Minggu, 05 September 2010

setiap pribadi memiliki kemampuan

Kadang hidup mengecewakan ketika membandingkan diri dengan orang lain yang teras lebih hebat dari diri kita, apalagi dalam banyak kesempatan hidup hanya sebagai penonton sedangkan yang lain memiliki peran sentral dalam menyeelsaikan masalah karena mereka memiliki kekautan untuk itu.

Apalagi kalau diri yang tidak memiliki kemampuan lebih ini sering menjadi bahan olok-olokan dan celaan yang lain sebagai bahan candaan yang menimbulkan keceriaan dalam diri mereka tanpa memperhatikan keberadaan pribadi yang tidak memiliki kemampuan lebih ini.

Hidup sungguh berat dan terasa melelahkan penuh dengan beban berat menindih.

Pagi ini, saya kembali menonton film kesukaan saya yaitu Avatar, episode kali ini bercerita tentang pribadi paling “lemah” dalam kelompok avatar yaitu Saka.
Dalam kelompok itu, ada 4 orang yaitu Aang sebagai Avatar si pengendali udara, Tha si pengendali tanah, Katara si pengendali air dan Saka tanpa memiliki kemampuan dalam pengendalian.

Ketika ada masalah terjadi yaitu terbakarnya suatu tempat karena meteor jatuh, semua sibuk dengan kekautan pengendaliaannya kecuali Saka yang hanya bertugas menjaga momo yaitu sejenis kera binatang kesukaan Aang.

Setelah bahaya kebakaran itu selesai, mereka berkumpul bersama kecuali Saka yang meratapi dirinya dan merasa tidak berarti dalam kelaompok ini karena ia tidak memiliki kekautan pengendali seperti mereka, ia hanya sebagai pribadi yang bodoh karena ketidakpunyaan kekautan untuk emngendalikan apa-apa..

Teman-teman Saka semua menghibur dan mengatakan kalau Saka memiliki kemampuan dalam membaca peta, kemapuan menghibur mereka dan kemapuan lain yang membuat suasana menjadi lebih hidup dalam kelompok ini, tapi penghiburan itu terasa kosong karena saka tetap merasa tidak memiliki apa-apa seperti yang dimiliki yang lainnya yang ada dalam kelompok ini.

Rasa minder dan rendah diri muncul dalam diri Saka, rasa percaya diri ada dalam dirinya.

Dalam perjalanan cerita berikutnya ada guru pedang di daerah itu dan Saka datang kepada Guru itu untuk belaajr ilmu pedang, pertama belaajr banyak kekacauan terjadi akrena tingkah Saka yang memang aneh-aneh yang dilihat kurang baik oleh “pembantu” guru pedang itu tapi si guru pedang menangkap kekautan lain dalam diri Saka hingga proses belajar itu berjalan sampai akhir hingga saka bisa membuat pedang yang terbuat dari batu meteor yang jatuh pada crita sebelumnya.

Guru saka jauh lebih hebat dari Saka, dalam pertarungan terakhir jelas dari kemapuan saka kalah jauh dan tidak bisa mengimbangi kemampuan dan kekautan guru itu.

Namun ketertarikan guru itu pada Saka bukan pada kemapuannya dan penampilan diri Saka tapi apda daya Kreatifitas, Kecerdasan dan kepolosan dalam diri Saka.
Kreatifitaslah dan kecerdasan yang menarik dalam diri saja dan kaliamt terakhir sebelum guru itu dan Saka berpisah, “Kau masih harus belajar banyak dan saya merasa bangga karena dalam dirimu ada kratifitas dan kecerdasan yang akan menajdikan kau sebagai ahli pedang”. Sambung guru itu,” seorang ahli pedang harus bisa menciptakan pedangnya sendiri dan bukan pedang orang laindan pedang itu adalah dirinya sendiri”.

Kalimat berikutnya,” kau datang dengan parasaan kurang percaya diri dan sekarang percayalah dengan dirimu sendiri”.

