Jumat, 04 Juli 2008

Domus Karitatis 3

Ketika hidup mau mengalami keberadaan orang lain maka cinta akan tumbuh dengan
sendirinya dan kasih mengalir memenuhi kehidupan sekitar.
Kita harus memiliki keyakinanan kalau Allah menciptakan kita adalah untuk merasakan
manisnya kasih dan menularkan manisnya kasih itu pada orang sekitar terutama yang
lebih membutuhkan.
Jangan pernah lupa bahwa tujuan hidup kita hayalah satu yaitu menjadi artar dari
kasih itu karena dengan hal itu kita dapat merasakan arti dari surga secara nyata.
Surga bukan tempat yang jauh disana tetap surga ada di sisi disekitar kita.
Kalau hidup telah menjadi baik dan berhasil menikmati manisnya kasih serta dapat
membagikannya kepada orang lain maka surga sudah tercipta dan kita layak untuk
menikmatinya.
Maka jangan sia-siakan hidup hanya untuk hal yang masih bersifat nafsu duniawi
tetapi beranjaklah pada tataran yang lebih tinggi yaitu cinta akan keberadaan diri
sendiri serta meningkat lagi pada tataran kasih yang mulai melibatkan keberadaan
orang sekitar kita.
Beberapa hari yang lalu ketika saya berdiri di depan rumah, ada seorang anak kecil
yang lewat dan saya tidak mengenal anak itu.
Anak itu berhenti di depan saya dan berkata, "Om minta uang ?".
Saya menjawabnya," tidak punya, mau untuk apa?".
Anak itu tidak menjawab pertanyaan saya tetapi terus berlalu tanpa memperhatikan saya.
saya memperhatikan anak itu dan anak itu tidak meminta uang pada setiap orang yang
ia jumpai bahkan setelah tidak mendapatkan uang dari saya anak itu tidka meminta
uang pada orang lain sampai anak itu masuk gang di ujung jalan.
"Mengpa anak itu hanya minta uang pada saya?", pikir saya.
Saya jadi geli melihat anak itu yang dengan sesuka udelnya meninggalkan saya setelah
tidak memperoleh apa yang dikehendakinya tetapi tidak meminta kepada setiap orang
yang dijumpainyua.
Keesokan harinya ketika saya sedang keluar rumah, Lha saya ketemu lagi dengan anak
itu diperempatan jalan dan anak itu kembali mendekati saya dan berkata," Om minta
uang, masak kemarin tidak punya hari ini tidak punya lagi".
"Wah, anak ini masih mengenal saya", pikir saya.
Saya tanya," minta uang berapa ?.
"Seribu atau lima ratus aja", sambut anak itu.
Lalu saya memberikan uang kepada anak itu seribau rupiah dan setelah menerima anak
itu mengucapkan terima kasih serta langsung lari meninggalkan saya menuju warung.
Saya tidak tahu apa yang dibeli tetapi dari jauh sepertinya membeli es.
Inilah sedikit cerita perjumpaan dengan anak yang saya tidak tahu dari mana dan
setelah perjumpaan itu bebrapa hari saya jalan keluar rumah tidak lagi bertemu
dengan anak ini.
Yang pasti dari pertemuan itu dan dan dari uang seribu rupiah itu kegembiraan telah
terjadi terutama pada diri saya yang masih boleh berbagi walaupun hanya seribu
rupian dan pada anak itu yang boleh merasakan kasih dari uang sebesar seribu rupiah.
Seribu rupiah dapat memberikan kegembiraan apalagi kalau kita boleh berbagi hati
pada kehidupan ini.
Kegembiraan ini juga terjadi pada seorang nenek yang telah selesai dibuatkan rumah
sederhana sebagai progrtam pertama dari "domus karitatis".
Nenek yang dahulu memiliki "gubuk" yang reot dan hampir roboh dengan keadaan yang
sangat memprihatinkan,
Saat ini berkat belas kasih banyak orang telah memiliki rumah sederhana dengan
keadaan yang lebih baik.
Menurut cerita teman yang mengurusi pembangunan rumah nenek itu di Jakakta, nenek
itu masih sering menangis ketika bertemu teman itu dan selalau mengucapkan banyak
terima kasih karena boleh memiliki rumah yang lebih baik.
Memang ada sedikit ketidak nyamanan dari rumah itu karena kamar mandi yang dibuatkan
dengan model kloset jongkok sedangkan nenek itu tiak bisa menggunakan kloset jongkok
dan bisanya dengan kloset duduk.
Tetapi nenek itu tidak mau diganti klosetnya kerena merasa sudah merepotkan dengan
semua yang telah dilakukan dan nenek itu sudah sangat bersyukur dengan rumah itu.
