Kamis, 30 April 2009

Jalan kegembiraan 10

Percayalah kepada Allah.
Allah mencintai hidup kita karena Ia telah menciptakan kita dengan cintaNya.
Tadi pagi ketika saya pulang dari misa harian, saya melihat buah mangga yang lebat diatas pohon dan buah itu mengiurkan hati.
Pikiran saya mengatakan,"Wah enak sekali kalau makan mangga hari ini".
Eh sewaktu saya selesai memikirkan hal itu ada buah mangga yang jatuh di semak-semak, buah mangga itu matang dan dalam keadaan baik tanpa ada cacat atau busuk.
Saya mengambil buah mangga itu dan membawa pulang jadi sambil jalan kaki saya menenteng buah mangga di tangan saya.
Jadi pulang misa saya sudah diberi rejeki buah mangga dimana sebelum buah itu jatuh ada pikiran untuk makan mangga.
Syukur pohon mangga itu dipinggir jalan jadi milik umum. he he he.
Dan jam 8 pagi ada teman yang datang ke rumah saya dan sharing akan hidupnya yang tidak menentu,
Saya katakan," Tuhan akan memelihara hidup kita dan akan memberikan kita kekuatan asalkan ada pengharapan".
Sambung saya," Nich buah mangga ini tadi saya peroleh dipinggir jalan dan buah ini jatuh ketika saya ingin makan mangga sewaktu saya melihat buah mangga diatas pohon".
"Jadi jangan berhenti berharap karena Ia akan selalu memenuhi kehidupan kita asalkan kita mau percaya padaNya dan mengusahakan kepercayaan itu", tambah saya
Teman itu hanya mendengarkan sambil manggut-manggut.
setelah berbicara "ngalor-ngidul", teman itu pamitan untuk melanjutkan pekerjaannya karena di telp oleh atasanya.
Yang pasti,"Allah akan memelihara hidup kita".
Cerita tentang mangga ini mungkin cerita biasa yang mungkin kelihatan kebetulan saja,
Namun saya yakin, Tak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini.
kekuatan pikiran kita sanggup memberikan pengharapan akan kebaikan hidup ini.
Maka selalu memikirkan yang baik akan membarikan kebaikan pada hidup ini.
Jangankan memikirkan kehidupan orang lain terutama yang mengalami kesulitan, memikirkan diri sendiri saja Allah akan memberikan kebaikan.
Pagi ini juga kejutan atau mukjizat lain saya alami.
Tentang mangga itu saya menybut sebagai mukjizat kecil,
Setelah mukjizat itu ada mukjizat lain yang lebih laur biasa.
Tadi malam saya bersama pengurus klinik dan dokter melakukan pertemuan dan kami memiliki rencana pengobatan seminggu dua kali untuk daerah di Cemagi yaitu daerah perkampungan yang banyak dihuni oleh petani.
Pertemuan itu akhirnya bermuara pada saya akan "pemenuhan" keperluan obat untuk pelaksanaan kegiatan itu.
Mereka menanyakan pada saya," der bagaimana dengan obatnya, apakah bruder bisa mencukupi".
Saya menjawab," apakan selama ini kita kekurangan obat".
Bendahara klinik kami menjawab," Tidak".
Maka jawab saya," Allah pasti akan mencukupi keperluan ini kalau memang ini demi kebaikan dan kemuliaanNya untuk mereka yang membutuhkan dan saya yakin semua pasti akan ada jalanya".
"Ok, obat tidak masalah", jawab rekan lain dalam pertemuan itu.
Sambung saya," percaya pada Allah".
Pagi ini jawaban akan keperluan itu terjadi.
Ada rekan yang lama tidak ada hubungan dengan saya, menelepon.
Rekan itu berkata," pagi der, masih di bali?".
Jawab saya,"Pagi, benar saya masih di bali".
Sambung teman itu," apakah bruder masih butuh obat atau uang?".
Jawab saya," syukur kepada Allah, tadi malam kami rapat dengan dokter akan diadakan pengobatan dua kali di Cemagi dan kami membutuhkan obat-obatan untuk kegiatan ini".
Jawab teman itu," baik, bruder sms saya kebutuhan obat-obat itu ya nanti biar kami beli dan kirimkan ke bali".
Inilah munjizat kedua yang saya katakan diatas.
Allah menajawab kesulitan kami pada saat yang sangat tepat dan mengagumkan.
Maka percaya kepadaNya bukan sebuah kesia-siaan karena sebenarnya IA sungguh ada disamping kita untuk memberikan hal yang terbaik dari hidup kita.
Memang kadang Ia seolah jauh dan tidak peduli pada hidup kita pada saat kita sedang mengalami masa gelap tapi sebenarnya masa gelap itu adalah masa dimana Ia sedang merenda hidup kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
Saya pernah juga menanyakan akan keperpiahkan Allah itu,"Tuhan dimana Engkau pada saat saya difitnah, diusir dan direndahkan? Mengapa Engkau tidak hadir membela dengan mengutus malaikatMu dalam diri Daniel seperti kejadian yang pernah dialami oleh Susana pada saat ini difitnah. Engkau membiarkan maa kelam itu menyelimuti aku ?".
Tuhan tidak menjawab pertanyaan saya itu dan seolah Dia diammembisu dan membiarkan masa gelap itu menyelimuti diri saya.
dan baru saat-saat seperti sekarang ini kesadaran akan penyertaanNya muncul.
Sungguh dalam masa gelap itu Allah sedang merenda hidup menjadi lebih Indah seperti yang boleh saya alami saat ini.
Allah merencanakan hal baik dan laur biasa yang tidak bisa dipikirkan oleh nalar sehat kita.
Maka dalam keadaan apapun mukjizat Allah tetap ada.
Ada mukjizat yang spontan muncul seperti perihal mangga dan pemenuhan obat-obatan yang kami perlukan.
Ada juga mukjizat yang memerlukan pemahaman dalam waktu yang lama.
Ini seperti pengalaman "gelap" yang pernah saya alami.
Jadi percayalah kepada Allah bahwa apa yeng kita alami adalah mukjizat yang membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.
Tak ada hal yang kebetulan karena semua hal ada dalam rangkaian peristiwa yang telah disusun Allah sedemikian rupa untuk kebaikan hidup kita.
Semoga kebaikan dan mukjizat yang boleh saya alami juga sentiasa Anda alami dan menyertai seluruh perjalanan hidup Anda.
Sekali lagi percayalah kapadaNya dalam keadaan apapun,
Karena Ia sungguh peduli dengan hidup Anda dan senantiasa merenda hidup Anda menjadi pengalaman indah yang sangat menakjubkan,
Salam dalam cinta untuk selalu mengalami misteri Allah dalam keajaiban mukjizatNya.
petrusp.

