Senin, 02 Maret 2009

Jalan Kegembiraan 6

Setiap orang dapat menjadi berkat bagi orang lain asalkan ada kemauan dan kerelaan seperti apa yang telah diteladankan sendiri oleh Allah dalam diri Kristus.
Sungguh menjadi berkat bagi orang lain akan memberikan kegembiraan yang sangat mendalam dan kegembiraan ini tidak akan dapat diambil dari diri kita oleh orang lain termasuk mereka yang merasakan kegembiraan karena kehadiran kita.
Memang menjadi berkat bagi orang lain memerlukan beberapa syarat dan salah satunya adalah kepekaan yang bersumber pada kerendaha hati untuk selalu terbuka pada orang lain.
Kemarin pagi, karena libur dan dikarenakan gigi "senut-senut" maka saya bangun terlambat dan ketika ada telp dari rekan yang telah di depan rumah saya katakan," saya tidak mau diganggu karena saya mau tidur sampai siang".
Saya pikir teman ini menjemput saya untuk jalan menemani dia bekerja mengunjungi "nasabah" karena teman ini bekerja di Bank.
Teman itu menjawab," Ok, selamat tidur sampai siang".
Tak berapa lama teman itu telp kembali dengan mengatakan kalau ia berada di rumah sakit mengantar seorang bayi yang sudah biru dan bayi itu tadi digondong ibunya berdiri di depan rumah saya.
Spontan saya katakan,"Lho, kok bisa ? Ok, aku nyusul ke rumah sakit".
Tanpa mandi dan cuci muka saya langsung tancap gas naik motor pinjaman menuju ke rumah sakit.
Benar juga rekan itu disana dan ternyata rekan itu memakai celana pendek dan kaos serta kelihatan belum mandi.
"Lho kok Sampeyan tidak kerja," tanya saya.
Rekan itu menjawab," saya bolos kerja dan tadi rencana ajak bruder jalan"
Lalu saya dan rekan melihat bayi yang telah ditangai oleh dokter di rumah sakit itu dan kami diminta menunggu di ruang tunggu.
Waktu di ruang Tunggu saya bilang sama rekan itu," sapeyan tidak kerja karena kehendak Allah untuk menolong bayi itu, mungkin kalau tidak ada sampeyan bayi itu tidak tertolong".
Rekan itu menjawab," tadi sewaktu saya telp bruder dan bruder bilang tidak mau di ganggu, Ibu itu didepan klinik dan kebingunang dan ketika 'Lenny' melihat bayi itu, ternayta bayi sudah biru maka langsung kami bawa ke rumah sakit ini dan terus telp bruder". (Lenny adalah isteri dari rekan saya ini).
"Syukur ada sampeyan", sambung saya.
Setelah selesai pemeriksaan dan bayi itu harus diopname, saya menyelesaikan adminitrasi bayi itu dan meninggalkan di rumah sakit dan isteri teman itu bilang," saya ndak bawa uang, untung bruder bawa".
Jawab saya," makanya sampeyan telp saya karena Tuhan menghendaki kita bekerja sama dalam menangani bayi ini".
Lalu kami pemitan dengan Ibu bayi itu dan pulang dengan mengatakan kalau ada apa-apa dengan bayi itu tolong kasih kabar ke klinik.
Ibu itu bilang,"trima kasih pak dokter".
Wah saya sekarang terkenal dengan nama "pak dokter"
Sedangkan yang dokter adalah isteri rekan saya itu.
Sungguh hal ini adalah kejadian yang sederhana dan merupakan rencana Allah sendiri dalam keterlibatan dalam menyelamatkan jiwa seorang bayi.
"Andaikan" rekan itu tidak bolos kerja dan tidak ke rumah untuk ajak jalan saya, tentu peristiwa ini tidak akan terjadi dan saya masih "njingkrung" di tempat tidur merasakan "nyut-nyutnya" gigi yang sakit.
Allah berkehendak lain, dalam bolos kerjapun IA memakai diri untuk berbuat baik bagi orang lain.
Ibu itu membawa anaknya ke klinik tentu ingin memeriksakan anaknya dan pasti kecewa karena klinik tutup disamping masih pagi sedangkan klinik buka sore, hari ini klinik tutup karena kami merayakan Rabu Abu.
