Selasa, 26 Mei 2009

Misteri Ilahi.

Siapa yang memelihara kebaikan dan cinta kepada Allah dalam dirinya,
maka cinta itu akan menjaganya sampai kapanpun hingga hidupnya tidak akan kekurangan walaupun mengalami kesulitan,
Orang demikian yang dipilih untuk memelihara kebaikan dan cinta kepada Allah itu kadang berasal dari tempat yang tidak terpahami.
Ia kadang bukan orang suci, hebat, baik dan terkenal yang berasal dari tempat terhormat TAPI dari orang berdosa yang berasal dari tempat yang dipandang "kotor" oleh dunia namun masih memiliki cinta dan kebaikan.
Sungguh misteri ini sulit untuk dipahami, jadi dalam hidup kita jangan pernah menyerah dan kecil hati karena berdosa tapi tumbuhkan kebaikan dan cinta kepada Allah, hidup pasti akan berkenan dihatiNya.
Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan rekan jauh yang lama tidak ketemu.
Rekan itu bercerita kepada saya akan pengalaman hidupnya.
Hidupnya ada dalam dua persimpangan yang tidak mudah yaitu karena "kesalahannya" ia memiliki hubungan dengan perempuan lain selain isterinya.
Saat ini dimana segalanya sulit dan hubungan ia dengan isterinya menjadi jauh karena ia sudah tidak bisa memberikan banyak kemudahan kepada isterinya dan setiap hari ia tidak tahan dengan keadaan rumah tangga itu disatu sisi perempuan yang selama ini menjadi simpananya yang dulu ia "temukan" di tempat yang dipandang orang kotor ternyata memiliki hati yang "lebih" dibanding isterinya.
Perempuan itu sewaktu ingin diputuskan hubungannya karena ia telah tidak memiliki yang untuk diberikan padanya, ternyata perempuan ini malah mengembalikan uang yang selama ini diberikan padanya sebagai modal dan meminta ia kembali pada isteri pertama dengan anak-anaknya.
Teman itu mengalami persimpangan jalan akan keadaan ini.
Isterinya pertama "menjadikan" dirinya beban pada saat seperti ini namun perempuan "simpananya" memperlakukan dirinya luar biaa dengan memintanya kembali pada isteri pertama dengan memberi modal dari uang yang selama ini diberikan padanya.
Perempaun kedua ini ternyata menabung uang pemberiannya dan mengembalikan uang itu pada saat ia sedang mengalami masa sulit dalam hidupnya.
Apa yang harus diambil dalam keadaan demikian????
Tidak mudah dan sayapun tidak paham dengan keadaan demikian.
Menurut aturan pasti ia harus kembali pada isteri pertama namun dalam "cinta dan kebaikan" perempuan simpanan itu memiliki perhatian lebih dalam kehidiupannya terutama saat-saat yang demikian tidak mudah bahkan perempuan kedua ini merelakan uang yang selama ini diberikan padanya sebagai modal usaha serta kembali pada isteri pertama.
Hati penuh cinta dan kebaikan yang luar biasa dari seorang perempuan simpanan yang berasal dari tempat yang orang bilang "kotor" tidak ada kebaikan disana.
Inilah misteri Allah.
Kebaikan dan cinta itu tumbuh dari tempat yang sangat tidak disangka-sangka.
Pandangan banyak orang, isteri simpanan adalah "pemeras" dan hanya sebagai "benalu" yang hanay mau mengambil untung dari setiap hubungan yang dilakukan.
Namun perempuan kedua ini sungguh walaupun hanya sebagai simpanan ia memiliki kebaikan dan cinta yang luar baisa.
Memang perempaun ini tetap sebagai perempuan "berdosa" karena ia adalah "orang ketiga" dalam keluarga dan ia adalah "noda" dalam kehidupan ini.
Namun kebaikan dan cintannya mengalahkan hubungan kekeluargaan yang resmi secara kelembagaan karena secarik surat yang telah dilegalkan.
Inilah keadaaan yang sulit dipahami.
Maka dari hal demikian,
Tak boleh hidup langsung menghakimi kalau tempat kotor selalu menghasilkan hal yang kotor.
Tempat kotor ternyata ada benih kebaikan dan cinta yang luhur walaupun tetap berkecimpung dengan lumpur kekotoran dosa.
Maka memberi ruang pada "kekotoran" ini adalah lebih bijaksana dalam kehidupan ini.
Saya ingat dengan pepatah yang mengatakan ," di dalam air yang jernih tidak ada ikannya, maka jangan memancing disana".
Ini mengandaikan kalau dalam kekotoran dan kedosaan masih ada "rahmat" yang tersembunyi asalkan ada keterbukaan akan kebaikan dan cinta kepada Allah.