Senin, 27 April 2009

Sapaan Pagi

"Dalam hidup kekecewaan tidak akan mengubah sesuatu menjadi baik malah akan menciptakan kegelapan baru dan hanya yang berani bangkit penuh semangat disertai usaha tiada henti yang akan memberikan keberhasilan".

Sesungguhnya keberhasilah setiap orang ada dalam usaha yang dilakukan dan kemampuan berkreatifitas dan bukan hanya menunggu apa yang akan terjadi, usaha ini bukan hanya sebatas pekerjaan nyata namun juga dalam doa yang kadang disepelekan oleh kebanyakan orang.
Doa adalah kekuatan "dalam" yang sebenarnya memberikan efek terbaik dalam hidup baik disadari maupun tidak disadari maka mulailah segala sesuatu dalam doa dan kerjakan segalanya dalam kebulatan tekat untuk berusaha sampai hasil diperoleh.

Masalah hasilnya baik atau tidak bukan masalah yang penting telah melakukan apa yang terbaik dan telah dimulai dalam penyarahan kepada Allah melalui doa yang telah dipanjatka
Beberapa hari yang lalu, kami mengadakan kegiatan pengobatan di daerah Gianyar tapi di perkampungannya, sewaktu kami sampai ke tempat pengobatan itu, Tak ada satupun warga yang telah datang termasuk pengurus Banjar yang telah dihubungi untuk kegiatan ini.
Pertama melihat hal itu, saya rada "pesimis" dengan pelaksanaan kegiatan itu.
Lalu salah satu anak yang mengurus kegaitan itu telp pemimpin banjarnya dan saya mengajak dua orang dokter untuk keliling dari rumah ke rumah warga memberitahukan kalau diadakan pengobatan di balai Banjar.
Setiap orang yang kami jumpai kami beritahu kalau ada pengobatan dan bahkan mereka yang diladangpun tak ketinggalan kami beritahu kegiatan ini.
Salah satu dokter saya mengatakan," brud jangan begitu dikira orang gila masak setiap orang harus disapa disuruh ikut pengobatan".
Saya menjawab," gak apa-apa yang penting enjoy saja".

