Selasa, 06 Oktober 2009

Masihkan ada orang baik di dunia ini??????

Masihkah ada orang baik didunia ini?????

Jawabannya adalah MASIH ADA.

Ada banyak orang baik di dunia ini teristimewa adalah Anda.
Anda adalah orang baik karena dalam diri Anda ada kekuatan untuk
menciptakan kebaikan itu dan membangun dunia dengan ekbaikan itu.

Kebaikan dalam diri Anda tidak harus nampak seperti acara televisi semalam
di Tv One dimana ada berkumpul orang-orang top Indonesai dengan kekayaan
yang “besar” dan mereka melakukan pengumpulan dana untuk korban gempa di
Padang.

Dalam acara ini terkumpul uang milyaran rupiah dan setiap dari mereka yang
menyimbang dalam jumlah “besar” dipanggil didepan dan namanya disebutkan
berkali-kali sebagai penghargaan dari “kedemawanan” ini.

Sungguh acara simpati yang luar biasa “menyentuh” karena memang dengan
pengumpulan dana seperti ini akan ada harapan menjadikan Padang kembali
menjadi lebih baik.

“masih ada harapan selama masih ada kehidupan dan keperpihakan pada
kehidupan ini”.
Namun inti dari kebaikan itu bukan seperti yang disiarkan itu.

Kebaikan hadir dalam tindakan sekecil apapun yang dilakukan untuk
membangun dunia.
Ingatlah “setiap orang memiliki wahyu dalam dirinya”.

Dari keberadaan “wahyu” ini, maka akan terbentuk sebuah gugusan wahyu
yang akan membangun dunia dengan peran “pewahyuannya” masing-masing yang
berpangkal pada pewahyuan yang utama yaitu “cinta kasih”.

Dengan bermodalkan “wahyu” ini, maka dapat dipastikan kalau dunia masih
dipenuhi dengan orang-orang baik.

Memang ada sebagian dari orang yang “menghilangkan” wahyu itu dan
menjadikan dirinya sebagai manusia yang kalah dalam tidak merasa tidak
berfunsi baik dalam dunia ini.

Ini bukan kesalahan hanya “kecelakaan” saja.

Dibanding “kecelakaan” yang hanya sedikit ini, masih banyak “keselamatan”
yang dibawakan oleh keberadaan wahyu ini dalam diri setiap orang.

Anda juga memiliki “wahyu” kebaikan ini.

Jadi Anda juga dapat membangun dunia ini terutama “dunia” kecil disekitar
Anda dengan orang-orang terdekat Anda.

Pakailah “pewahyuan” dalam diri Anda pertama-tama membangun solidaritas
dengan orang terdekat Anda yang mengalami “kecelakaan” wahyu dan hidup
dalam “keterbelakangan”.

Bangun hidup dengan budaya saling menyapa dan memanusiakan.
Tak ada perbedaan dari keberadaan kita di dunia ini karena “pewahyuan”
dapat menembus betas dan sekat antar mansuia ini bahkan sekat sesama
makluk.

Beberapa waktu yang lalu, ketika kami melakukan pengobatan di daeah
sekitar pemulung di denpasar, ada hal sederhana yang istimewa yang boleh
saya saksikan sewaktu saya berkunjung ke pemukian itu.

Ada seorang anak kecil yang sedang asyik bermain tanah di depan rumahnya.

Anak itu membentuk gundukan dari tanah itu dan sewaktu saya mendekatinay
dan mulai ngobrol dengannya, ternayta anak ini sedang menguburkan seekor
anak anjing yang ia temukan dijalan dan dalam penguburan itu, anak ini
memasang batu diatas makan itu.

Saya yakin batu ini seolah sebagai nisan bagi anjing itu.

Anak ini dengan khusuk sambil komat-kamit di depan “kuburan” anjing ini.
Saya tidak tahu, apakah anak ini doa untuk anjing itu, ataukan dia nyanyi
ataukan malah dia mengumpat anjing itu.
Yang pasti ia menguburkan anak anjing yang ditemukan di jalan dan apa yang
dilakukan anak ini adalah sangat “baik” dimata saya.

Sebuah perwujudan dari “pewahyuan cinta” kepada makluk yang mengalami
“keterbelakangan”
Andaikan anak ini tidak menguburkan anjing itu maka akan ada bau dan bau
itu pasti sedikit banyak merugikan kehidupan terutama mereka yang lewat di
jalan itu.

Anak ini tidak hanya baik pada kehidupan yang akan lewat tapi juga pada
anjing itu dengan,
Membari nisan pada anjing yang mati sebagai tanda kalau anjing itu paenah
ada.

Mungkin dalam beberapa hari tanda itu akan hilang, kuburan juga akan
hilang dan “bangkai” anjing itu akan hilang dimakan tanah.

Tapi “pernah” ada proses “indah” dalam penguburan dan “penghargaan” pada
anjing ini dan ada kebaikan dari anak ini untuk bersedia menguburkan
anjing itu.

Ini hanya sebuah tindakan sederhana, namun ini adalah wujud dari “Wahyu”
yang telah diberikan Allah pada Anak ini yaitu wahyu cinta kepada segala
makluk.

Anak ini mencintai makhluk ini dan memberikan diri untuk bersedia
menguburkan anjing itu.
Saya tidak tahu, apakah penguburan itu sebagaa acara main-main atau
sungguhan.
Yang pasti ada sebuah “kebajikan” terpancar disana.
Ini adalah hal sepele tapi inilah wujud dari kebaikan ini tanpa “pamrih”.

Dengan kebaikan ini harapan tumbuh kembangnya dunia masih ada.

Sama seperti anak kecil ini yang boleh menguburkan anjing itu.

Kita juga bisa melakukan hal-hal kecil sebagai perwujudan dari wahyu
yang telah diberikan oleh Allah pada kita.
Kalau dari kita mau melakukan hal-hal kecil itu untuk menunjukkan
solidaritan bagi sesama maka lambat tapi pasti dunia akan menjadi lebih
baik terutama perwujudan cinta pada sesama dan semua makluk.

Sukap cinta kasih pada sesama dan sikap mau menghargai pada sesama, jika
dibangun tanpa memandang perbedaan suku, ras, golongan dan warna kulit
maka dunia bisa menjadi satu tempat persaudaraan yang sangat menakjubkan
dan memesona.

Dan “kasus” atau “isu” yang berkembang di Padang bawah daerah “pecinan”
belum memperoleh penanganandan sikap diskriminasi serta malah mereka
mengalami penjarahan dapat dihindari karena mereka bekerja bukan atas
dasar “perbedaan” tapi atas dasar cinta kasih yang merupakan wujud dari
pewahyuan yang diberikan Allah kepada mansuia.

Sungguh masih ada orang baik di dunia ini karena masih adanya Anda.

Salam dalam cinta menjadi orang baik dan membangun dunia menjadi lebih
baik dengan keabikan itu.
‘Kebaikan itu bukan dicari tetapi diciptakan dan setiap orang mampu
menciptakannya karen asetiap orang telah diciptakan oleh Allah dalam
kebaikan”
Petrusp.