjadi jalan yang tidak mudah dikotori oleh tipu daya dan kelicikan anak-anak kegelapan, karena semua pintu dan celah telah dihadang oleh pondasi pembuat jalan kegambiraan itu.
Sungguh andaikan masih ada orang-orang yang mampu membaut jalan kegembiraan ini,
Dunia akan menjadi tempat yang penuh dengan berkat,
Jalan itu juga tela dirintis oleh para suci dimana mereka membangun jalan ini dengan perjuangan sampai akhir hayatnya dan jalan kegembiraan yang paling nyata seperti yang diteladankan Ibu Teresa dari Calkuta.
Jalan itu dibangun siang dan malam dalam kesunyian diri "ditinggalkan" oleh penghiburan dunia dan hidup dalam"pengasingan" bersama dengan Allah.
Jalan ini lebih berharga dari pada jalan emas maupaun jalan sutera karena jalan ini mampu menyentuh siapa saja tanpa padang status maupaun keberadaan.
Semua boleh melaluinya dan semua boleh menggunakannya.
Tak terkecuali, jalan ini menjadi jalan umum yang menghubungkan manusia dan Allah sendiri.
Sungguh berbahagialah mereka yang mampu membangun jalan ini dalam hidupnya karena ia akan dipenuhi sukacita yang tiada tara dalam hidupnya.
Ia akan menjadi orang beruntung yang walaupun berusia muda akan tetap ada dalam ingatan mereka yang melalui jalan kegembiraan ini.
Sayang saat ini banyak orang yang diberi kesempatan membangun jalan ini lupa pada panggilan itu dan sibuk dengan membangun jalannya sendiri.
Orang lupa bahwa panggilan ini merupakan rahmat terbesar yang ada didunia ini.
Orang sibuk dengan membangun jalannya sendiri yang bukan berpondasikan berpondasikan kemewahan, status, nama besar dan popularitas.
Jalan demikian akan cepat tergerus oleh arus air kehidupan karena tidak kuat dan hanya berupa lapisan luar.
Jika ingin membangun jalan kegembiraan yang berpondasikan kebenaran, kejujuran, kepercayaan, tanggung jawab dan relasi maka orang harus beerusaha meniru Kritus sendiri dan berpegang pada norma Injil.
Sungguh siapa yang berpegang pada norma injil dan meneladan cara hidup Kristus maka buah dari yang dilakukan akan menjadi berkat bagi dunia sedangkan jika meninggalkan Kristus dan norma Injul maka kesia-siaan yang akan terjadi
Krisus yang dalam keredahan hatiNya telah menjadi teladan penciptaan jalan kegembiraan ini dengan berpegang pada norma Injil.
Ia merelakan menjadi yang terkecil untuk membangun jalan kegembiraan yang terlebar, terbesar dan terkuat.
Jalan kegembiraan ini dibangun melalui salib dan pendertiaanNya.
Jalan itu ada karena Ia memegang prinsip kebenaran, kejujuran, tanggungjawab, kepercayan dan relasi yang dalam dengan Allah dan manusia,
Jalan kegembiraan Kristus akhirnya diwariskan kepada kita yaitu jalan salib itu sendiri,
Dari salib mengalirlah berkat dan kegembiraan surga.
Semoga kita boleh selalu membuat jalan kegembiraan untuk kebaikan dan keselamatan orang lain hingga sampai pada kepenuhan Allah sendiri,
Salam dalam cinta membangun jalan kegembiraan.
petrusp.

Senin, 02 Maret 2009

Jalan Kegembiraan 6

Setiap orang dapat menjadi berkat bagi orang lain asalkan ada kemauan dan kerelaan seperti apa yang telah diteladankan sendiri oleh Allah dalam diri Kristus.
Sungguh menjadi berkat bagi orang lain akan memberikan kegembiraan yang sangat mendalam dan kegembiraan ini tidak akan dapat diambil dari diri kita oleh orang lain termasuk mereka yang merasakan kegembiraan karena kehadiran kita.