Setelah lama kami berkeliling, ada telp dari salah satu dokter yang ada di banjar dan dokter itu meminta kami kembali ke banjar karena banyak orang sudah berdatangan untuk berobat.
Lalu kami kembali ke banjar dan memang sudah banyak orang antri untuk berobat.
Lega rasanya hati ini karena pengobatan akhrinya boleh berjalan.
Dan ternyata disamping kami keliling-keliling, bapak klian banjar telah memberitahukan pengobatan kepada warganya setelah kami datang.
Warga belum datang karena terjadi kekeliruan dimana salah satu teman ada yang mengatakan kalau "pengobatan" diundur karena terlambat datang.
Saat saya keliling ada sedikit kejadian diamna ada seorang nenek yang tidak mau berobat karena menjaga warungnya, eh ternyata kok nenek itu datang dan saya sapa dia," katanya gak mau berobat kok datang ?".
Jawab nenek itu," mau disuntik biar sehat".
Ternyata suntikan menjadikan ketertarikan itu.
Memang sewaktu saya kembali dari keliling saya katakan kepada dokter-dokter supaya semua pasien disuntik vitamin biar sehat karena orang desa biasanya akan merasa "cespleng" kalau di suntik.

Wah ternyata suntikan itu memang manjur sebagai daya tarik orang -orang desa termasuk nenek yang tidak mau berobat dan akhrinya datang untuk mendapatkan suntikan.
Inilah potret kehidupan ini.
Orang ingin mendapatkan "efek" yang cepat untuk dirasakan.
Sama dengan pemerintahan, Rakyat membutuhkan progaram-program pemerintah yang kreatifitas yang langsung menyentuh mereka dan berdaya guna langsung bagi kehidupan mereka, bukan program-progaram yang hebat namun jauh dari keberadaan mereka.
Pogram yang dekat dengan masyrakat adalah yang dekat dengan keberadaan "tubuh" mereka terutama perut.
Kalau program itu menjadikan perut rakyat kenyang dan badan mereka sehat pasti pemerintah akan semakin dekat di hati rakyat dan mereka akan selalu memilih kembali untuk pemerintahan yang selanjutnya.
Program ini bukan hanya diatas kertas tetapi harus sungguh dijalankan.
Apa atinya kalau dikatakan, semua disuntik untuk memberikan kebaikkan pada mereka yang berobat, tapi suntikan dan obetnya tidak ada.
Sama seperti obat generik yang bisa dijangkau masyarakat tapi obat itu langka dan malah menyulitkan masyarakat, tentu progarm ini hanya sebagai jargon yang tidak efektif dalam pelaksanaan.

Akhirnya muncul kalimat"berobat semakin mahal". Sedankan otoritas selalu mengatakan "berobat murah".
Wah, bukankah ini hanya "tipuan" yang menyesatkan terutama mereka yang hidup dalam keterbelangkan.
Hal ini pasti akan mengecewakan dan tidak akan menarik lagi sehinggga pasti akan ditingalkan oleh mereka yang merasa berat untuk berobat.
Maka progaram inovatif dan penuh kreatifitas yang berpihak kepada orang kecil yang akan diikuti oleh mereka yang dilayani.
Usaha menciptakan kreasifitas dan penuh inivasi inilah yang harus terus dipikirkan oleh siapapun yang memiliki "Visi" dalam pengembangan hidup untuk menyentuh masyarakat lapisan bawah dan juga lapisan atas.
Program yang diberikan harus berkesinambungan dari yang masalah sekitar perut, kesehatan dan baru progam kesejahtaraan jangkan panjang.
Keberanian untuk mendobrak tatanan kebiasaan yang hanya asal jalan harus dilakukan dan hal ini tentulah diperlukan keberanian, usaha keras dan dukungan serta doa yang lahir dari keperpihakan itu.

Tak ada yang tidak dapat diraih asalkan ada kemauan dan usaha yang didukung dengan doa.
Jalan Tuhan akan selalu dibukakan bagi mereka yang memiliki kemauan dan usaha untuk menyapa dan memberikan kebaiakn pada kehidupan ini.

Semoga kita juga boleh menjalani hari ini dengan penuh energi cinta untuk berusaha meningkatkan diri dan bukan berpangku tangan karena kekecewaan.
Salam dalam cinta membangun dunai baru dengan usaha tanpa henti dan doa yang tidak putu-putus sehingga keberhasilan menghampiri hidup kita.
petrusp.