Sebuah motovasi yang hebat yang diberikan dalam diri Saka oleh guru itu, sebuah daya yang membangunkan diri Saka akan diri dan kemampaunnya dan daris ana kepercayaan ada dalam diri Saka bahwa dia memiliki kemapuan walaupun dirinya buka seorang pengendali.

Yang utama adalah seorang mampu mengendalikan dirinya sendiri untuk menemukan kemampuan yang ada dalam dirinya, jadi walaupun diri Saka bukan seorang pengendali tapi dirinya tetap memiliki kemampuan yang lebih yang juga berguna dalam kehidupan ini.

Kemampuan mengendalikan diri untuk menemukan kekautan dan kemampuannya adalah hal yang utama dalam diri seseorang karena hal ini bisa membangunkan diri untuk lebih memiliki kepercayaan akan hidup dan dirinya yang adalah berguna.

Sobat,
Mungkin kita diciptakan seperti Saka yang tanpa memiliki kemapuan pengendali yang hebat, kita lahir dari kelaurga miskin tanpa kesempatan sekolah yang baik, kita lahir dalam keterbelakngan sehingga makan dan hidup saja susah, kita selalu dipojokkan dalam banyak kesempatan, kita selalu menjadi bahan olok-olokan dan cemoohan karena ketidakmampuan kita.

Kita selalu punya alasan untuk minder, tidak percaya diri dan cenderung menyalahkan keadaan.
Kita selalu tidak akan salah karena melihat semua jalan adalah buntu dan tidak berpihak kepada kita karena keadaan kita yang jauh dari keberuntungan yang dimiliki oleh orang lain.

Banyak alasan yang membenarkan kita untuk menarik diri dan merasa diri tidak berharga apalagi tiada dorongan dari rekan-rekan kita yang cenderung memojokkan kita.

Sungguh tak ada yang bisa mendukung diri kita dalam hidup karena semua hal “buruk” ada dalam diri kita.

Namun apakah hidup akan berhenti dengan meliaht diri yang demikian ini????
Jawabannya TIDAK, hidup harus berlanjut.
Maka hidup diharapkan berani bangun dan kita menjadi pengendali dalam diri kita sendiris ebagai pengendali diri yang tidak mau “kalah” dan “terjajah” oleh ketidakberuntungan hidup kita.

Berani bangun untuk menemukan potensi lain yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan ini, selalu akan ada celah bagi diri kita dalam meenmukan diri dan pengendaliannya.

Saya menyadari, dulu saya juga jatuh seperti Saka dalam ketidakpercayaan diri karena banyak sebab, namun semua selalu ada jalan dimana Allah memberikan banyak kemampaun lain dalam diri saya termasuk sedikit kemampuan mengutarakan pikrian dalam tulisan dan ini bisa diperoleh tidak harus memalui sekolah sastra atau sekolah apapun.

Tinggal mengasah kemampuan ini dengan kecerdasan yang telah diberikan Allah dalam diri kita karena semua orang diberi otak yang sama yang bsia diasah untuk menemukan kecerdesannya.

Kita juga diberi indera yang sama dan dalam indera itu ada kemapuan lebih jika sekalu diolah.
Berani bangun mengolah diri akan memberikan jalan kalau kita ini berharga.

Maka temukan cara pengendalian diri dan bangunlah hidup dengan kempuan lain yang ada dlam diri kita dan jadilah priabdi yang percaya diri kalau kita adalah berharga walaupun tidak memiliki kesemaptan seperti kebanyakan orang yanglebihd iebri kemapuan lain termasuk kemampouan sekolah dan kemampuan financial yang lebih,

Kita dalah berharga dengan kemampuan kita yaitu diri kita sendiri dengan selurus keunikannya. Semua orang diciptakan unik oleh Tuhan dan dalam diri semua orang ada kemampuan terpendam yang sangat mengagumkan.

Setiap orang harus menemukan pedangnnya sendiri dan diri kita adalah pedang itu yang siap untuk menunjukkan jati diri kita sebagai anak-anak Allah yang berguna.

