Senin, 06 April 2009

Jalan Kegembiraan 8

Hiduplah dalam persahabaran dengan semua orang dan berusahalah menerima keberadaan orang dengan penuh kerendahan hati.
Hidup tidak "boleh" memilah-milah mana yang disukai saja untuk meraih keberhasilan karena kadang dalam diri mereka yang tidak disangka-sangka ada jalan akan kesulitan yang dihadapi untuk menggenggam keberhasilan.
Beberapa hari yang lalu, saya berserta beberapa dokter klinik makan bersama setelah praktek klinik.
Sewaktu kami turun dari mobil salah satu dokter kami, ada telp kepada salah satu dokter yang akan makan dari dokter lain yang kebetulan hari itu tidak tugas.
Rekan dokter itu memperkenalkan temannya yang akan mengikuti ujian masuk spesialis di Udayana.
Dokter kami mengatakan kalau ketemuan aja di rumah makan yang kami tuju dengan mengatakan,"pak tua ajak ketemuan di rumah makan saja".
Tak berapa lama dokter yang kebetulan tidak jaga itu datang dengan rekannya dan mereka langsung gabung dengan kami.
Ada satu hal yang aneh, kami ada lima orang dan yang disalami oleh calon spesialis itu hanya satu dokter saja dan ia langsung "nyerocos" dengan banyak pertanyaan dan menanyakan apakah memiliki soal ujian pada tahun yang lalu.
Dokter kami mengatakan kalau soal ujian sudah dipinjamkan ke rekan lain yang juga akan mengikuti ujian masuk spesialis.
Lalu dokter kami mengatakan kalau mau pinjam soal lebih baik ke dokter..... kakak ipar dari salah satu dokter muda (koas) kami.
Tanpa disangka-sangka, calon spesialis itu langsung mengajak kenalan dan salaman dengan salah satu dokter koas kami.
Calon spesialis itu sunguh tidak melihat keberadaan kami dan dokter muda itu saat ia datang dan hanya sibuk berbicara dengan salah satu dokter spesialis kami.
Saya jadi rada "tidak" suka dengan tingkah calon dokter spesialis itu.
Ia seolah hanya memperhatikan "kepentingan" dirianya saja tanpa memperhitungkan dan menghargai orang lain yang juga ada ditempat itu.
"sikap" yang kurang "baik" dalam kancah kebersamaan dalam hidup.
Orang hanya mementingkan dirinya dan kalau ada yang menguntungkan langsung didekati salah satunya dengan rekan dokter koas kami karena kakak iparnya juga sedang mendaptar spesialis sama dengan jurusan yang ia ambil.
Setelah itu, calon dokter itu pergi dan dengan basa-basi pamitan pada kami dan tidak memandang mata pada keberadaan saya.
Spontan setelah orang itu pergi, saya berkata," orang demikian tidak akan berhasil dalam hidupnya".
Sambut dokter kami," Lho, mas juga melihat tingkah lakunya tho yang datang langsung menyalami saya dan tidak melihat yang lain".
"Iya, saya menjadi heran pada saat ia salaman dengan .....(menyebut nama dokter koas kami) karena tahu dr....juga daftar kulit sama seperti dia. Ia salaman hanya agar bisa kenal ....untuk pinjam soal", sambung saya.
"Dok, bayankan kalau orang jadi dokter pilih-pilih pasien. Apa yang akan terjadi?", pertanyaan saya pada dokter-dokter kami.
"Ia tidak akan berkembang dan malah tidak akan berhasil sebagai dokter yang baik apalagi kalau tidak mau melayani orang kecil sedangkan jelas ia akan memakai orang kecil atau pasien untuk penelitian pada saat bikin disertasi, mana ada orang kaya yang mau menjadi bahan disertasi". sambung saya.
"Orang demikian hanya akan menjadikan pasien sebagai obyjek dari tindakannya dan bukan subyek dari tindakan itu", tambah saya.
Jawab salah satu dokter kami," itulah pak orang hanya datang kalau butuh saja".
"ini seperti kampanye saat ini ya???? untuk kursi kekuasaan orang baru hadir dan berkunjung dengan keramahan hanya untuk dukungan", tambah saya.
Percakapan jadi ngelantur sampai kampanye segala.
Namun inilah kenyataan hidup ini.
Orang hadir hanya untuk kepentingan dirinya sendiri dan tidak melihat keberadaan orang lain.
Orang lain diangap sebagai "patung" yang tidak memiliki peran kecuali pemanis keberadaan yang mempercantik suasana dan tidak perlu mendapatkan sapaan.
Yang penting apa yang diharapkan diperoleh.
Orang tidak menyadari kalau orang lain itu sebenarnya "memiliki" kekautan yang kadang diperlukan dan mampu memberikan pertolongan.
Calon spesialis itu tidak menyadari kalau ternyata ada orang lain yang sebenarnya malah memiliki jalan dari apa yang dibutuhkan yaitu keberadaan soal itu karena kakak dari orang lain itu jelas sama dengan dia dalam perjuangan mencapai apa yang diharapkan.