Selasa, 21 April 2009

Jalan kegembiraan 9

"Berilah aku yang terbaik".
Setiap orang dalam hidupnya pasti pernah merindukan apa yang terbaik bahkan kalau bisa yang terbaik itu tidak pernah berpindah tangan dan terus menyertai perjalanan hidupnya.
Dalam pertandingan olah raga dan kejuaran apapun, orang pasti ingin menjadi yang terbaik dengan menjedi juara dan kalau bisa juara pertama sehingga sorak sorai dan pengakuan dapat diperoleh serta kebangganan menjadi kepuasan dalam seluruh rangkaian kejuaraan itu.
Tak ada yang dalam pertandingan memiliki harapan,"bairlah aku mendapatkan yang terburuk saja".
Jika hal itu ada pastilah ini adalah orang yang kurang "waras" dan mungkin bisa dibilang orang gila.
Bahkan dalam pesta demokrasi yang baru saja selesai di negeri ini semua partai dan caleg ingin menjadi yang terbaik dan bisa melenggang ke kursi dewan yang terhormat.
Perjuangan meraih yang terbaik itu diikuti dengan berbagai cara dan pengorbanan yang tidak sedikit baik moril maupun material bahkan sampai ada yang berani hutang untuk meraih yang terbaik itu
Namun sayang banyak yang tidak siap untuk kalah dan akhirnya menjadi "gila" karena tidak dapat meraih yang terbaik itu.
Mental untuk mendapatkan yang terbaik dan tidak siap menjadi yang terburuk telah mendarah daging dalam kehidupan ini.
Ini tidak salah namun kurang tepat dalam sebuah kompetisi terutama kompetisi kehidupan.
Seharusnya orang disamping ingin menjadi yang terbaik dan mendapatkan yang terbaik orang juga siap untuk kalah dan menjadi yang terakhir dalam setiap pertandingan.
Yang pasti orang harus siap menerima resiko yang paling buruk dari setiap kompetisi.
Beberapa hari yang lalu saya dengan harapan besar pergi ke kota Malang untuk bertemu dengan kawan lama yang sudah setahun lebih tidak bertemu.
Kawan itu sakit dan saya diajak oleh rekan lain untuk menjenguk.
Sebenarnya saya berat sekali bertemu dengan kawan ini karena ia telah menyebabkan "penderitaan" dan "luka hati" yang sangat dalam pada hidup saya.
Namun rekan yang mengajak mengatakan perjumpaan ini penting untuk rekonsiliasi dan sekaligus menyambung tali persaudaraaan.
Akhirnya setelah mengurus beberapa urusan rumah termasuk berkaitan dengan orang yang meninggal. Jam 4 sore saya memutuskan untuk berangkat.
Syukur kepada Allah ada tiket pesawat jam 7 pagi ke Surabaya dan ada travel menuju kota Malang.
Perjalanan berjalan dengan lancar dan saya bersama rekan yang mengajak itu akhirnya bertemu di temapt yang telah disetujui dserta bersama-sama menuju rumah rekan yang sedang sakit itu.
Sesampainya di rumah rekan yang sakit itu, saya tidak mau bertemu bersama dengan rekan yang mengajak itu tetapi saya belakangan saja dengan mengatakan kalau lebih baik rekan yang mengajak itu menyampaikan apakan rekan yang sakit itu mau bertemu dengan saya atau tidak.
Lama saya menunggu di ruang tamu luar akan rekan yang mengajak saya tapi kok lama sekali mereka tidak keluar memanggil saya.
Sewaktu saya menunggu itu, "sekretaris" dari rekan yang sakit itu menelepon dan oleh pekerja rumah itu dikatakan kalau sekretaris itu ingin bicara dengan saya.
Tentu saya terima telp itu, eh ternyata kalimat yang keluar dari telepon itu sangat mengejutkan," ngapain kamu disitu? ada urusan apa? kurang ajar sekali kemu berani datang? jangan sekali-kali ketemu dengan..............(menyebut nama rekan yang sakit)".
Saya tidak kuat dengan kalimat yang keluar dari mulut sekretaris rekan yang sakit itu dan saya lari keluar menuju mobil yang mengantar kami.
Namun sopir tidak ada dan saya pergi menjauh dari rumah rekan yang sakit itu.
Tak berapa lama rekan-rekan yang mengajak saya bertemu rekan yang sakit itu keluar dan mengatakan," kamu darimana?,...............(menyebut nama rekan yang sakit) ingin bertemu dengan bruder".
Saya bercerita dengan mereka akan perisitwa yang terjadi sewaktu mereka bertemu dengan rekan yang sakit itu.
Sewaktu kami mau naik mobil, sekretaris rekan yang sakit itu datang dan langsung masuk kedalam rumah tidak menghiraukan kami dengan wajah yang "amburadul".
Rekan yang mengajak saya mengatakan," .............(menyebut nama rekan yang sakit) ingin bertemu besok pagi karena tadi bruder dicari tidak ada".
