Senin, 01 Juni 2009

Misteri Illahi 1.

Hiduplah dalam kejujuran karena bagi yang hidup jujur akan selalu diberikan jalan akan pemenuhan hidupnya secara jujur pula.
Saya yakin mereka yang hidup dalam ketidakjujuran akan selalu mengalami "ketakutan" dalam perjalanan hidupnya baik ketakutan peda dirinya sendiri ataupun pada orang yang telah ditipunya, atau andaikan ia tidak memiliki ketakutan setidaknya Tuhan mengerti ketidakjujurannya dan IA akan memberikan apa yang terbaik dari tidakan ketidakjujuran itu.
Siang ini saya mengalami hal yang luar biasa menjengkelkan tepi juga merupakan arena kerendahan hati dan kerelaan melepas keterikatan akan benda dunia ini.
Sewaktu kami akan pergi dengan teman dan kerena perginya jauh maka diputuskan memakai mobil, lha pas kami mau beli buah dan parkir, mobil kami menyenggol motor yang sedang parkir dipinggir jalan.
Motor itu roboh dan ada sedikit lecet bahkan bisa dibilang sedikit sekali.
Pemilik motor itu "mencak-mencak" dan bos yang punya toko tempat pemilik itu bekerja ikut mencak mencak dengan kata-kata yang membakar untuk menuntut ganti rugi.
Pemilik toko itu memakai kalung berleontinkan salib.
Suasana menjadi tegang dan dalam "mencak-mencaknya" pemilik motor itu mengeluarkan kalimat," motor ini kemarin sudah ditawar Rp 5.5 Juta dan saya minta ditambahi sedikit, sekarang Rp 4 jt saja tidak laku".
Saya spontan mau bilang," Ok, saya bayarin saja Rp4 Jt", tapi gak jadi karena gak mau suasana menjadi panas apalagi uang saja jelas tidak cukup untuk bayar motor dan andaikan cukup besok gak bisa beli obat .
Dalam proses tawar menawar ganti ruu akhirnya disepakati uang ganti rugi lecet cat dimotor itu.
Kejadian ini mengingatkan kejadian beberapa waktu yang lalu yang dialami oleh rekan ayng juga ada dalam mobil ini ketika mobilnya menyenggol mobil zebrra tahun "jebot" yang mengakibatkan lecet dan pemilik mobil dengan mencak-mencak meminta ganti rugi Rp. 1 jt dan akhirnay uang Rp. 1 Jt harus melayang gara-agra nyenggol mobil tua itu.
Anehnya bapak itu adalah aktifis gereja dan ketua lingkuangan dimana mobil itu milik salah satu anggota lingkungan itu.
Kejadian kedua ini terjaid di kota malang jawa timur.
Gila bukan, ketua lingkuang melakukan hal itu dengan anggota lingkuangnya bahkand engan kaliamt," urusan mobil gaka da urusan dengan lingkuang dan pertemanan".
Inilah kehidupan ini, Gila dan menakutkan dimana "kebohongan" dan "ketidakjujuran" serta "penyangkalan" telah meraja ella demi yang namanay rupian.
Pemilik mobil bilang macam-macam mana ia sedang buru-buru mau melatih orgen di gereja dan ia tak bisa diajak damai kecualali dengan uang sebesar sejuta dan mentoknya 750 ribu rupiah.
hebat bukan gereja, sibul salib hanya sebagai sibul dan tidak memiliki makna dalam kebersamaan di dunia ini.
Kejaidan-kejadian ini memang bukan kebetulan saja tetapi merupakan pelajaran untuk semakin berhati-hati dalam kehidupan ini.
Jika kita dianggap salah maka kita akan menjadi makanan empuk mereka yang merasa menang dan dirugikan.
Bentakan, tipuan dan banyak hal dipakai untuk mendapatkan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi walaupun kerusakannya jauh dari uang yang dituntut dan kerusakan sebenarnya juga karena kesalahan dia karena parkir sembarangan dan jalan tidak menjaga jarak.
Namun siapa yang bisa membentak dan merasa menang dengan bukti kerusakan yang akan menjadi juara dalam kancah "pembohongan" hidup demi kepausan ego.
Jadi dalam beberapa hari ini, hidup harus berhubungan dengan orang-orang yang memanfaatkan kesempatan untuk memeras.
