Rabu, 03 September 2008

Rumah Cinta kasih 3

Malam Sobat.
Maaf saya menulis terus sehingga memenuhi email Anda, saya menulis mumpung ada kesempatan karena kemarin sibuk. Jadi membaut anda puyeng dengan tulisan saya.
Saya berterima kasih kalau Anda masih mau membaca, berterima kasih kalau sudah tidak mau membaca dan juga berterima kasih kalau langsung mendelete tulisan-tulisan saya.
Malam ini, saya menjadi sulit membedakan apa yang namanya keberuntungan ini ?
Saya yang selama ini bergulat dengan orang-orang yang tidak bisa makan tetapi mereka dapat tersenyum bahkan senyum itu mengagumkan, Namun disisi lain ada banyak pribadi dengan uang berlimpah bahkan gaji sampai puluhan juta tetapi tidak memiliki senyum bahkan cenderung mengalami kesepian dalam hidupnya.
Sungguh perbedaan yang drastis dalam hidup ini.
Kemarin sore, saya bersama dua orang dokter muda berkesempatan mengunjungi seorang nenek yang hidup dalam keadaan yang "menyedihkan"
Nenek-nenek ini tinggal sendirian dalam rumah kontrakan dengan mata yang sudah lamur "tidak dapat melihat dengan jelas karena katarak"
Nenek ini adalah asli orang bali yang menikah dengan koster gereja dan akhirnya menjadi katolik, setelah menikah malah ditinggal pergi suaminya dan saat ini tinggal sendirian tanpa teman dengan mata lamur sehingga kalau jalan harus "rambatan"
Sewaktu saya datang ke rumah itu nenek itu kelihatan bahagia apalagi pada saat sedang diperiksa oleh dokter dan nenek yang bahagia ini menangis ketika menerima obat dari dokter dengan mengatakan kalau ia tidak mau menerima obat karena tidak memiliki uang untuk membayar.
Kami mengatakan kalau obat tidak usah dibayar dan akan datang lagi untuk mengantarkan obat setelah obat habis.
Tekanan darah nenek ini 210/120, dan ini tekanan darah yang lumayan tinggi dan hal ini yang mengakibatkan badan nenek ini sakit-sakitan terutama pada lehernya yang selalu terasa kaku.
Dalam keadaan yang demikian nenek ini masih memiliki semangat yang mengagumkan dan memiliki kesetiaan dalam hidupnya walaupun mengalami banyak kekurangan.
Bahkan nenek ini bercerita yang membuat dia susah bukan karena tidak memiliki apa-apa tetapi karena nyamuk yang menggigiti tubuh dan wajahnya.
Lalu kami meminta ijin untuk melihat kamar dan dapur rumah nenek ini, kamarnya sewaktu saya intip kelihatan bersih karena memang hanya ada tempat tidur sedrhana dengan lemari kecil.
Yang membuat kamis edih adalah dapur rumah nenek ini terutama makanan yang dimakan nenek ini.
Nenek ini masih masak sendiri dan hari ini nenek ini makan nasi dengan sayur kacang merah dan ini nampak dari makanan yang ada di lemari tanpa tutup, saya sempat memfoto makanan nenek ini sebagai kenang-kenangan kalau saya telah megnunjungi rumahnya.
Foto yang saya bawa ini sewaktu saya tunjukkan apda dokter lain, ada dokter yang mengatakan,"apakah benar ini makanan nenek itu? atau ini adalah makanan anjing?".
Saya marah dengan dokter itu dan mengatakan,"ngawur, jangan ngomong gitu, aku jadi tambah sedih?.
Sungguh mengharukan kehidupan nenek ini tetapi dalam keharuan ini kegembiraan nampak disana walaupun hidup penuh perjuangan bahkan kesulitan yang teramat parah.
Disisi lain,
Malam ini tepat jam 00.31 selesai saya berdoa, pijetan saya berbunyi dan terlihat nomor asing yang nampak di layar pijetan saya.
Saya mengangkat pijetan itu dan terdengar suara, ternyata suara dari salah satu rekan yang pernah saya kenal di Jakarta tetapi sudah lama saya tidak bertemu rekan ini.
Rekan ini pertama meminta ijin untuk bercerita keadaanya dan saya diminta mendengarkannya.
Sebagai rekan yang baik, saya mengatakan, "Ok".
Rekan ini bercerita banyak sekali tentang pengalaman pribadinya tertama pengalaman cintanya dengan seorang yang sudah memiliki isteri dan teman ini takut kehilangan teman yang dicintainya ini.
Rekan ini menceritakan kalau hidupnya hampa walaupun saat ini telah memiliki banyak hal dari barang -barang berharga yang telah ia miliki, bahkan rekan ini menceritakan dengan gajinya yang puluhan juta tetapi ia merasa tidak memiliki apa-apa.
Rekan ini merasa hidup sendirian tanpa dukungan walaupun memiliki banyak hal termasuk banyak teman.
Semua terasa tidak berarti dan hidup tidak memiliki harapan lagi tertuama harapan cinta karena ia tidak bisa selalu bersanding dengan orang yang dicintainya.
Saya tidak dapat memberi banyak saran dan saya hanya mendengarkan apa yang diceritakan rekan ini
Yang pasti kekayaan yang dia miliki tidak menjadikan ia bahagia dan hidupnya jauh dari yang namanya kegembiraan dan senyum.
Saya jadi bignung dengan dunia ini.