"Ok", jawab saya dengan teringat perlakuan yang saya terima dari sekretaris rekan yang sakit itu.
Rekan-rekan menghibur saya dengan mengatakan,"jangan sakit hati bairlah ia bertindak begitu karena ia tidak tahu kalau kita sudah janjian".
Akhirnya sewaktu kami makan siang sekretaris itu menelepon saya dan mengatakan kalau bisa sore saja bertemu dengan rekan yang sakit itu dengan nada suara yang lembut dan menandakan kalau ia menyesal dengan perlakuan yang telah dilakukan baru saja.
Sorenya saya diantar oleh rekan yang mengajak bertemu dengan rekan yang sakit itu dan terjadilah perjumpaan yang mengharukan.
Rekan yang sakit itu memeluk saya dan mencium saya dan saya tak kuasa menahan air mata.
Luar biasa, orang ini yang membuat penderitaan boleh bertemu dengan kehariuan sebagai sahabat dan kami berbincang kurang lebih 20 menit dan perbincangan kami berkaitan dengan kesehatan rekan itu dimana ia yang telah berusia 90an tahun dan penyakitnya yang semakin paran.
Inilah kehidupan ini.
Bukan selalu yang terbaik yang akan didapatkan.
Untuk meraih yang terbaik orang harus melalui banyak hal yang tidak baik dan kadang menyakitkan.
Tak jarang apa yang didapatkan jauh dari apa yang diharapkan.
Penderitaan, penolakan, kebencian, dan segala hal yang tidak baik akan diperoleh dalam perjalanan mencapai yang terbaik itu.
Maka hidup harus memiliki kesiapan untuk menerima apapun yang terjadi baik kekalahan maupaun penolakan.
Maka hanya dengan kerendahan hari orang boleh tetap melakukan kesetiaan mencapai apa yang diingikan yaitu apa yang terbaik itu.
Andaikan saya berkeras kepala, saya bisa saja meninggalkan rumah rekan yang sakit itu dan kembali ke rumah saya.
Untuk apa saya datang jauh-juah mengunjungi ia yang menyebabkan penderitaan dan sakit hati bahkan saya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tetapi memperoleh perlakuan yang sangat "menyedihkan" itu.
Apakah layak pengorbanan itu dibalas dengan perlakuan yang demikian itu?????
Jawabanya adalah "layak" karena dengan hal demikian orang menjadi memiliki rasa mawas diri akan hidup dan boleh memiliki kerendahan hati
Dengan kerendahan hati semua dapat diperoleh demi kebaikan dan pegengalaman penolakan menjadi berkat yang laur biasa karena akhirnya rekonsiliasi terjadi dan awal hidup baru boleh kembali dimulai tanpa dendam dan rasa sakit hati.
Kunci dari hal itu adalah sekali lagi kerendahan hati dan kesediaan untuk mengampuni.
Memang kerendahan hati ini tidak mudah karena selalu harus berani dibawah untuk "seolah sinjak-injak" tidak dihargai bakan seolah kalah dari pertandingan.
Dan pengapunan adalah "pil" pahit yang harus ditelan untuk menawarkan rasa sakit hati dan penderitaan.
Memang dengan perjumpaan itu masalah belum selesai tetapi setidaknya ada awal yang baik yaitu rekonsiliasi pertemuan dua teman yang telah lama berpisah dengn luka hati masing-masing.
Awal baru akan menjadikan hal yang terbaik walaupun yang terbaik itu kadang berbeda dengan apa yang diharapkan.
Sungguh mencapai jalan kegembiraan mencapai yang terbaik ini tidak mudah.
Namun dengan perjaungan, kerendahan hati dan kesabaran semua akan didapatkan.
Jalan itu terbentang lebar dan yang terbaik itu akan dapat diraih oleh mereka yang mau terus dan terus memperjuangkannya tanpa harus malu menerima resiko yang paling buruk dalam setiap perjuangan itu.
Dengan kesiapan resiko yang terbutuk orang akan lebih mantap dan siap dalam pertandingan berikutnya dan keberhasilan yang terbaik dapat diperoleh.
Selamat hidup dalam kerendahan hati untuk tetap siap menerima resiko yang terburuk untuk meraih yang terbaik.
"Berilah aku yang terbaik, namun jika Allah menghendaki yang terburuk akupun siap menerima karena kehendak Allah adalah sebenarnya yang terbaik"
Ya yang terbaik akan diberikan namun setelah perjuangan dalam kemampuan menrrima yang terburuk.
Ingat perjaungan dan perjalanan hidup masih panjang jadi yang terbaik itu pasti masih ada kesemaptan dan akan datang pada kita setidaknya sewaktu hidup boleh bersatu dengan Tuhan pencipta kita.
Salam dalam perjuangan mencapai yang terbaik dalam hidup dengan penuh kerendahan hati dan kesiapan menerima yang terburuk.
petrusp.