Ia tidak sadar dan hanya memperhatikan satu tujuan dan tujuan itu malah tidak mendatangkan hasil.
Alangkan baiknya kalau sejak awal dokter itu menyapa kami dahulu secara menyeluruh dan baru berbincang secara khusus pada dokter kami akan tujuan yang ingin dicapai dan orang lain yang ada disekitar dapat memberikan solusi akan kesulitan yang dihadapi.
Keberanian terbuka pada orang lain akan memberikan kebaikan pada akhirnya.
Maka membangun relasi dengan sekitar tanpa memperhitungkan hasil apa yang akan diperoleh saat ini adalah lebih bijaksana daripada diam dan tidak memulai relasi dalam kebersamaan.
Orang diharapkan selalu memiliki "kepekaan" akan keberadaan orang lain sehingga kebersamaan dalam keselarasan akan terbentuk dan orang menjadi ringan untuk selalu bergandeng tangan dalam penyelesian masalah yang ada.
Kesalahan orang adalah membangun benteng tinggi akan dirinya sendiri dan semakin membatasi relasi dengan orang lain dan relasi hanya sebatas dengan mereka yang dianggap penting dan perlu serta yang bermanfaat terutama manfaan akan saat ini.
Hidup bukan hanya saat ini namun akan terus berlanjut dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Saya pernah mengalami masa gelap dalam hidup ini.
Kalau relasi dengan orang lain dan orang sekitar tidak kuat maka "kehancuran" bisa diambang pintu dan kehidupan "bisa berakhir" atau lain ceritanya.
Contoh yang pernah saya alami adalah ketika saya berhadapan dengan "mereka" yang tidak menyukai pelayanan kami waktu di jakarta.
Kalau dukungan orang sekitar yang dekat dengan kami tidak terjadi maka "mereka" yang tidak menyukai kami bisa leluasa "mengobrak-abrik" keberadan kami dan "mungkin" karya bisa berakhir karena tidak dikehendaki kehadirannya oleh mereka yang tidak menyukai keberadaan kami.
Namun dukungan orang sekitar menyelamatkan dan dukungan ini karena relasi yang terbangun terjalin dengan baik dan kami boleh menjadi bagian dari mereka.
Keberhasilah ada karena kebersaman.
Seperti penjual juga mengalami keberhasilan karena baiknya relasi dengan pembeli.
Kalau relasi "tidak baik" maka penjual bisa gulung tukar karena tidak ada yang membeli.
Maka sekali lagi membangun relasi dengan sesama dalam keterbukaan dan kerendahan hati adalah penting dan perlu dalam kehidupan ini.
Kita hidup dalam kebersamaan dan bukan dalam "kesendirian"
Keberhasilah kita juga keberhasilah dalan kebersaman karena kalau sendiri maka keberhasilan itu tidak ada.
Seperti calon dokter spesialis itu tidak akan berhasil memperoleh "soal" ujian andaikan tidak diperkenalkan oleh dokter kami pada dokter koas dan dokter koas memperkenalkan pada kakak dari dokter koas itu.
Ia tidak menyadari kalau sebenarnya keberhasilanya ditopang karena keberadaan orang lain yang sejak pertama tidak disadarinya bahkan tidak diangap keberadaannya.
Maka hidup harus selalu menyadari untuk selalu membangun relasi dengan siapapun termasuk yang tidak disukai karena dalam diri mereka juga ada kebaikan yang sebenarnya dapat menjadi jalan bagi kebehasilah hidup kita sendiri.
Sama seperti Kristus, Ia selalu menyapa orang yang hadir dalam hidupNya termasuk yang tidak diperhitungkan oleh mereka yang ada didepatnya.
Ia menyapa Zakeus yang adalah "sampah masyarakat", Ia menyapa Maria Magdalena yang adalah "biang" penyakit masyarakan dan Ia menyapa kita yang adalah "beban" hidupNya karena dosa yang kita lakukan.
Ia sungguh memperhartikan setiap orang termasuk saya dan Anda yang mungkin "kurang" memiliki peran dalam hdiup ini.
Ia menaruh kepercayan penuh pada kita tanpa membedakan siapakan kita bahkan Ia berbuat sama untuk kita tanpa membedakan status hidup kita.
Kita sama-sama diteguhkan, kita sama-sama ditebus dan kita sama-sama diberi kesempatan pada khidupan ini.
Luar biasa relasi yang telah dilakukanNya di dunia ini agar peran serta setiap orang menjadi nyata pada kehidupan ini.
Taka da yang terlewat dari pandangan mataNya yang penuh ketajaman belas kasih untuk memandang keberadan kita.
dan Ia adalah tokoh keteladanan abadi dalam membangun relasi dengan orang lain termasuk mereka yang tidak menghendaki keberadaanNya.
Dari kekuatan relasi dan cintaNya itulah keselamatan ada dan menjadi sempurna pada dunia ini.
Semoga kita boleh seperti Dia dalam berelasi dengan semua orang.
Salam dalam cinta membangun jalan kegembiraan dengan semua orang dalam relasi kebersamaan.
petrusp.