Dan andaikan tidak dibawa ke rumah sakit dengan segera oleh rekan itu, bayi itu pasti akan ada kejadialan lain.
Bahkan dr lenny isteri teman saya mengatakan," bayi itu kalau tidak cepat ditangani pasti lewat karena sudah biru dan sesak nafas".
Inilah misteri Allah.
Sekali lagi "andaikan" rekan itu tidak melihat bayi itu dan terus pulang karena saya tolak sewaktui mengajak jalan, kami tidak akan diberi kesempatan menjadi berkat bagi bayi dan keluarga itu.
Namun karena ada gerakan "keterlibatan" cinta, rekan itu melihat bayi itu dan tanpa berpikir panjang membawa bayi itu ke rumah sakit sehingga bayi langsung bisa ditangani oleh dokter sehingga bayi itu boleh tetap hidup sapai saat ini.
Keterlibatan yang bersumber dari kepekaan untuk orang lain memberikan kebaikan pada kehidupan ini.
Jalan Tuhan selalu indah penuh kegembiraan ketika dilewati dengan kesadaran untuk berbagi diri dengan orang lain.
Kegembiraan itu tentau dialami oleh rekan dan isterinya, keluarga dan bayi itu serta juga kegembirana ada dalam diri orang kampung yang lagi sakit gigi ini.
Kegembiraan inilah yang sebenarnya adalah "surga" dimana kegembiraan telah menyapa secara menyeluruh yang melibatkan banyak pihak baik diri sendiri, orang lain dan Allah sendiri sebagai sumber rencana indah ini.
Surga adalah kegembiraan dalam kebersamaan bukan hanya terbatas diri sendiri.
Surga adalah sebuah rentetan kejadian yang melahirkan kegembiraan dalam diri semua orang yang terliabt didalamnya bahkan menyapa mereka yang diluar jangkauan perisitwa ini.
Surga yang demikian tidak akan bisa diambil oleh orang lain karena kegembiraan in telah menjadi milik dan pengalaman pribadi yang bersumber pada Allah sendiri.
Sungguh andaikan ikatan kebersamaan dan kerelaan untuk berbagi dengan memberi perhatian pada orang lain terutama yang membutuhkan pertolongan itu ada, surga akan tercipta dalam dunia ini dan dapat dirasakan oleh semua orang.
Surga ini tidak pandang bulu siapapun akan merasalannya adaikan setiap orang memiliki kerelaan untuk menjadi bagin bagi orang lain.
Surga yang demikian bukan surga yang sulit dan mahal,
Namun surga yang sederhana asalkan ada kemauan dan kerelaan.
Mau dan rela menyapa, mau dan rela berbagi serta mau dan relan menjadi bagian orang lain.
Setelah hal itu ada kegembiraan akan hadir dengan sendirinya.
Tak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini, karena semua mengandung kemungkinan asalkan ada tindakan nyata yang bersumber pada kebenaran dan kebaikan Allah.
Jadi apapun yang sedang terjadi sebenarnya adalah "kemungkinan-kemungkinan" akan terbentuknya surga yang diciptakan oleh Allah sendiri untuk meneguhkan setiap perjalanan hidup manusia.
Bolos kerjapun dapat menjadi jalan memuliakan Allah dengan menyelamatkan satu jiwa yang membutuhkan pertolongan.
Jadi selalulah mengikatkan diri dengan Allah dalam hidup ini agar apapun yang terjadi adalah merupakan jalan memuliakan diriNya di dunia ini.
Tak ada yang kebetulan dalam dunia ini karena semua dalam alur cerita Allah.
Semoga hidup kita juga selalu dipakai oleh Allah didunia ini dalam kesempatan apapun untuk membangun surga.
Salam dalam cinta membangun dunia baru sehingga kerajaan surga ada ditengah-tengah kita.
"Jadilah berkat bagi orang lain dengan hidup selalu mewartakan kegembiraan yang bersumber pada kerahiman Allah.
berusahalah membuat orang lain merasakan kehadiranNya melalui keberadaan Anda"
petrusp