Senin, 20 April 2009

Sapaan Siang

Sobat.
Bagi yang mengalami sakit hati dalam hidup ini, ada dua obat yang ditawarkan oleh dokter kehidupan ini sebagai terapi dari penyakit sakit hati itu yaitu PEMBALASAN dan PENGAMPUNAN.
Kedua obat ini tersedia bebas di apotik-apotik kehidupan disekitar kita dan kita dapat memperolehnya dengan harga yang murah terjangkau semua penderita sakit hati.
Perbedaan harga tidak jauh berbeda hanya efek dari obat ini berbeda bahkan bertolak belakang.
Obat yang bernama PEMBALASAN, akan memberikan rasa kepuasan dan membangkitkan semangat untuk bergerak maju membalas siapapun yang menyebabkan sakit hati itu.
Obat ini akan bekerja dengan cepat dengan membangkitkan ide-ide brilian untuk melakukan tindakn pembalasan hingga mereka yang mengakibatkan sakit merasakan sakit yang sama bahkan sakit lebih keras lagi, Obat ini akan mempengaruhi otak untuk terus dan terus berpikir menciptakan cara-cara pembalasan sampai kepuasan tercapai.
Efek obat ini akan terus berlanjut bahkan sampai ajal menjemput bahkan kadang diwariskan pada generasi berikutnya setelah yang mengalami sakit hati itu meninggal.
Sungguh hebat efek dari obat bernama PEMBALASAN itu.
Sedangkan obat yang satunya yang bernama PENGAMPUNAN, memiliki cara kerja yang "menyakitkan"
Obat ini akan membuat dada sakit, jantung berdebar dan hati bergejolak hingga perut mual mengakibatkan mencret tiada henti sampai semua virus sakit itu dikeluarkan.
Disamping itu, kepala akan terasa pecah menahan sakit yang hal ini mengakibatkan mata berkunang -kunang sampai berjalanpun susah dan hanya bisa terduduk lemas karena obat mencuci otak dari pikiran kotor akibat rasa sakit hati itu.
Setelah sakit yang tiada tara itu badan akan menjadi enteng dan pikiran jernih penuh kegembiraan serta wajah berseri siap menyapa dan memberi senyum kepada mereka yang menyakiti hati.
Kasiat obat bernama PENGAMPUNAN ini hanya sementara hingga harus terus diminum tiap hari sampai hati benar -benar lapang penuh kerendahan sehingga sakit itu hilang sama sekali dari si penderita.
Saya kemarin memulai meminum obat yang bernama "pengampuanan" itu dengan cara saya menemui orang yang mengakibatkan saya sakit hati itu.
Kami bersalaman, berpelukan dan manangis setelah saat perjumpaan itu.
PENGAMPUNAN ini sungguh luar biasa efeknya.
Bagi yang memiliki sakit hati boleh memilih sesuai dengan kehendaknya mau minum obat yang mana?
Mau yang pembaalan boleh, mau yang pengampunan juga monggo kerso.
Saya hanya dapat menyarankan minulah yang bernaam pengampunan kalau hidup mau menalami munjisat dari penderitaan sakit hati itu.
Selamat mencoba meminum obat untuk menawarkan sakit bernama sakit hati ini bagi yang menderita sakit hati.
petrusp.