Salam dalam cinta untuk menemukan dirisebagai orang berguna dengan kemampuan yang ada.
petrusp.

Jumat, 03 September 2010

Lebaran butuh lembaran

“datanglah pada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberimu istirahat”, sabda Tuhan.

Kalimat yang sangat menghibur dan membahagiakan bagi banyak orang yang mengalami beban berat dalam hidup ini, bagaimana tidak karena mereka akan diberi isitrahat ketika bersedia datang kepada Tuhan.

Pertanyaannya,” dimana Tuhan berada terutama saat-saat melelahkan ini????”.

Ya, Tuhan ada dimana???

Apakah Tuhan ada di gereja????, apakah Tuhan ada dipinggir jalan yaitu di trotoar??? Apakah Tuhan ada di rumah setiap pribadi yang mengalami beban itu??? Atau Tuhan ada di hati yang mengalami beban berat itu???

Jawaban banyak orang bisa berbeda-beda Tuhan ada dimana saat orang mengalami beban berat ini.

Jawaban saya bisa sama namun juga bisa berbeda dengan jawaban para sahabat semua.
Jawaban saya adalah Tuhan ada DALAM HATI MEREKA YANG MEMILIKI KEPEKAAN AKAN PENDERITAAN DAN BEBAN BERAT mereka yang mengalami beban berat itu. Sekali lagi Tuhan ada di hati yang memiliki kepekaan akan beban dan penderitaan orang lain yang mengalami beban itu..

Pribadi yang dipilih oleh Tuhan untuk tinggal ada dimana-mana termasuk dalam hati sampeyan semua, karena kepekaan tentu juga ada dalam diri sampeyan dan semoga juga ada dalam diri saya.

Hari-hari ini banyak sekali orang yang mengalami banyak beban dalam hidupnya akan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan akan ahri istimewa bernama hari lebaran ini.

Banyak ibu-ibu harus mempersiapkan lebih dari baisanya, banyak ibu-ibu dituntut member baju baru bagi anak-anaknya, banyak ibu harus memasak lain dari yang lain dari biasanya, banayak ibu harus memberi perhatian lebih akan hari istimewa ini akan mereka yang ada disekitarnya..

Tuntutan dan beban yang lebih ini bisa atau tidak harus ditanggung sehingga mereka harus rela untuk “berkeliling” demi mendapatkan “lembaran-lembaran” uang untuk memenuhi “lebaran”..

Lebaran tidak bisa dipisahkan dengan lembaran bernama uang ini.

Bagi yang memiliki simpanan, memiliki cadangan, memiliki THR, memiliki saudara yang bisa berbagi tentu mudah mendapatkan lembaran untuk lebaran ini,
Bagiaman yang tidak memiliki semua ini???

Tentulah mereka harus ekstra ekras mendaptkannya salah satunya yaitu dengan yang namanya “utang” kepada mereka yang memiliki lembaran lebih dan tidak terpakai untuk lebaran ini.

Namun banyak orang tidak bisa memberikan pinjaman ini karena banyak orang juga dituntut memenuhi lebaran dengan lemabran ini sehingga jangankan meminjami lha untuk memenuhi kebutuhan sendiri kadang susah dan belum bisa mencukupi kebutuhannya..

Jadi kemana mereka harus pergi ???
Tentu tujuan yang paling tepat adalah kepada Tuhan karena Tuhan adalah tumpuan banyak orang yang sedang mengalami beban berat karena ketiadaan lembaran untuk memenuhi lebaran ini.

Tapi Tuhan ada dimana????

Tuhan ada di hati mereka yang memiliki kepekaan, dan panggilan sebagai rumah Tuhan ini ada dalam diri kita sebagai anak-anak-Nya yang adalah temapt terindah bagi Dia.

Semoga kita bisa menjadi tumpuan kehadiran priabdi-pribadi yang kurang beruntung ini karena Allah telah memiliki kita sebagai tempat tinggal-Nya.

Salam dalam cinta membangun dunia baru menjadi rumah temapt tinggal Tuhan.p
petrusp.