Memang menjadi berkat bagi orang lain memerlukan beberapa syarat dan salah satunya adalah kepekaan yang bersumber pada kerendaha hati untuk selalu terbuka pada orang lain.
Kemarin pagi, karena libur dan dikarenakan gigi "senut-senut" maka saya bangun terlambat dan ketika ada telp dari rekan yang telah di depan rumah saya katakan," saya tidak mau diganggu karena saya mau tidur sampai siang".
Saya pikir teman ini menjemput saya untuk jalan menemani dia bekerja mengunjungi "nasabah" karena teman ini bekerja di Bank.
Teman itu menjawab," Ok, selamat tidur sampai siang".
Tak berapa lama teman itu telp kembali dengan mengatakan kalau ia berada di rumah sakit mengantar seorang bayi yang sudah biru dan bayi itu tadi digondong ibunya berdiri di depan rumah saya.
Spontan saya katakan,"Lho, kok bisa ? Ok, aku nyusul ke rumah sakit".
Tanpa mandi dan cuci muka saya langsung tancap gas naik motor pinjaman menuju ke rumah sakit.
Benar juga rekan itu disana dan ternyata rekan itu memakai celana pendek dan kaos serta kelihatan belum mandi.
"Lho kok Sampeyan tidak kerja," tanya saya.
Rekan itu menjawab," saya bolos kerja dan tadi rencana ajak bruder jalan"
Lalu saya dan rekan melihat bayi yang telah ditangai oleh dokter di rumah sakit itu dan kami diminta menunggu di ruang tunggu.
Waktu di ruang Tunggu saya bilang sama rekan itu," sapeyan tidak kerja karena kehendak Allah untuk menolong bayi itu, mungkin kalau tidak ada sampeyan bayi itu tidak tertolong".
Rekan itu menjawab," tadi sewaktu saya telp bruder dan bruder bilang tidak mau di ganggu, Ibu itu didepan klinik dan kebingunang dan ketika 'Lenny' melihat bayi itu, ternayta bayi sudah biru maka langsung kami bawa ke rumah sakit ini dan terus telp bruder". (Lenny adalah isteri dari rekan saya ini).
"Syukur ada sampeyan", sambung saya.
Setelah selesai pemeriksaan dan bayi itu harus diopname, saya menyelesaikan adminitrasi bayi itu dan meninggalkan di rumah sakit dan isteri teman itu bilang," saya ndak bawa uang, untung bruder bawa".
Jawab saya," makanya sampeyan telp saya karena Tuhan menghendaki kita bekerja sama dalam menangani bayi ini".
Lalu kami pemitan dengan Ibu bayi itu dan pulang dengan mengatakan kalau ada apa-apa dengan bayi itu tolong kasih kabar ke klinik.
Ibu itu bilang,"trima kasih pak dokter".
Wah saya sekarang terkenal dengan nama "pak dokter"
Sedangkan yang dokter adalah isteri rekan saya itu.
Sungguh hal ini adalah kejadian yang sederhana dan merupakan rencana Allah sendiri dalam keterlibatan dalam menyelamatkan jiwa seorang bayi.
"Andaikan" rekan itu tidak bolos kerja dan tidak ke rumah untuk ajak jalan saya, tentu peristiwa ini tidak akan terjadi dan saya masih "njingkrung" di tempat tidur merasakan "nyut-nyutnya" gigi yang sakit.
Allah berkehendak lain, dalam bolos kerjapun IA memakai diri untuk berbuat baik bagi orang lain.
Ibu itu membawa anaknya ke klinik tentu ingin memeriksakan anaknya dan pasti kecewa karena klinik tutup disamping masih pagi sedangkan klinik buka sore, hari ini klinik tutup karena kami merayakan Rabu Abu.
Dan andaikan tidak dibawa ke rumah sakit dengan segera oleh rekan itu, bayi itu pasti akan ada kejadialan lain.