Senin, 06 April 2009

Jalan Kegembiraan 8

Hiduplah dalam persahabaran dengan semua orang dan berusahalah menerima keberadaan orang dengan penuh kerendahan hati.
Hidup tidak "boleh" memilah-milah mana yang disukai saja untuk meraih keberhasilan karena kadang dalam diri mereka yang tidak disangka-sangka ada jalan akan kesulitan yang dihadapi untuk menggenggam keberhasilan.
Beberapa hari yang lalu, saya berserta beberapa dokter klinik makan bersama setelah praktek klinik.
Sewaktu kami turun dari mobil salah satu dokter kami, ada telp kepada salah satu dokter yang akan makan dari dokter lain yang kebetulan hari itu tidak tugas.
Rekan dokter itu memperkenalkan temannya yang akan mengikuti ujian masuk spesialis di Udayana.
Dokter kami mengatakan kalau ketemuan aja di rumah makan yang kami tuju dengan mengatakan,"pak tua ajak ketemuan di rumah makan saja".
Tak berapa lama dokter yang kebetulan tidak jaga itu datang dengan rekannya dan mereka langsung gabung dengan kami.
Ada satu hal yang aneh, kami ada lima orang dan yang disalami oleh calon spesialis itu hanya satu dokter saja dan ia langsung "nyerocos" dengan banyak pertanyaan dan menanyakan apakah memiliki soal ujian pada tahun yang lalu.
Dokter kami mengatakan kalau soal ujian sudah dipinjamkan ke rekan lain yang juga akan mengikuti ujian masuk spesialis.
Lalu dokter kami mengatakan kalau mau pinjam soal lebih baik ke dokter..... kakak ipar dari salah satu dokter muda (koas) kami.
Tanpa disangka-sangka, calon spesialis itu langsung mengajak kenalan dan salaman dengan salah satu dokter koas kami.
Calon spesialis itu sunguh tidak melihat keberadaan kami dan dokter muda itu saat ia datang dan hanya sibuk berbicara dengan salah satu dokter spesialis kami.
Saya jadi rada "tidak" suka dengan tingkah calon dokter spesialis itu.
Ia seolah hanya memperhatikan "kepentingan" dirianya saja tanpa memperhitungkan dan menghargai orang lain yang juga ada ditempat itu.
"sikap" yang kurang "baik" dalam kancah kebersamaan dalam hidup.
Orang hanya mementingkan dirinya dan kalau ada yang menguntungkan langsung didekati salah satunya dengan rekan dokter koas kami karena kakak iparnya juga sedang mendaptar spesialis sama dengan jurusan yang ia ambil.
Setelah itu, calon dokter itu pergi dan dengan basa-basi pamitan pada kami dan tidak memandang mata pada keberadaan saya.
Spontan setelah orang itu pergi, saya berkata," orang demikian tidak akan berhasil dalam hidupnya".
Sambut dokter kami," Lho, mas juga melihat tingkah lakunya tho yang datang langsung menyalami saya dan tidak melihat yang lain".
"Iya, saya menjadi heran pada saat ia salaman dengan .....(menyebut nama dokter koas kami) karena tahu dr....juga daftar kulit sama seperti dia. Ia salaman hanya agar bisa kenal ....untuk pinjam soal", sambung saya.
"Dok, bayankan kalau orang jadi dokter pilih-pilih pasien. Apa yang akan terjadi?", pertanyaan saya pada dokter-dokter kami.
"Ia tidak akan berkembang dan malah tidak akan berhasil sebagai dokter yang baik apalagi kalau tidak mau melayani orang kecil sedangkan jelas ia akan memakai orang kecil atau pasien untuk penelitian pada saat bikin disertasi, mana ada orang kaya yang mau menjadi bahan disertasi". sambung saya.
"Orang demikian hanya akan menjadikan pasien sebagai obyjek dari tindakannya dan bukan subyek dari tindakan itu", tambah saya.
Jawab salah satu dokter kami," itulah pak orang hanya datang kalau butuh saja".
"ini seperti kampanye saat ini ya???? untuk kursi kekuasaan orang baru hadir dan berkunjung dengan keramahan hanya untuk dukungan", tambah saya.
Percakapan jadi ngelantur sampai kampanye segala.
Namun inilah kenyataan hidup ini.
Orang hadir hanya untuk kepentingan dirinya sendiri dan tidak melihat keberadaan orang lain.
Orang lain diangap sebagai "patung" yang tidak memiliki peran kecuali pemanis keberadaan yang mempercantik suasana dan tidak perlu mendapatkan sapaan.
Yang penting apa yang diharapkan diperoleh.
Orang tidak menyadari kalau orang lain itu sebenarnya "memiliki" kekautan yang kadang diperlukan dan mampu memberikan pertolongan.
Calon spesialis itu tidak menyadari kalau ternyata ada orang lain yang sebenarnya malah memiliki jalan dari apa yang dibutuhkan yaitu keberadaan soal itu karena kakak dari orang lain itu jelas sama dengan dia dalam perjuangan mencapai apa yang diharapkan.
