Jumat, 11 Desember 2009

Berbagi Harapan

Jangan menyerah pada kesulitan.
Jika kesulitan datang, bagaimana cara mengatasinya? ???
Akui kesulitan itu karena ia memang ada, tapi jangan takluk padanya.

Atasi kesulitan dengan berpikir potifit dan tetap menjalankan tugas
perjalanan hidup dengan kesungguhan.

Bangun hidup Anda dengan keyakinan kalau kesulitan mampu dihadapi dan
bisa diatasi dan jangan berhenti berharap.

Kalau Anda melihat pic saya yang ada di FB, disana ada foto selembar
kertas dengan tulisan yang ada di dalamnya.

ini adalah tulisan seorang anak yang baru mesuk kuliah semester satu dan
karena kekalutan hati ia menuliskan tulisan itu.

Anak ini ikut program "pengembangan minat dan bakat" serta diterima di
bangku kulian jurusan keperawatan, kegembiraan anak ini sangat besar
dengan diterimanya dia di bangku kuliah ini walaupun seribu kesulitan
dihadapinya termasuk biaya dalam masa kuliah.

Disamping untuk biaya juga untuk kehdiupan di denpasar karena anak ini
berasal dari Gianyar.

Semua kesulitan itu bisa dihadapinya dengan keseriusan dengan
mengencangkan perut guna tercapainya harapan untuk bisa kuliah sesuai
harapannya serta menjadi seorang perawat tepat waktu 3 tahun.

Ternyata, badai kesulitan tidak mau berhenti mendera perjalanan kehidupan
anak ini, karena dalam masa kuliah yang baru dijalaninya terjadi hal yang
tidak diharapkannya.

Anak ini mengalami "penurunan" pendengaran yang lama-kelaman daya dengar
anak ini hilang dan hal ini mengganggu proses belajar yang harus
dihadapinya,

Karena keadan ini, pihak kampus menyarankan untuk diperisakan ke dokter
THT dan hasil dari dokter akan sebagai rekomendasi apakah anak ini masih
bisa kuliah atau tidak, sedangkan penggunaan alat bantu dengar tidak
diperbolehkan dan jika dengan alat bantu dengarpun maka anak ini tetap
harus berhenti dalam kulian.

Apa yang terjadi pada anak ini???

Tentu keputusan kampus ini membuat kesedihan dalam diri anak ini, Tapi
anak ini tidak mau meneyrah kalah, Ia membangkitkan semangatnya dengan
menulsikan semluruh ahrapan dan keinginannya pada selembar kertas ini.

Dia tanamkan dalam dirinya akan seluruah kebaikan untuk membangkitkan
keprcayaan akan hari esok yang lebih baik.

Disamping itu, serangkaian penanganan terus dilakukan oleh pihak kelaurag
dan dokter THT serta karena pendengaran anak sudah tidak bsia ditangani
denga obat maka diambil kesiputusan kalau anak ini harus dioperasi untuk
menaikan derajat pendengarannya dengan memasang alat pada telinga anak
ini.

Hal pertama yang kembali harus diusahakan adalah biaya operasi unutk anak
ini dan pembelian alat yang harus dipasang pada telinga anak ini.

Permasalahan ini sulit teratasi dan orang tua pasrah dengan keadaan yang
terjadi pada anak ini dan orang tua mengatakan kalau tidak sanggup untuk
mengoperasi anaknya itu.

Kesulitan itu dibicarakan dengan dokter THT yang kebetulan juga membantu
praktek di klinik kami.

Dokter THT kami yang sangat sederhana dan memiliki hati yang baik itu,
menceritakan kejadian yang dialami oleh anak ini pada saya disela-sela
praktek di klinik kami.

Lalu saya katakan, “operasi saja demi kebaikan anak ini".

Dokter kami menjawab," duit dari mana brud ???, karena orng tua anak ini
gak bisa membiayainya? ".

Saya jawab," udalah pak dokter nanti biaya biar Tuhan yang memikirkan,
Sampeyan bikin jadwal operasinya saja dan orang tua anak itu suruh ke
klinik ketemu saya".

