Jumat, 26 September 2008

Sapaan Akhir Pekan

Buatlah hidup dalam kegembiraan,
Jangan larut pada kesedihan karena kesedihan tidak mengubah sesuatu dan malah mematikan kekuatan-kekuatan dalam diri kita.
Tinggalkan kesedihan dan jadikan kesedihan sebagai batu loncatan menggapai kegembiraan.
Sore kemarin sewaktu saya pulang dari bepergian, ada Ibu dengan dua anak dan suaminya duduk diteras klinik sambil tertidur dan dua anaknya juga tertidur.
Kedua anak ini kurus sekali dan mereka berdua tertidur sangat pulas, satu dipangkuan ibunya dan satu dipangkuan bapaknya.
Saya kaget setengah hidup sewaktu melihat mereka "ndlosor' dilantai yang kotor di teras klinik kami.
Lalu saya bangunkan mereka dan saya tanyakan ada keperluan apa kok tidur di teras klinik kami.
Mereka langsung bangun dan ibu itu mengatakan," Ada perlu dengan bapak".
"ayo masuk rumah dulu", ajak saya pada mereka.
Setelah mempersilahkan mereka masuk, saya meninggalkan mereka di ruang tunggu klinik dan saya sendiri masuk ke ruang tengah untuk meletakan barang yang saya bawa.
Saya lalu menemui mereka dan saya tanyakan kembali apa keperluan mereka ingin bertemu dengan saya.
Ibu itu lalu menceritakan keperluanya yaitu memerlukan uang untuk "ngaben" pamannya yang meninggak kemarin di rumah sakit.
Pamanya ini harus diaben segera karena mati secara tidak wajar dan pamanya ini tidak boleh dibawa pulang ke rumah atau ke banjar.
Masyarakan banjar bersedia untuk secepatnya nagben tetapi dibutukan biaya dan semua biaya ditanggung oleh sanak saudara dari paman itu dan Ibu ini juga kebagian jatah untuk membantu proses ngaben dan setelah keliling kemana-mana untuk mencari pinjaman tidak ada yang meminjami maka ibu ini memberanikan diri menemui saya untuk pinjam uang karena sudah tidak ada jalan lain untuk pinjam uang ke orang laint ermasuk saudara-saodaranya.
Saya tidak tahu mengapa kok saya menjadi jalan terakhir dari permasalahan ibu ini.
Saya tidak bisa bicara banyak, setelah mendengarkan cerita yang diceritakan ibu itu.
Untung ada uang klinik yang saya pegang dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu itu.
Lalu saya memberikan uang kepada ibu ini.
Setelah Ibu dan kelaurga itu pulang, Saya menceritakan kejadian ini pada bendahara kalau uang klinik yang saya pegang dengan uang yang ada pada saya, saya pinjamkan untuk dipakai menolong ibu yang kesulitan kana ibu ini tidak punya uang.
Bendahara menanyakan, kapan dikemablikan? apa pekerjaan orang yang pinjam uang ini? dan saya jawab kalau saya tidak tahu kapan dikembalikan dan yang pinjam uang adalah penganguran.
Bendaha klinik langsung menjawab,"penganguran kok dipinjami uang, dengan apa bisa bayar utang?".
Saya tersentak dengan jawaban ini dan saya jawab," kalai keluarga itu memiliki pekerjaan dan punya uang tentulah keluarga ini tidak pinjam uang".
"Ok, nanti aku yang akan ganti pinjaman keluarga ini kalau sudah memiliki uang", saya mengakhiri pembicaraan dengan bendahara kami.
Setelah kejadian ini saya termenung sendiri akan kejadian yang baru terjadi ini.
"kok bisa keluarga ini mencari saya dan rela duduk tertidur di emperan klinik untuk menunggu saya", pikir saya.
Tambah lagi,"mengapa sewaktu saya pergi kok gerbang tidak saya kunci sehingga Ibu itu dengan mudah masuk ke klinik dan menunggu saya disana dan dengan mudah saya meminjami uang setelah mendengarkan cerita Ibu ini".