Inilah potrek kepuasan dari seorang yang telah memperoleh arti dari kasih dan cinta
itu.
Walaupun tidak mengalami kesempurnaan tetapi kegembiraan tidak terkurangi karena
merasa cukup dengan apa yang telah diberikan bahkan mensyukuri semua itu sebagai
berkat dari Allah.
Bayangkan kalau ini terjadi dari orang -orang yang tidak bisa bersyukur dan hanya
mementingkan kenikmatan dan kepuasan diri sendiri,
maka tentulah orang itu akan menuntut lebih dengan kloset itu karena merasa tidak
bisa dengan kloset itu.
Tetapi nenek ini mengatakan tidak apa dan akan mencoba memakainya tentulah lama lama
akan terbiasa dan bisa menggunakan kloset itu.
Kebiasaan memang sulit untuk diubah tetapi derngan kemauan pasti bisa diubah dan
bahkan dengan berani mengubah kebiasaan ini nenek ini akan merasakan perubahan
kerena dapat berdiri dengan lebih mudah setelah posisi duduk dibanding posisi
jongkok.
dari kedua peristiwa kecil ini rasa cukup dan Syukur menjadi kunci kegembiraan.
Anak kecil itu hanya butuh uang seribu rumpiah dan tidak meminta lebih, dan nenek
itu hanya butuk penerimaan akan keberadaan kloset duduk itu untuk dapat merasakan
kegembiraan.
kegembiaraan bukan dibangun dari hal-hal yang besar tetapi dari kemampuan membatasi
diri untuks elalu biasa bersyukur dengan apa yang dirasakan cukup dalam hidup ini.
Hidup memang harus diisi dengan berani mengecap manisnya kasih dan membagi manisnya
itu pada orang lain serta mensyukuri akan kebaikan Allah dimana boleh merasakan
manisnya kasih itu dan boleh berbagi manisnya kasih itu.
Disamping terselesainya program pertama "domus karitais" dalam pembangunana rumah
nenek yang stoke itu, kami juga telah menyelesaikan program pembuatan taman bacaan
sederhana di Bali, memang bukunya belum ada tetapi dengan adanya tempat maka semua
pasti akan bisa berjalan dengan baik berkat kebaikan hati Allah.
Semua boleh diselesaikan dengan baik karena ada hati yang mampu mengasihi disana.
Hidup boleh menjadi saluran kasih disamping merasakan sendiri arti kasih.
Anak kecilpun boleh berbahagia karena kasih yang hanya sebesar seribu rumpiah,
Nenek yang stoke ini boleh berbahagia karena kasih yang terwujud dalam rumah sederhana,
dan tentulah Anda semua juga berbahagia dengan kasih yang telah Allah berikan kepada
Anda dalam kehidupan ini.
Nikmati kasih Allah itu dan rasakan masisnya kasih itu dan sebarkan kasih Allah itu
pada orang disekitar Anda.
Dengan hal ini hidup akan menjadi penuh dan berarti.
Kasih itu tidak pernah membeda-bedakan, karena kasih merupakan tataran tertinggi
dari unsur hidup kita.
Allah sendiri adalah kasih maka Allah itu milik "semua" orang.
Tak ada yang boleh mengklaim kalau Allah itu miliknya sendiri dan golongannya.
Sama seperti "kasih" tidak boleh diklaim sebagai miliki sendiri.
Dengan telah merasakan kasih maka hal ini juga dapat disamakan dengan merasakan
kehadiran Allah dalam wujud kasih itu.
Kalau orang sudah sampai pada tataran ini maka hidupnya sungguh terberkati dan tentu
akan dijauhkan dari apa yang disebut kurang.
Orang demikian adalah orang yang mengalami keberuntungan.
Baik keberuntungan dunia dan tentulah juga keberuntungan akherat.
Semoga kita boleh menjadi orang-orang yang demikian dimana kasih menjadi sumber
kebersamanan hidup ini.
Kita berdoa kepada Allah agar kasih ini terus ada dan mengalir dalam diri kita
dan atas nama kasih itu pula kami "domus karitatis" ,mengucapkan banyak terima kasih
kepada Anda semua sebagai sahabat dalam kehidupan ini.
Dengan kebaikan Anda "domus karitasis" boleh mewarnai dunia dengan kasih itu melalui
terselesainya pembangunan rumah nenek kartini di jakarta dan pembangunaan taman
bacaan di Bali.
Semoga kasih menjadi raja dalam hidup kita.
Salam dalam kasih untuk membangun dunia menjadi lebih baik.
petrusp.