Berapa hari kemudian orang tua anak itu datang ke klinik dan menemui saya,
Saya katakan pada orang tua anak itu," bapak punya uang berapa dan kami
akan mencukupi kekurangannya" .

Bapak anak itu bilang," untuk beli alat bantu dengar dan pemeriksaan
selama ini telah menghabiskan banyak biaya dan saya sudah tidak bisa
mengoperasikan anak saya".

Jawab saya," bapak usaha dulu semampunya nanti kekurangnya saya bantu".

Ternyata lama tidak ada kabar dan anak ini hanya terus berobat jalan
sedangkan tidak ada kemajuan dan kalau tidak segera dioperasi anak ini
harus segera dikelaurkan dari kampung, dan bapak anak itu tetap tidak
sanggup untuk mengoperasikan anak ini.

Akhirnya dokter membuat jandwal oeprasi dan hal ini tidak bisa ditunda
lagi karena kerusakan bisa tambah parah dan akan berbahaya kalau terjadi
kerusakan permanen, serta pihak kampus telah memberi surat keterangan
kalau anak akan dikeluarkan kalau tidak segera ditangani masalah gangguan
pendengaran pada anak ini.

Akhirnya operasi diakukan dan saya ikut menunggui anak ini operasi.

Sewaktu menungui anak ini operasi, bapak anak inimendekati saya dan
menunjukan kertas tulisan anak ini, bapak ini sambil mengnangis
menunjukkan tulisan anaknya itu.

Saya membaca ketas itu dan disebaliknya kertas itu ada perincian seluruh
biaya pengobatan yang telah dijalankan serta seluruh baiya kuliah yang
telah dikeluarkan orang tuanya termasuk uang hidup seminggu yang hanya Rp
75rb.

Saya ikut "prihatin" dengan keberadaan anak ini.

Tapi saya banggan dengan semngat anak ini yang telah menuliskan
semangatnya di kertas itu seperti yang ada di pic FB saya.

Sebuah "harapan" akan kesembuhan, semangat dan kepercayaan akan perjuangan
mewujudkan cita-citanya menjadi perawat.

Anak ini tidak mau menyerah kalah karena "miskin", "sakit" dan “faktor”
lain dalam hidup ini.

Anak ini menanamkan harapan akan kebaikan pada masa depan untuk menjadi
lebih baik.

Dan dalam keadaan yang sangat "minim" dengan masa yang "menakutkan" karena
akan di DO dari kuliah karena kerusakan pendengaran, ia masih terus
percaya akan keyakinaan pada hari esok yang lebih baik yaitu menjadi
perawat agar lebih berguna dalam hdup ini.

Anak ini tidak mau mengalami rasa "pesimis" karena ancaman di DO yang
disebabkan penyakit yang sedang dialami.

Sungguh, saya belajar percaya dan berharap yang hebat dari anak ini.

Setelah membaca tulisan dan perincian hidup anak ini,
Saya merasa bersyukur boleh menjadi bagian dari hidup anak ini untuk
mewujudkan harapanya menjadi perawat dengan "memutuskan" membiayai operasi
anak ini dengan pertolongan dokter THT di klinik kami.

Sebuah kesempatan yang indah yaitu boleh berbagi harapan akan hari esok
yang lebih baik dengan dioperasinya telingan anak ini.

Kesempatan yang sunguh indah karena boleh ikut membangun jembatan dengan
memberi harapan pada anak ini yang sebenarnya telah mengalami jalan buntu
dalam hidupnya karena keterbelakangan, keterbatasan dan ketidakberdayaan
pada kesulitan.

Andaikan banyak orang boleh dan mau berbagi harapan untuk mereka yang
telah pupus harapan karena aneka kesulitan dan ketidakberdayaan, maka
dunia akan menjadi lebih bercahaya dan memiliki masa depan yang lebih
baik.

Semoga kita boleh menjadi alatNya dalam berbagi harapan pada hidup ini dan
boleh menjadikan semua lebih baik karena memiliki harapoan akan hari esok
yang lebih membahagiakan.

Salam dalam cinta membangun dunai baru dengan kemampuaa bebagi harapan.
petrusp