Banyak pikiran terus memenuhi otak kecil ini.
"mungkin ketotolan yang sedang saya almai, saya tidak emikirkan akan apa yang akan terjadi terutama perhitungan setelah peminjaman uang itu, seperti yang dikatakan bendahara kami itu," pikir saya lagi.
Spontanitas ayng saya lakukan karena ada kesedihan yang dialami oleh kelaurga itu.
Sungguh semua diluar kemampuan nalar saya yang "cupet" ini.
Disisi lain, keberanian dan keyakinan keluarga ini untuk berharap kalau saya bisa membantu keperluanya, sungguh juga diluar kendali saya.
Memang pertama saya ragu untuk membantu kelaurga ini tetapi dari cerita tentang pamannya yang sendiri tidak menikah dan harus meninggal dengan sakit yang tidak wajar sehingga harus diaben dengan segera membuat saya ingat akan hidup saya sendiri yang juga demikian tanpa memiliki andalan apa-apa.
Saja juga hidup sendirian dan tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
kesedihan menyusup disela-sela hati saya.
Yang pasti rumah ini telah menjadi rumah bagi mereka yang membutuhkan dan disana mereka memiliki pengharapan akan kebaikan dan kegembiraan hidup.
Syukur kepada Allah akan semua kebaikan yang diberikan pada rumah sederhana ini.
yang pasti keberanian keluarga ini unutk hadir ke dalam rumah kami karena penderitaan yang dialami.
penderiaaan ini bukan hanya penderitaan keluarga ini tetapi juga penderitaan semua orang yang boleh tinggal bersama dengan mereka di dunia ini.
Belarasa akan kebersamaan dan penderitaan menjadikan solidaritas akan cinta mucul dan keikutsertaan dan keterlibatan pada pengentasan penderitana semakin menjadi.
Hidup buka sendirian tetapi dalam kebersamaan maka segala yang terjadi kalau bisa juga diselesaikan secara bersama.
Semua ini pasti karena peran serta Allah dalan kehidupan ini.
Allah yang mengerakan dan Ia pula yang menjadilkan perjalanan hidup menjadi lebih baik.
Keperpihakan Allah pada mereka yang menderita masih tetap ada selama masih ada hati yang mau tersapa dan menjadi bagian dari penderitaan orang lain.
Sungguh hanya dalam kebersamaan dengan Allah kepekaan ini bisa terjadi dan terlaksanankan.
Saya sendiri mulai memiki kesadaran akan arti hidup ini yaitu.
Hidup hanya saat ini dan kelanjutanya saya tidak tahu
Maka hidup harus melakuakn apa yang terbaik saat ini tanpa menundanya sampai nanti.
Saat ini dengan melakukan kebaikan menjadikan seluruh hari bahkan seluruh hidup yang telah dijalani menjadi sangat membahagikan karena penuh dengan kebaikan.
Saat ini yang diketahui dan saat ini pula yang harus dilakukan untuk melakuakan sesuati yang terbaik.
Jika hidup menunda maka ini membuang kesempatan dan akan ada sesal jika tidak dilaksanakan.
Sungguh hanya saat inilah yang istimewa dalam hidup.
Semoga hidup kita selalu dapat melakukan kebaikan saat ini.
Maka dengan selalu ingat akan hal ini penolakan untuk melakukan cinta tidak akan dilakukan.
Usaha untuk mencipta kebaikan akan terus dilakukan.
Kegembiraan ada karena ada kesediaan,
kesedihan tercipta karena tidak ada kesediaan .
Semoga kita bisa meninggalkan kesedihan dan melakukan kebaikan untuk menciptakan kebaikan sehingga seluruh hidup dipenuhi kegembiaraan.
Salam dalam cinta membangun dunia baru dalam kebersaman mencitakan kebaikan.
petrusp.