Dari kaadaan yang demikian inilah bentuk dari "keberadaan" kita apapun adanya bukan sebuah jaminan akan keadaan nanti yang kita tidak tahu, terutama keadaan yang lansung dalam pengadilan Allah yang paham dan tahu benar keadaan diri kita.
Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan ini.
Mereka yang hidup seolah dalam tembok "kesucian" dengan upacara dan penampilan laur kadang tidak menjamin akan keperpihakan kepada Allah secara nyata.
Mereka hanya tinggal disana kadang hanya "kedok" akan kekerdilan dirinya karena merasa sudah lebih dibandingkan yang lain.
Sedangkan yang kadang hidup dalam keamburadulan tidak karuan serta selalu dicap tidak baik ternyata malah memiliki hati yang lebih peka dan mencintai Allah dengan selalu mampu berbuat baik dalam setiap kesempatan.
Ini juga sama dengan sebuah cerita yang pernah saya dengar.
Ada sekelompok orang naik kapal pesiar.
Semua orang di kapal itu kasar, jahat kepada tukang masak dan mereka selalu mempersulit gerak tukang masak di kapal itu.
Setiap hari tukang masak yang diam, alim, suci banyak doa dan penurut itu diperlakukan tidak adil.
Dalam sebuah kesempatan pesta yang indah kesadaran penumpang kapal itu ada maka para penupang kapal itu menyadari kesalahanya dan meminta maaf kepada tukang masak itu.
Mereka menangis kerena telah berlaku tidak baik pada tukang masak itu .
Ternyata permintaan maaf itu membuat tukang masak menangis keras dan ia semakin merasa bersalah.
Setelah ditanya mengapa tukang masak merasa bersalah dan menangis sangat histeris,
Tukang masak menjawab," saya meminta maaf karena sebenarnya makanan yang setiap hari saya hidangkan adalah makanan yang saya campur dengan sedikit racun agar dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kanker".
Pernyataan tukang masak itu mengetarkan dan mengejutkan semua penumpang kapal itu.
Ternyata dalam kehidupanya yang baik, alim, suci banyak doa dan tenang ternyata tukang masah itu menyimpan kejahatan yang lebih besar dibandingkan perlakuan penumpang kapal itu.
Inilah potret hidup yang kadang tidak kita tangkap karena gamabrnya hanay hitam putih.
Kita tidak bisa menilai dari laur akan kehidupan ini,
Kedalaman hati adalah penilaian yang paling "murni" dan benar dan hanya Allah yang tahu semua itu.
Maka sebuah hal yang sangat sulit bagi saya untuk memberikan saran terbaik peda teman itu dengan keadaan yang sedang dialaminya.
Sulit dan tidak mudah untuk kembali ke isteri pertama dan meninggalkan perempuan kedua atau meninggalkan isteri pertama untuk perempuan kedua.
Hukum jelas berbicara harus kembali pada perempuan pertama namun adil dan benarkah dengan keadaan yang demikian ini pada perempuan kedua???
Rekan itu sendiri yang harus memutuskan, memang ia bukan orang katolik jadi lebih mudah memberikan keputusan dalam hidupnya.
Norma katolik memang berbeda dengan norma keyakinan lain, tapi sebenarnya norma itu tetap sama yaitu menjunjung kebenaran dan keadilah bersumber pada menjunjung tinggi martabat manusia.
Dari krjadian ini orang kecil ini semakin boleh memahami akan perjalaan kehdipan ini.
Tak mudah menilai, tak mudah menghakimi dan tak mudah memahami kehendak Allah dalam hidup ini.
Misteri keperpihakanNya pada dunia memang tidak mudah untuk dimengeti apalagi oleh otak bodoh orang kecil ini.
Maka hanya dengan selalu melihat semua akan menjadi baik pada akhrinya adalah jalan yang bisa orang kecil ini ambil dengan tetap melakukan kebaikan dan memelihara cinta kepada Allah.
Hanya dengan kebaikan dan cinta kepada Allah maka kehidupan akan menjadi lebih baik.
Maka benar kata pepatah kuno,"bukan kekuatan yang dapat mengalahkan musuh tetapi kebaikan, bukan memahami musuh yang bisa menjadi modal berperang tetapi memahami diri sendiri".
Paham dulu dengan diri sendiri maka akan lebih mudah memahami orang lain.
Hidup dalam kemampuan melihat diri dalam rangka memelihara cinta dan kebaikan adalah salah satu jalan mewartakan kehaderan Allah yang nyata di dunia ini,
Hidup demikian akan semakin nyata jika orang mampu menghadapi kesulitan yang ada.
Semoga kita boleh menjadi jalan kehadiran Allah dengan selalu melakukan kebaikan dan cinta kepada Allah.
Salam dalam membangun dunia dengan memahami diri sendiri agar hidup bisa memahami keberadaan orang lain tanpa menghakimi karena keadaan orang lain yang tidak sama dengan keadaan kita.
petrusp.