Kamis, 30 April 2009

Jalan kegembiraan 10

Percayalah kepada Allah.
Allah mencintai hidup kita karena Ia telah menciptakan kita dengan cintaNya.
Tadi pagi ketika saya pulang dari misa harian, saya melihat buah mangga yang lebat diatas pohon dan buah itu mengiurkan hati.
Pikiran saya mengatakan,"Wah enak sekali kalau makan mangga hari ini".
Eh sewaktu saya selesai memikirkan hal itu ada buah mangga yang jatuh di semak-semak, buah mangga itu matang dan dalam keadaan baik tanpa ada cacat atau busuk.
Saya mengambil buah mangga itu dan membawa pulang jadi sambil jalan kaki saya menenteng buah mangga di tangan saya.
Jadi pulang misa saya sudah diberi rejeki buah mangga dimana sebelum buah itu jatuh ada pikiran untuk makan mangga.
Syukur pohon mangga itu dipinggir jalan jadi milik umum. he he he.
Dan jam 8 pagi ada teman yang datang ke rumah saya dan sharing akan hidupnya yang tidak menentu,
Saya katakan," Tuhan akan memelihara hidup kita dan akan memberikan kita kekuatan asalkan ada pengharapan".
Sambung saya," Nich buah mangga ini tadi saya peroleh dipinggir jalan dan buah ini jatuh ketika saya ingin makan mangga sewaktu saya melihat buah mangga diatas pohon".
"Jadi jangan berhenti berharap karena Ia akan selalu memenuhi kehidupan kita asalkan kita mau percaya padaNya dan mengusahakan kepercayaan itu", tambah saya
Teman itu hanya mendengarkan sambil manggut-manggut.
setelah berbicara "ngalor-ngidul", teman itu pamitan untuk melanjutkan pekerjaannya karena di telp oleh atasanya.
Yang pasti,"Allah akan memelihara hidup kita".
Cerita tentang mangga ini mungkin cerita biasa yang mungkin kelihatan kebetulan saja,
Namun saya yakin, Tak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini.
kekuatan pikiran kita sanggup memberikan pengharapan akan kebaikan hidup ini.
Maka selalu memikirkan yang baik akan membarikan kebaikan pada hidup ini.
Jangankan memikirkan kehidupan orang lain terutama yang mengalami kesulitan, memikirkan diri sendiri saja Allah akan memberikan kebaikan.
Pagi ini juga kejutan atau mukjizat lain saya alami.
Tentang mangga itu saya menybut sebagai mukjizat kecil,
Setelah mukjizat itu ada mukjizat lain yang lebih laur biasa.
Tadi malam saya bersama pengurus klinik dan dokter melakukan pertemuan dan kami memiliki rencana pengobatan seminggu dua kali untuk daerah di Cemagi yaitu daerah perkampungan yang banyak dihuni oleh petani.
Pertemuan itu akhirnya bermuara pada saya akan "pemenuhan" keperluan obat untuk pelaksanaan kegiatan itu.
Mereka menanyakan pada saya," der bagaimana dengan obatnya, apakah bruder bisa mencukupi".
Saya menjawab," apakan selama ini kita kekurangan obat".
Bendahara klinik kami menjawab," Tidak".
Maka jawab saya," Allah pasti akan mencukupi keperluan ini kalau memang ini demi kebaikan dan kemuliaanNya untuk mereka yang membutuhkan dan saya yakin semua pasti akan ada jalanya".
"Ok, obat tidak masalah", jawab rekan lain dalam pertemuan itu.
Sambung saya," percaya pada Allah".
Pagi ini jawaban akan keperluan itu terjadi.
Ada rekan yang lama tidak ada hubungan dengan saya, menelepon.
Rekan itu berkata," pagi der, masih di bali?".
Jawab saya,"Pagi, benar saya masih di bali".
Sambung teman itu," apakah bruder masih butuh obat atau uang?".
Jawab saya," syukur kepada Allah, tadi malam kami rapat dengan dokter akan diadakan pengobatan dua kali di Cemagi dan kami membutuhkan obat-obatan untuk kegiatan ini".
Jawab teman itu," baik, bruder sms saya kebutuhan obat-obat itu ya nanti biar kami beli dan kirimkan ke bali".
Inilah munjizat kedua yang saya katakan diatas.
Allah menajawab kesulitan kami pada saat yang sangat tepat dan mengagumkan.
Maka percaya kepadaNya bukan sebuah kesia-siaan karena sebenarnya IA sungguh ada disamping kita untuk memberikan hal yang terbaik dari hidup kita.
Memang kadang Ia seolah jauh dan tidak peduli pada hidup kita pada saat kita sedang mengalami masa gelap tapi sebenarnya masa gelap itu adalah masa dimana Ia sedang merenda hidup kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
Saya pernah juga menanyakan akan keperpiahkan Allah itu,"Tuhan dimana Engkau pada saat saya difitnah, diusir dan direndahkan? Mengapa Engkau tidak hadir membela dengan mengutus malaikatMu dalam diri Daniel seperti kejadian yang pernah dialami oleh Susana pada saat ini difitnah. Engkau membiarkan maa kelam itu menyelimuti aku ?".
Tuhan tidak menjawab pertanyaan saya itu dan seolah Dia diammembisu dan membiarkan masa gelap itu menyelimuti diri saya.
dan baru saat-saat seperti sekarang ini kesadaran akan penyertaanNya muncul.
Sungguh dalam masa gelap itu Allah sedang merenda hidup menjadi lebih Indah seperti yang boleh saya alami saat ini.
Allah merencanakan hal baik dan laur biasa yang tidak bisa dipikirkan oleh nalar sehat kita.
Maka dalam keadaan apapun mukjizat Allah tetap ada.
Ada mukjizat yang spontan muncul seperti perihal mangga dan pemenuhan obat-obatan yang kami perlukan.
Ada juga mukjizat yang memerlukan pemahaman dalam waktu yang lama.
Ini seperti pengalaman "gelap" yang pernah saya alami.
Jadi percayalah kepada Allah bahwa apa yeng kita alami adalah mukjizat yang membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.
Tak ada hal yang kebetulan karena semua hal ada dalam rangkaian peristiwa yang telah disusun Allah sedemikian rupa untuk kebaikan hidup kita.
Semoga kebaikan dan mukjizat yang boleh saya alami juga sentiasa Anda alami dan menyertai seluruh perjalanan hidup Anda.
Sekali lagi percayalah kapadaNya dalam keadaan apapun,
Karena Ia sungguh peduli dengan hidup Anda dan senantiasa merenda hidup Anda menjadi pengalaman indah yang sangat menakjubkan,
Salam dalam cinta untuk selalu mengalami misteri Allah dalam keajaiban mukjizatNya.
petrusp.