Bahkan dr lenny isteri teman saya mengatakan," bayi itu kalau tidak cepat ditangani pasti lewat karena sudah biru dan sesak nafas".
Inilah misteri Allah.
Sekali lagi "andaikan" rekan itu tidak melihat bayi itu dan terus pulang karena saya tolak sewaktui mengajak jalan, kami tidak akan diberi kesempatan menjadi berkat bagi bayi dan keluarga itu.
Namun karena ada gerakan "keterlibatan" cinta, rekan itu melihat bayi itu dan tanpa berpikir panjang membawa bayi itu ke rumah sakit sehingga bayi langsung bisa ditangani oleh dokter sehingga bayi itu boleh tetap hidup sapai saat ini.
Keterlibatan yang bersumber dari kepekaan untuk orang lain memberikan kebaikan pada kehidupan ini.
Jalan Tuhan selalu indah penuh kegembiraan ketika dilewati dengan kesadaran untuk berbagi diri dengan orang lain.
Kegembiraan itu tentau dialami oleh rekan dan isterinya, keluarga dan bayi itu serta juga kegembirana ada dalam diri orang kampung yang lagi sakit gigi ini.
Kegembiraan inilah yang sebenarnya adalah "surga" dimana kegembiraan telah menyapa secara menyeluruh yang melibatkan banyak pihak baik diri sendiri, orang lain dan Allah sendiri sebagai sumber rencana indah ini.
Surga adalah kegembiraan dalam kebersamaan bukan hanya terbatas diri sendiri.
Surga adalah sebuah rentetan kejadian yang melahirkan kegembiraan dalam diri semua orang yang terliabt didalamnya bahkan menyapa mereka yang diluar jangkauan perisitwa ini.
Surga yang demikian tidak akan bisa diambil oleh orang lain karena kegembiraan in telah menjadi milik dan pengalaman pribadi yang bersumber pada Allah sendiri.
Sungguh andaikan ikatan kebersamaan dan kerelaan untuk berbagi dengan memberi perhatian pada orang lain terutama yang membutuhkan pertolongan itu ada, surga akan tercipta dalam dunia ini dan dapat dirasakan oleh semua orang.
Surga ini tidak pandang bulu siapapun akan merasalannya adaikan setiap orang memiliki kerelaan untuk menjadi bagin bagi orang lain.
Surga yang demikian bukan surga yang sulit dan mahal,
Namun surga yang sederhana asalkan ada kemauan dan kerelaan.
Mau dan rela menyapa, mau dan rela berbagi serta mau dan relan menjadi bagian orang lain.
Setelah hal itu ada kegembiraan akan hadir dengan sendirinya.
Tak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini, karena semua mengandung kemungkinan asalkan ada tindakan nyata yang bersumber pada kebenaran dan kebaikan Allah.
Jadi apapun yang sedang terjadi sebenarnya adalah "kemungkinan-kemungkinan" akan terbentuknya surga yang diciptakan oleh Allah sendiri untuk meneguhkan setiap perjalanan hidup manusia.
Bolos kerjapun dapat menjadi jalan memuliakan Allah dengan menyelamatkan satu jiwa yang membutuhkan pertolongan.
Jadi selalulah mengikatkan diri dengan Allah dalam hidup ini agar apapun yang terjadi adalah merupakan jalan memuliakan diriNya di dunia ini.
Tak ada yang kebetulan dalam dunia ini karena semua dalam alur cerita Allah.
Semoga hidup kita juga selalu dipakai oleh Allah didunia ini dalam kesempatan apapun untuk membangun surga.
Salam dalam cinta membangun dunia baru sehingga kerajaan surga ada ditengah-tengah kita.
"Jadilah berkat bagi orang lain dengan hidup selalu mewartakan kegembiraan yang bersumber pada kerahiman Allah.
berusahalah membuat orang lain merasakan kehadiranNya melalui keberadaan Anda"
petrusp