Ia tidak sadar dan hanya memperhatikan satu tujuan dan tujuan itu malah tidak mendatangkan hasil.
Alangkan baiknya kalau sejak awal dokter itu menyapa kami dahulu secara menyeluruh dan baru berbincang secara khusus pada dokter kami akan tujuan yang ingin dicapai dan orang lain yang ada disekitar dapat memberikan solusi akan kesulitan yang dihadapi.
Keberanian terbuka pada orang lain akan memberikan kebaikan pada akhirnya.
Maka membangun relasi dengan sekitar tanpa memperhitungkan hasil apa yang akan diperoleh saat ini adalah lebih bijaksana daripada diam dan tidak memulai relasi dalam kebersamaan.
Orang diharapkan selalu memiliki "kepekaan" akan keberadaan orang lain sehingga kebersamaan dalam keselarasan akan terbentuk dan orang menjadi ringan untuk selalu bergandeng tangan dalam penyelesian masalah yang ada.
Kesalahan orang adalah membangun benteng tinggi akan dirinya sendiri dan semakin membatasi relasi dengan orang lain dan relasi hanya sebatas dengan mereka yang dianggap penting dan perlu serta yang bermanfaat terutama manfaan akan saat ini.
Hidup bukan hanya saat ini namun akan terus berlanjut dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Saya pernah mengalami masa gelap dalam hidup ini.
Kalau relasi dengan orang lain dan orang sekitar tidak kuat maka "kehancuran" bisa diambang pintu dan kehidupan "bisa berakhir" atau lain ceritanya.
Contoh yang pernah saya alami adalah ketika saya berhadapan dengan "mereka" yang tidak menyukai pelayanan kami waktu di jakarta.
Kalau dukungan orang sekitar yang dekat dengan kami tidak terjadi maka "mereka" yang tidak menyukai kami bisa leluasa "mengobrak-abrik" keberadan kami dan "mungkin" karya bisa berakhir karena tidak dikehendaki kehadirannya oleh mereka yang tidak menyukai keberadaan kami.
Namun dukungan orang sekitar menyelamatkan dan dukungan ini karena relasi yang terbangun terjalin dengan baik dan kami boleh menjadi bagian dari mereka.
Keberhasilah ada karena kebersaman.
Seperti penjual juga mengalami keberhasilan karena baiknya relasi dengan pembeli.
Kalau relasi "tidak baik" maka penjual bisa gulung tukar karena tidak ada yang membeli.
Maka sekali lagi membangun relasi dengan sesama dalam keterbukaan dan kerendahan hati adalah penting dan perlu dalam kehidupan ini.
Kita hidup dalam kebersamaan dan bukan dalam "kesendirian"
Keberhasilah kita juga keberhasilah dalan kebersaman karena kalau sendiri maka keberhasilan itu tidak ada.
Seperti calon dokter spesialis itu tidak akan berhasil memperoleh "soal" ujian andaikan tidak diperkenalkan oleh dokter kami pada dokter koas dan dokter koas memperkenalkan pada kakak dari dokter koas itu.
Ia tidak menyadari kalau sebenarnya keberhasilanya ditopang karena keberadaan orang lain yang sejak pertama tidak disadarinya bahkan tidak diangap keberadaannya.
Maka hidup harus selalu menyadari untuk selalu membangun relasi dengan siapapun termasuk yang tidak disukai karena dalam diri mereka juga ada kebaikan yang sebenarnya dapat menjadi jalan bagi kebehasilah hidup kita sendiri.
Sama seperti Kristus, Ia selalu menyapa orang yang hadir dalam hidupNya termasuk yang tidak diperhitungkan oleh mereka yang ada didepatnya.
Ia menyapa Zakeus yang adalah "sampah masyarakat", Ia menyapa Maria Magdalena yang adalah "biang" penyakit masyarakan dan Ia menyapa kita yang adalah "beban" hidupNya karena dosa yang kita lakukan.
Ia sungguh memperhartikan setiap orang termasuk saya dan Anda yang mungkin "kurang" memiliki peran dalam hdiup ini.
Ia menaruh kepercayan penuh pada kita tanpa membedakan siapakan kita bahkan Ia berbuat sama untuk kita tanpa membedakan status hidup kita.
Kita sama-sama diteguhkan, kita sama-sama ditebus dan kita sama-sama diberi kesempatan pada khidupan ini.
Luar biasa relasi yang telah dilakukanNya di dunia ini agar peran serta setiap orang menjadi nyata pada kehidupan ini.
Taka da yang terlewat dari pandangan mataNya yang penuh ketajaman belas kasih untuk memandang keberadan kita.
dan Ia adalah tokoh keteladanan abadi dalam membangun relasi dengan orang lain termasuk mereka yang tidak menghendaki keberadaanNya.
Dari kekuatan relasi dan cintaNya itulah keselamatan ada dan menjadi sempurna pada dunia ini.
Semoga kita boleh seperti Dia dalam berelasi dengan semua orang.
Salam dalam cinta membangun jalan kegembiraan dengan semua orang dalam relasi kebersamaan.
petrusp.