Saya sendiri merasa malas menanggapi orang-orang demikian apalagi emreka jelas memakai simbol religius akan kristus dalam dirinya yang nampak dari liontin tetapi hatinya tetap manusia yang serakah bukan seperti hati Yesus yang ada di bandul kalung yang dikenakannya.
Saya sadar, Tuhan tidak buta dan IA tidak tidur jadiIa melihat apa yang terjadi dan dengan hal itu kesabaran kita sedang diujiNya dan jika kita ikut marah maka dunia akan terbakar terutama Yesus yang ada dalam hidup anak-anak yang mengenakan Ia sebagai simbol keyakinan dalam dirinya.
Maka sebagai orang yang merasa "memiliki" Yesus secara nyata, membayar ganti rugi yang dituntut adalah lebih santun daripada melakuakn drama tandingan yang akan memperuncing masalah dan menjadikan "kesedihan" hati Tuhan yang telah diseleweungkan dengan yang namanya rupiah.
Uang memang sulit dicari apalagi dalam keadaan seperti saat ini tapi apakah uang akan menghancurkan keimanan akan Yesus yang selalu dipasang sebagai bandul kalung yang dikenakan setiap hari yang selalu menemani perjalanan hidup pemakainya.
Kita begitu bangga memakai kalung berbandul Salib Kristus yang melambangkan penderitaanNya dikayu salib bahkan menunjukkan bandul kalung itu pada banyak orang dengan menaruh diluar baju atau "membuka kancing baju agar dilihat orang tetapi hati pemakaianya jauh dari sikap asih dan kasih seperti yang diteladankan Kristus.
Kristus hanya sebagai pajangan dan hiasan belaka sehingga Ia tidak mengubah apa-apa dalam kehidupan ini
Inilah yang membuat Yesus semakin menangis dan merasa tidak berharga dalam kancah kehidupan manusia dan berkata," aku senantiasa disalibkan setiap hari oleh mereka yang mengaku mencintaiKu tapi hidupnya jauh dari apa ayng Aku lakukan".
"Aku sudah tidak kuat lagi memanggul salib penderitaan ini yang setiap hari semakin berat karena tingkah mereka yang menamakan diri anak-anakKu".
Apakah kita juga akan bertindak demikian?????
Menyalibkan Yesus setiap hari.
Jawabanya terserah Anda.
Hidup yang telah panas ini jangan dipanasi lagi dengan "kebohongan" dan "ketidakjujuran".
Hidup tidak jujur dengan melakukan banyak kebohongan bahkan dengan kebohongan "religius" seperti mereka yang selalu memakai kalung berbandul salib Yesus namun hidup dan hatinya jauh dari cara hidup Yesus.
Miris bukan dunia saat ini??????????,
Simbol-simbol religius hanya sebatas simbol dan tidak memiliki makna apa-apa lagi.
Bahkan Ia yang adalah gambaran dari cinta tak lagi menjadi teladan cinta bahkan pengesah dari "kejahatan" dan "kebohongan" yang dilakukan pada kehidupan ini.
Sayang seribu sayang.
Maka sebagai pribadi lebih baik "berkorban" dari apa yang dimiliki untuk menghidupkan cinta dalam diri akan penderitaan Kristus.
Apa artinya "uang" jika dibanding kedamiaan dalam hati karena keberanian melepas keterikatan akan uang ini.
Saya yakin jika kita menjadi seperti Dia dengan berani berkorban dan hidup dalam kerendahan hati serta kejujuran maka Dia sendiri yang akan memenuhi hidup kita.
Setelah kejadian itu,
Sore harinya setelah praktek klinik, saya dengan dokter dan seorang teman makan di Ramayana.
Saya sendiri pergi ke kamar mandi dan saya meminta reman untuk membayar dengan memberinya uang satu lembar ratusn ribu.
Setelah selesai dari kamar mandi, saya menerima uang kembalian dan ternyata kembalian uang itu kelebihan.
setelah saya lihat ternyata ada minuman yang belum dihitung karena kesalahan kasir dan saya membayar minuman itu di kasir.
Kasir berterima kasih atas apa yang saya lakukan.