Siapa orang yang beruntung dan kaya antara dua orang ini.
Apakah nenek yang makan saja sulit tetapi bisa tersenyum bahagia dalam hidup ini ?
Ataukan rekan yang memiliki banyak hal termasuk gaji puluhan juta tetapi tidak dapat tersenyum bahagia?
Membayangkan uang puluhan juta terasa banyak sekali terutama bagi orang kecil ini.
Saya bahkan membayangkan kalau punya uang puluhan juta mungkin bisa membiaya hidup nenek-nenek yang kekurangan ini terutama nenek yang bernama Made simon yang hidup dalam kesendirian dan kekurangan itu.
Sayang saya tidak memiliki uang seperti rekan yang menelepon saya malam ini. (tapi saya bersykur lho, walaupun tidak punya uang puluhan juta namun saya tetap sebagai orang yang berbahagia dan beruntung karena boleh tetap tersenyum dalam hidup ini dan tidak berkekuarangan apapun. uang punya walaupun dikit, makan cukup, tidur punya kamar dan temapt tidur, perg kemana-mana bisa walaupun hanay naik angkot atau jalan kaki. beruntung kan gua. he he he.)
Setelah rekan ini bercerita, saya hanya mengatakan kalimat ini,"Berdoalah kepada Allah dan berharaplah padaNya agar IA sebagai sumber kegembiraan memberimu kesempatan untuk bahagia. Kau pasti akan bahagia kalau kau mau terbuka padaNya terutama mau terbuka pada orang lain disekitarmu termasuk yang membutuhkan bantuanmu dan bukan karena cinta dari orang yang kau harapkan itu.
Jangan bodoh memikirkan orang yang mungkin tidak memikirkan dirimu karena lagi sibuk dengan anak dan isterinya.
Berpikirlah untuk dirimu sendiri jangan memikirkan orang itu".
Lalu rekan itu meminta saya berdoa untuknya, lalu kami berdoa jarak jauh saya di Bali dan rekan itu di Jakakta.
Jujur wajah teman inipun saya sudah lupa karena lama tidak bertemu dengannya.
Setelah itu saya memintanya berdoa rosario seandainya ia tidak bisa tidur malam ini.
Pertemuan yang aneh dengan dua orang berbeda dengan permasalahan yang berbeda pula.
Inilah dunia yang katanya merupakan panggung sandiwara,
Ada yang berkelimpahan tetapi hidup tidak bahagia,
Ada yang berkekurangan walaupun "mungkin" hidup tidak bahagia tetapi masih bisa tersenyum.
Ada yang senyum-senyum sendirian karena telah gila sehingga kelihatan seperti orang bahagia.
Dan ada yang masih boleh tersenym bahagia walaupun tidak punya apa-apa tetapi boleh berbagi cinta dengan mereka termasuk dengan Anda
Hidup memang tidak seperti yang disangka-sangka.
Inilah misteri keagungan dan keadilah Tuhan.
Semua orang memiliki beban yang harus dipikul sendiri dengan beban berbeda.
Namun Hidup memiliki panggilan.
Panggilan untuk menjadi rekan dari setiap orang yang memiliki beban ini.
Pangilan ini diberikan kepada kita yaitu saya dan Anda.
Kita semua dipanggil untuk memiliki kepekaan akan kehidupan orang sekitar karena ternyata banyak ketidakberesan terjadi bahkan dalam diri kita sendiri.
Banyak orang yang kelihatan menyakinkan ternyata penuh kekeroposan dan ada yang kelihatan penuh kekeroposan tetapi hidup dalam keyakinan.
Panggilan hidup menjadi bagian dari orang lain ternyata masih sangat relevan di dunia ini.
Panggilan untuk telibat adalah sebuah "keharusan" yang secara tidak langsung dipaksakan oleh kehidupan ini dan semua ini akan bisa kalau ada keterbukaan hati.
Allah memang hebat.
Ia menciptakan jembatan Cinta untuk menhubungkan semua hati,
Jembatan yang menghubungkan hati kita,
Hati dari nenek yang tidak bisa makan dan hidup dengan gigitan nyamuk, hati rekan yang mengalami kesepian walaupun penuh kekayaan dan hati kecil orang berdosa ini dan juga hati Anda yang sangat berharga.
Hati kita telah disatukan oleh jembatan cinta Allah ini dalam keterlibatan.
Saya terlibat dalam menemukan ketidakberesan dan Anda terlibat secara tidak lansung dengan membaca tulisan ini.
Keterlibatan yang disebarluaskan agar panggilan Allah dalam keterlibatan ini tidak berhenti sehingga dengungannya sampai ke ujung bumi.
Semua diajak dalam penyatuan cinta agar semua boleh berbagia.
Kebahagiaan saya adalah boleh berbagi cerita dengan Anda,
Kebagaian nenek dan Rekan di jakarta itu karena punya teman seperti saya, he he he Sombong dikit.
Dan kebahagian Anda karena memiliki kehidupan yang mungkin tidak sama dengan kehidupan nenek yang sulit makan karena kemiskinan atau rekan saya yang memiliki banyak hal tetapi hidup dalam kesepian atau kehidupan saya yang semoga Anda tahu keadaannya.
Sehingga Anda boleh semakin mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan pada Anda.
Saya bagagia jika Anda juga bahaia terutama mau terlibat pada orang -orang disekitar Anda.
Salam dalam kegembiraan melalui keterlibatan untuk membangun dunia baru yang dipenuhi cinta
petrusp.