Setelah dihtung-hitung kok uang masih kelebihan eh ternyata sewaktu memberi kembalian kasir salah memberi uang dan sesewaktu saya kembalikan kasirnya malah bengong dan "ngeyel" kalau kembalian sudah cocok.
Saya menjelasak dan mengatakan kalau ia memberi kembalian lebih yang seharusnya............ribu kembaliannya ...........ribu, jadi kelebihan ......ribu.
Kasir malah sibuk menghitung dengan kalkulator akan kembalian itu.
Jelas hitungan tidak salah yang salah adalah jumlah uang kembalian.
Sewaktu makan saya katakan pada rekan-rekan, "hendaklah kita belajar untuk hidup jujur walaupun kita tidak punya uang".
Bayangkan kalau kita yang salah memberi kembalian maka kita akan kena denda untuk mengganti atau malah kena sangsi.
Maka berani hidup jujur adalah sebuah jalan yang akan meberikan kegembiraan dan kemudahan pada orang lain yang telah melakukan kekeliruan.
Jangan memeperparah kekeliruan tetapi jadilah jalan kebenaran dan kebaikan.
Hidup jujur dalam kebenaran, pasti hidup akan diberkati Tuhan dan semua akan menjadi lebih baik dibandingkan kita makan apa yang bukan hak kita untuk dimakan.
Kami masih ngobrol banyak tentang kejujuran itu sambil makan bahkan obrolah itu sampai ada dirumah,
Sewaktu kami ngobrol itu ada sms masuk ke pijetan saya.
Isi sms itu sangat mengejutkan pikiran saya dan saya seolah tidak percaya.
Sms itu berbunyi, "mlm br wis turu? Tadi pak .....tranfer .....Juta. semoga bermanfaat baik. Salam JLU".
Saya membaca sms itu dan langsung menunjukkan pada dokter dan teman saya.
Mereka bilang,"kok bisa, kita baru bicara kejujuran dan jika hidup jujur maka Allah yang akan memenuhi, kok ada yang kasih uang ke mas".
Jawab saya,"percayalah pada Allah. Ia akan memelihara hidup kita jika kita berani jujur pada kehidupan ini terutama jujur padaNya".
"Saya yakin akan hal ini,saya baru mendaptkan motor, rencana kredit tapi malah diberi tanpa bayar dan sekarang ada yang mengirimkan uang, Ini adalah cara kerja Allah bagi mereka yang mau mepercayakan hidup dan jujur padaNya", sambung saya.
Rekan-rekan hanya geleng-geleng kepala akan kejadian ini.
Mujizat Tuhan terjadi bagu yang berani jujur padaNya.
Jika kita berani membuka gengaman tangan dan melepas yang ada dalam genggaman itu maka Allah akan mengisi dengan hal baru yang lebih indah dari apa yang kita miliki.
Jika demikian untuk apa kita terus berpegang pada hal-hal yang menghambat cara kerja Allah ini ????
Tak ada artinya mepersulit hidup dengan kebohongan.
Allah merencanakan hal baik bagi yang mau percaya dan berserah padaNya dengan tidak mengingkariNya dengan kebohongan dan ketidakjujuran.
orang -orang yang mendapatkan uang karena "menipu" seperti yang punya mobil dan motor yang kesenggol itu , Mungkin memperolah apa yang diingikan tapi berbeda dari apa yang diingikan Allah dan ayng akan diberikan padanya.
Allah akan memberikan pada mereka yang mau dengan kerendahan hati menjaga kejujuran dan kedamian dalam hatinya untuk semakin mempererat tali persaudaraan antar sesama dan bukan pada mereka yang hidup dalam ketidakbenaran melalui ketidakjujuran dan kebohongan.
Semoga kita boleh hidup dalam kejujuran dan kerendahan hati akan orang lain sehingga dunia menjadi lebih menggembirakan dan penuh damai.
Salam dalam cinta melakukan kejujuran dalam keseharian.
Jadikan Tuhan sebagai teladan hidup dan bukan hanya simbol mati yang tergantung di leher.
Hidupi Dia dalam keseharian dan bukan memajang dia seharian.
Ia sungguh berat memanggul salib pengkhianatan kita terutama pengkhianatan yang terjadi saat ini oleh mereka yang mengatakan anak-anakNya.
petrusp.